9. A Bond

8.7K 1.1K 342
                                    

"Katakan kalau aku bermimpi."

Jeno terkekeh. Ia menatap Donghyuck yg melotot horor dan kemudian beralih pada Renjun yg hanya bungkam. Jaemin sendiri tak mengatakan apa pun dan hanya menatap ke dua pemuda yg sudah hampir dua puluh menit terbangun dari tidur mereka.

"Terserah jika kau ingin menganggap ini mimpi. Tapi faktanya lihat lukamu," Hansol menjawab Donghyuck.

Jaemin dan Jeno mendengar Donghyuck yg menelan ludahnya. Lalu Donghyuck menatap kepada si kembar Jung dan kembali kepada Hansol.

"Dan mereka benar-benar... m-manusia serigala...?"

As on cue, kedua mata si kembar Jung berubah berkilat keemasan. Membuat Donghyuck terkesiap, dan Renjun membulatkan matanya.

Oke.

Holy fucking shit.

"Mereka adalah beta dengan alpha yg belum diketahui siapa. Jadi, dengan bantuan kalian, kemungkinan hubungan alpha dan mereka berdua bisa terputus. Kalian bersedia menjadi omega mereka, bukan?" Hansol agak memaksa, sebenarnya.

Renjun dan Donghyuck berpandangan.

"Tapi dengan menggigit kami? Apa kalian yakin itu tidak berefek pada kami selanjutnya?" Renjun yg bersuara kali ini.

Hansol menggeleng. "Aku sudah bilang, beta tak memiliki kemampuan untuk merubah seseorang. Kalian hanya akan berbagi telepati dan emosi nantinya." Mereka berdua terdiam.

"Bagian dimana yg akan digigit?" tanya Donghyuck.

"Dimana saja asal tepat pada nadi agar mereka bisa menyalurkan bakteri fast-healing ke seluruh tubuh kalian," jawab Hansol. Renjun dan Donghyuck mengerutkan hidung bersamaan.

"Oke, itu menjijikkan," tukas Donghyuck. Hansol tertawa pelan. "Jika kalian pernah menonton film vampir, ya kira-kira semacam itu," tambahnya.

"Disini?!" tunjuk Renjun pada lehernya.

"Bisa, tapi jika kalian tidak nyaman, bisa disini," Hansol menunjuk pada pergelangan tangannya. Ia melanjutkan. "Itu tidak menjadi masalah dimana pun mereka menggigit kalian."

Hening.

"Kurasa tidak apa-apa."

Suara Renjun terdengar memecahkan keheningan setelah beberapa menit. Ia menoleh pada Donghyuck. "Kita hanya berbagi telepati ini dan emosi. Bukan hal-hal semacam indera tajam dan sebagainya seperti mereka. Dan kita tidak berubah menjadi serigala dan semacamnya."

Namun Donghyuck masih meragu. "Aku masih berfikir ini adalah ide yg buruk," jawab Donghyuck.

Renjun menghela nafas. "Hyuck, kita sejak awal sudah berada didalam lingkaran. Cepat atau lambat kita pun akan ikut terseret. Lagipula, kau tidak ingin menoleh mereka? Jika kau tidak mau, tidak masalah. Aku akan menjadi omega dan—"

"Oke, baik, baik, aku ikut!" potong Donghyuck segera.

"Uh, Hyuck, kurasa kau tak perlu memaksakan diri..." gumam Jeno. Namun Donghyuck menggeleng mantap. "Tidak, Jeno. Tidak apa-apa. Renjun benar. Sejak awal aku juga sudah berada di dalam lingkaran ini. Dan jika Renjun memutuskan untuk setuju. Maka aku juga," jawabnya tegas.

Jeno tersenyum dengan mata membentuk sabit. Cukup membuat jantung Donghyuck berdetak 'boom-boom-boom-boom-boom' yg jelas, di dengar oleh semua manusia serigala diruangan. Membuat Jeno melengoskan pandangannya, dan Jaemin yg mengulum senyum.

Ah, jangan lupakan dengan semburat merah di pipi Jeno.

"Terima kasih, kalian berdua," ujar Jaemin. Matanya berkilat jahil dan dibalas dengan seringai oleh Renjun.

CANINESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang