Renjun mengunyah makan siangnya dengan tenang. Ya, karena Donghyuck saat ini sedang sibuk dengan fikirannya sendiri, sehingga dia tidak akan mengganggu Renjun.
Mereka sudah bertemu Yangyang di kelas aljabar setelah geometri, dan Yangyang menjelaskan dengan menggebu-gebu bahwa dia sangat bahagia karena terpilih menjadi salah satu siswa pertukaran pelajar ke Jerman. Bahkan Yangyang sudah mempraktekkan bahasa Jermannya yg sudah sangat fasih.
Tidak, Donghyuck bukan berfikir tentang Yangyang yg akan pergi ke Jerman, heck dia bangga setengah mati pada sahabatnya ini. Namun, Yangyang mengatakan bahwa dia mendengar beberapa guru berdiskusi tentang perjalanan akhir minggu ke Central Park. Mereka akan berkemah disana. Iya, meski pun Central Park itu tepat di jantung kota, namun tetap saja itu adalah hutan. Dan Renjun tahu benar bahwa Donghyuck benci berkemah atau pun hutan-pokoknya yg berhubungan dengan alam bebas.
Semuanya karena pengalaman buruk mereka—Donghyuck—saat mereka kelas lima dan sekolah mereka mengadakan kemah kecil-kecilan sebelum kelulusan.
Awalnya, Donghyuck sama seperti anak-anak lain. Sangat bersemangat dan tidak sabar untuk berkemah, terlebih dia akan berbagi tenda bersama sahabatnya. Mungkin itu pelajaran untuk Donghyuck atau kesialan—tidak ada yg tahu. Yg pasti, sejak awal Donghyuck meminta izin kepada Johnny untuk pergi berkemah, Johnny mengatakan akan memberi izin jika Donghyuck berjanji akan memangkas rambutnya. Karena God knows saat itu rambut Donghyuck sudah panjang seleher, melebihi rambut Renjun.
Tapi, Donghyuck menolak dengan mengatakan bahwa ia terlihat keren berambut panjang. Rambut Donghyuck bahkan bisa dikuncir—dan Renjun dengan senang hati mengikat rambut Donghyuck sesuka hatinya.
Dan saat itulah kesialan terbesar menimpa Donghyuck. Mereka semua saat itu sedang mengumpulkan kayu bakar untuk membuat api unggun. Donghyuck; yg memang naturalnya jahil, melihat sarang burung dara di ranting pohon, dan Donghyuck menggangu dengan melempar kerikil kecil. Renjun dan Yangyang sudah memperingatkannya, bahwa si induk burung kemungkinan akan marah dan mematuknya, namun Donghyuck tetaplah Donghyuck.
Donghyuck tetap melempari sarang burung tersebut hingga si induk burung keluar dan terbang menukik ingin menyerang Donghyuck. Alih-alih mematuk, burung tersebut malah menjatuhi kepala Donghyuck dengan kotoran—kotoran burung. Donghyuck menjerit dan berlari mencari Mrs. Hammington, untuk membersihkan rambutnya dari kotoran burung. Namun sayangnya, danau saat itu penuh lumut dan telur katak hingga mereka tidak bisa menggunakan airnya untuk membersihkan rambut Donghyuck. Jadilah akhirnya mereka memotongnya.
Uh, mereka memotong bagian yg terkena kotoran burung, dalam artian pendek sebelah. Sejak saat itu Donghyuck trauma untuk berkemah atau melakukan apa pun di alam liar.
Renjun mengulum senyum mengingat kejadian itu dan Donghyuck memicing nenatap Renjun.
"Stop it," gumam Donghyuck masih memicing. Renjun menoleh menatap Donghyuck. "What?" Renjun mengerjap polos.
"Don't," gumam Donghyuck di sela-sela giginya.
"What are you talking about?" Renjun memiringkan kepalanya menggemaskan, dibuat sepolos mungkin. Jika Donghyuck tidak dalam mood yg jelek, sudah pasti Donghyuck akan menarik pipi Renjun atau mencium pipinya dan berseru 'kiyowooo' dalam bahasa korea. Sayangnya Donghyuck sedang kesal.
"Aku tahu kau memikirkan kejadian itu lagi, kan? Kejadian kita berkemah saat kelas lima." Donghyuck mengerucutkan bibirnya. Renjun lalu tersenyum geli. "Memangnya kenapa? Itu kan sudah terjadi beberapa tahun lalu. Kau seharusnya sudah move on," Renjun kembali menyuap saladnya.
"Tepat sekali! Karena kejadian itulah aku menjadi trauma, Renjun. Kejadian memalukan yg dilihat semua orang, bahkan Jeno," Donghyuck membisikkan bahasa korea di akhir kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANINES
FanfictionTeen Wolf AU. Or not really. -JAEMREN -NOHYUCK Update tiap......kapan ya👀