17. Moves

6.5K 1K 326
                                    

"Nana, aku serius!"

Suara pemuda mungil bernama Huang Renjun itu cukup kuat di apartemen milik keluarga Jung. Sudah sangat jelas menunjukkan bahwa pemiliknya merasa kesal dan frustasi.

"Tapi, kau akan pergi selama lima hari, Junnie, lima hari!" Jaemin masih bersikeras. Renjun hanya menghela nafasnya dan kemudian menjatuhkan dirinya yg sedari tadi mondar-mandir di dapur keluarga Jung, duduk di kursi meja makan.

Renjun sebenarnya sedikit merasa iba pada Jaemin. Karena bagaimana pun meraka adalah pasangan dan ia mengerti dan mampu merasakan perasaan khawatir serta ketakutan Jaemin akan berpisah dengan Renjun.

Ah, tidak benar-benar berpisah sebenarnya.

Empat hari dari sekarang Renjun bersama keluarganya akan pergi ke Shanghai. Dimana kerabat Sicheng berada. Akhirnya, setelah sekian lama Sicheng bisa kembali keep in touch bersama kerabatnya dari Cina. Dan bersyukur Yuta mengizinkan mereka untuk mengunjungi kerabat Sicheng tersebut sekaligus mengenalkan Yuta dan juga The Huang siblings kepada kerabat Sicheng. Setidaknya juga memberitahu bahwa selama ini Sicheng hidup dengan bahagia dan tak kekurangan apa pun seperti yg kerabatnya duga.

Dan tentu saja saat Renjun memberitahukan hal ini kepada Jaemin, Jaemin made a fuss. Ia sempat beberapa kali membujuk Renjun untuk tidak ikut karena katanya ("God knows how much I need you by my side,") namun untuk kali ini Renjun tak setuju.

Memang, Hansol sejak awal sudah menjelaskan bahwa manusia serigala biasanya super clingy dan tak pernah jauh-jauh dari pasangannya. Tapi sekarang mau tak mau Jaemin harus bersabar karena Renjun tak mungkin akan tinggal sendirian di Manhattan. Dan lucunya lagi, Jaemin bahkan sempat mengusulkan bahwa ia harus ikut Renjun ke Shanghai—dan Jeno segera memukul kepala Jaemin karena tingkah absurdnya.

"Jaemin-ah, sudahlah tak apa-apa, Renjun hanya pergi lima hari dan bersama keluarganya, kan?" Donghyuck yg sedari tadi mengunyah kue coklat buatan Doyoung bersama Jeno akhirnya menyahut. Jaemin tidak merespon dan mengerucutkan bibirnya.

"Wah, merajuk," desah Jeno lalu menggelengkan kepalanya. "Axel Jung, kau sudah berjanji padaku untuk lebih dewasa dari ini," tambah Jeno. Kedua mata sabitnya menatap Jaemin tajam. Namun Jaemin justru menggeram dan kedua bolamatanya berkilat keemasan.

"Coba saja kau berada di posisiku, Alex," Jaemin menekan kata 'Alex' lalu beranjak dari dapur dan membanting pintu kamarnya.

Jeno membenturkan kepalanya ke meja, lalu menatap Renjun maaf. "Tolong maafkan Jaemin," gumamnya. Renjun tersenyum dan menggeleng. "Tak apa-apa. Sebenarnya aku juga cukup khawatir."

"Kau temui Jaemin sana. Sebentar lagi Hansol dan Jungwoo kembali dan kita harus siap berangkat," Donghyuck mengedikkan dagunya menyuruh Renjun pergi. Renjun mengangguk singkat lalu pergi keluar dapur.

"Apa memang se-clingy itu?" Donghyuck memecahkan keheningan diantara dirinya dan Jeno selama beberapa saat. Jeno tersenyum masam. "Yah, sebenarnya Jaemin dari sananya memang sudah clingy dan ditambah sekarang, jadi..."

"Ah..." respon Donghyuck lalu ia mengangguk mengerti. "Bagaimana denganmu?"

"Hm?"

"Kau," ujar Donghyuck, ia kemudian sepenuhnya menatap Jeno. "Apa kau juga tipe clingy? Yah, kau juga serigala, tapi bisa saja kau tidak clingy," senyum seringai terukir di bibir Donghyuck.

Jeno terkekeh. "Entahlah. Aku tidak tahu apakah aku clingy atau tidak. Kita jelas tak bisa menilai diri sendiri, kan? Bagaimana menurutmu? Apakah aku clingy?"

Donghyuck menggumam 'hmm' pelan.  "Aku bukan pasanganmu jadi aku tak tahu," Donghyuck mengangkat bahunya singkat. Jeno menaikkan sebelah alisnya.

CANINESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang