10.5. The Lee's

7.5K 1K 129
                                    

This is bonus story; and yes, itu terinspirasi dari fanart yg dikirim sama lee_hani2107 (again), lol.

••••

Pagi itu rumah keluarga Lee di hebohkan dengan dua anak laki-laki mereka yg masih berusia lima tahun dan enam tahun merengek kepada sang ayah—Johnny Seo.

"Honey, kumohon bantu aku," Johnny memohon dengan memasang wajah memelas pada suaminya—Lee Taeyong—yg sedang memasak sarapan pagi dengan diiringi latar belakang suara Mark dan Peter—Donghyuck—yg berceloteh riang tanpa henti dan bersahut-sahutan.

"Itu adalah kesalahanmu sendiri, Johnny," Taeyong menyahuti tanpa menoleh dari kegiatannya yg mengaduk sup jagung kesukaan kedua putranya dan mencicipinya. Saat indera pengecapnya menyentuh cairan sup dan merasa puas, ia mematikan kompor.

Johnny tahu benar, semua rengekan dan permohonan yg terjadi adalah kesalahan dirinya sendiri. Ia tahu bahwa ia menggali lubang kuburnya sendiri jika ia menolak, terlebih kedua putranya itu super hiperaktif—apalagi Peter.

Semalam sebenarnya tak ada yg aneh dari Seo's Household—atau Lee's—keluarga kecil tersebut melakukan rutinitas yg biasa mereka lakukan seminggu sekali tiap malam sabtu yaitu; menonton film bersama. Dan semalam rumah mereka bertambah ramai karena The Huang siblings—Xuxi, Guanheng dan Renjun—juga menghabiskan malam mereka di The Lee's, karena restoran Sicheng sangat ramai hingga Yuta harus turun tangan untuk memberi bala bantuan hingga ketiga putra mereka terpaksa dititipkan kepada keluarga Lee.

Tentu saja hal itu bukanlah suatu yg buruk. Malah hal tersebut adalah hal yg selalu mereka inginkan sejak kelima bocah tersebut menjalin persahabatan; ditambah Xiaojun, Yangyang dan Chenle.

Singkatnya, semalam mereka memilih untuk menonton film yg dipilih oleh Johnny, yaitu film Bruce Lee; Return of The Dragon, film yg dirilis pada tahun 1972. Johnny sendiri menonton film tersebut saat ia masih remaja karena tanpa sengaja melihat koleksi film milik ayahnya, dan kemarin ia befikir mungkin kedua putranya akan senang dengan film tersebut karena Mark dan Peter memang menyukai film bergenre superheroes—tipikal bocah lelaki pada umumnya—seperti Power Rangers, dan Ultraman.

Dan ternyata dugaannya benar.

Kedua putranya terlampau suka hingga tak berhenti berceloteh riang sepanjang film dan berjingkrakan di depan televisi layar datar super besar, antusias mengikuti gerakan Bruce Lee—membuat Taeyong harus beberapa kali menegur karena Renjun yg mungil tidak kelihatan dan menggerutu.

Namun semuanya menjadi bumerang bagi Johnny setelah semuanya selesai.

Saat Yuta dan Sicheng menjemput ketiga putra mereka—dan Renjun yg sudah tertidur lelap dalam pelukan Taeyong—Peter seperti biasa akan menceritakan semua yg terjadi pada film kepada Yuta dan Sicheng. Peter memang memiliki kebiasaan dia akan menceritakan semua yg menurutnya menarik terhadap orang dewasa dan mempraktekkannya. Dan itu, mendapat respon usakan rambut dari Yuta dan fist bump.

"Aku sangat menyukai Bruce Lee, oji-chan!" seru Peter masih bersemangat. Yuta terkekeh dan menepuk kepala mungilnya. "Of course you would, Hyuck-chan."

Dan saat itu Johnny mendapat ide cemerlang—sekali lagi, yg menjadi bumerang padanya. "Yuta, teman kuliahmu yg memiliki dojo karate, siapa namanya?" tanya Johnny tiba-tiba.

"Oh, Yuto? Adachi Yuto? Ah, dia juniorku sih," sahut Yuta. Johnny mengangguk. "Ya, ya, itu dia. Dia punya dojo, kan? Yg waktu itu kau pernah promosikan di kantor?" Johnny memastikan. Yuta mengangguk. "Ya, dia punya dojo di pinggir kota, ada apa?"

CANINESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang