29. Drowning

5.1K 861 399
                                    

Noted; hai lagi~ aku dari tadi ga bisa berhenti ngakak bacain komentar kalian. Beneran kocak banget deh kalian yg komentar soal naruto dan kyuubi, beneran bikin semangat bangkit. Buat yg lain juga makasih banyak udah vote dan komen opini kalian, seru baca spekulasi dari kalian. Tetap semangat! Enjoy~

••••

"We'll find a way, Jaemin-ah, please wait for us."

Jeno menggenggam erat tangan bersuhu rendah milik adiknya yg terkulai lemas. Jaemin sudah tak sadarkan diri selama beberapa jam, karena Hansol dan Jungwoo berhasil meracik sebuah ramuan untuk membuat Jaemin berhenti merintih dan terus mengerang. Meski pun tubuhnya akan terus bergetar dan suhunya yg semakin menurun, setidaknya Jeno bersyukur bahwa adiknya itu beristirahat dari semua rasa sakit yg menimpanya.

Sungguh, jika ia bisa, ia ingin menyerap semua rasa sakit yg dirasakan oleh Jaemin. Donghyuck sudah mencoba untuk menyerap, namun efek yg diberikan justru berakibat pada keduanya. Donghyuck sampai berteriak melengking saat ia merasakan tubuhnya bagai tercabik-cabik menjadi seribu bagian, namun rasa sakit di sekujur tubuh Jaemin malah tidak berkurang.

Donghyuck menangis tersedu karena ia mampu merasakan emosi dan keputus-asaan Jaemin di dalam lubuk hatinya. Rasa sedih dan rindu yg teramat banyak. Namun ia tak mampu menggapai sisi seberang pemilik hatinya. Hatinya terasa sakit dan jantungnya seolah di hujam dengan belati berkali-kali tanpa ampun.

Donghyuck tak bisa menahan raungan di dadanya saat ia mampu mendengar suara fikiran Jaemin yg terus memanggil-manggil Renjun tanpa sadar. Donghyuck tidak bisa menghentikan tangisnya. Separah itulah kondisi Jaemin. Bagai tubuhnya perlahan terkikis menjadi debu sedikit demi sedikit.

Sungguh, Donghyuck tak bisa menghentikan tangisnya.

Jisung menemani Donghyuck yg tersedu sedan, dan merasakan bagaimana Donghyuck tak akan pernah membiarkan hal ini terjadi pada siapa pun lagi di pack mereka. Karena cukup hal ini terjadi sekali, ia tak sanggup membayangkan anggota lain tersiksa batin.

Donghyuck masih tak mampu menghentikan tangisnya sampai Taeyong harus kembali ke apartemen Jung dan merengkuh putra bungsunya. Mark meminta ayahnya itu untuk melihat keadaan Donghyuck karena tentu ia khawatir pada adiknya tersebut.

Taeyong harus merangkulnya dengan lembut dan mencoba untuk menenangkan putranya tersebut. Donghyuck memang terlihat kuat, namun sebenarnya ia adalah yg paling sensitif diantara teman-temannya yg lain, dan Taeyong tahu benar soal itu.

Taeyong membiarkan Donghyuck menangis hingga ia puas. Ia tahu Donghyuck butuh mengeluarkan segalanya, termasuk perasaannya sendiri. Donghyuck mencengkeram erat lengan ayahnya dan sesegukan, meracau bahwa ia merindukan Renjun, juga merindukan Jaemin, ia tak ingin melihat bentuk kurva yg melengkung ke bawah pada wajah Jisung. Lalu ia mengatakan bahwa ia ingin melihat Jeno kembali tersenyum.

"Appa, what should I do? They're hurting."

Donghyuck mengatakannya di sela sela segukannya pada pelukan Taeyong. Taeyong hanya mengusap punggungnya dan berbisik menyemangati. "You did great, honey. You already did enough," dan kemudian Taeyong melihat bahwa putra bungsunya sudah tertidur.

Taeyong dan Johnny membiarkan putra bungsu mereka menginap di apartemen The Jung's, bagaimana pun mereka tahu bahwa Donghyuck akan lebih merasa nyaman dan aman berdekatan dengan anggota kelompoknya. Pun mereka tak terlalu mengerti apa yg dirasakan sebenarnya.

Mereka juga bersekolah seperti biasa, kecuali Xuxi, Guanheng, dan Renjun. Para orang dewasa sepakat bahwa mereka membiarkan sekolah anak mereka berprasangka bahwa Huang siblings tetap berangkat ke Shanghai. Dan Jaemin. Doyoung mendapatkan surat izin dari dokter spesialis dari rumah sakit tempat ia bekerja, agar Jaemin juga mendapat izin dari sekolah, dengan alasan ia sakit.

CANINESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang