30. Awakening

5K 858 322
                                    

Noted; sorry, hahahaha. Kemarin gak sengaja kepencet padahal belum selesai. Maaf ya yg kemarin ngirain aku update haha. Anyway, enjoy~

••••

Park Jisung sejak awal sudah merasa aneh. Ia tahu, sejak ia di lahirkan kembali menjadi sesosok newborn Beta, ia tahu bahwa ia tak akan bisa lagi mengabaikan instuisinya.

Dari sejak ia selesai menelan sarapannya yg di sediakan oleh Doyoung, ia memiliki suatu perasaan kecil yg mendalami di dasar tubuhnya. Entahlah, ia tak tahu itu. Tapi Jisung jelas familiar. Karena perasaan itu membawa dirinya menjadi tidak nyaman dan gelisah sepanjang waktu berjalan.

Ia sempat ingin membicarakan ini pada Jeno yg notabene adalah Alpha-nya, namun melihat Jeno yg baru saja keluar dari kamar Jaemin dengan wajah nampak seperti hati yg telah robek membuat Jisung tak tega untuk menambah beban Alpha yg sudah ia anggap kakak kandungnya sendiri tersebut.

Mereka semua tahu, seisi rumah tahu, bahwa hingga saat ini, bahkan kakak tingkat Jisung yg berada di tahun terakhir—seangkatan dengan Mark, Xuxi, dan Guanheng—yg bernama Xiao Dejun, yg merupakan kerabat Huang Siblings juga nampaknya mafhum akan situasi yg terjadi. Ia cerdas, tentu ia mampu menangkap aura yg suram di sekitarnya.

Dan Jisung memutuskan bahwa Xiao Dejun, bersama Chenle dan juga Yangyang, adalah malaikat-malaikat yg dikirim untuk setidaknya menenangkan mereka semua. Atau dalam opini pribadi Jisung.

Karena di sekolah, entah Dejun sengaja atau tidak, ia kerap membuat Mark sibuk, dengan memberinya banyak tugas terakhir sebelum mereka melepas jabatan, dan terus mengganggu Mark seolah ia tidak membiarkan Mark sendirian hingga mampu untuk membuat Mark melamun.

Belum lagi Yangyang. Jisung awalnya merasa bahwa Chenle dan Yangyang adalah sifat yg berbanding terbalik, terlepas mereka adalah dua bersaudara. Namun nyatanya, mereka berdua sangatlah mirip dalam berbagai aspek. Sebagai contoh; menebar aura riang di sekitarnya. Tapi dalam sisi Donghyuck; mereka berdua menyebalkan.

Jisung, yg memang selalu lebih peka dan lebih sensitif terhadap sekitarnya bahkan sebelum ia berubah menjadi Beta, tahu bahwa Chenle dan Yangyang hanya mencoba untuk membuat aura keruh di antara mereka memudar. Mengembalikan mereka pada yg biasanya. Pun dulu Jisung belum berkenalan dengan Yangyang.

Jisung fikir, mereka tahu. Terhadap apa yg sedang terjadi di sekitar mereka. Namun setelah Jisung memperhatikan dan mengawasi selama beberapa saat, akhirnya Jisung mendapatkan konklusi bahwa mereka bukan tahu. Melainkan peka.

Dan Jisung benar-benar bersyukur terhadap ketiga manusia tersebut. Mereka setidaknya mampu mengalihkan fikiran mereka sejenak.

Kembali kepada instuisi Jisung di awal. Jisung mencoba untuk menekan perasaan tak nyaman tersebut dan mencoba untuk berfikir bahwa kemungkinan perasaan itu hanyalah paranoid semata.

Bahwa ia menjadi lebih waspada akan sekitar, karena dua dari seluruh anggota pack mereka sudah dalam ambang bahaya. Ia terus meyakinkan dirinya bahwa serigalanya hanya mencoba untuk siap jika sesuatu benar-benar akan terjadi. Bukan berarti Jisung ingin sesuatu benar-benar terjadi.

Namun, Jisung tetaplah seorang remaja usia lima belas tahun yg masih butuh bimbingan. Sepanjang ia sarapan, ia tak mampu fokus karena ia takut terhadap apa-apa yg bisa ia spekulasikan. Jadi ia memutuskan membicarakan hal ini kepada orang yg mungkin memiliki jawaban, atau setidaknya solusi. Yaitu Doyoung; sosok figur orang tua bagi Jisung dalam beberapa hari terakhir.

Remaja bersurai biru cerah itu mengikuti Doyoung yg ingin mencuci piring dalam hening. Lalu, masih tanpa mengatakan sepatah kata pun, Jisung mengambil satu persatu piring dan gelas yg berada di rendaman wastafel, membilasnya, lalu mengeringkannya.

CANINESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang