"Seperti apa ayahmu? Atau kau membiarkan aku melihatnya melalui dirimu?"
~Mr.Jae
.
.
.
.
.Leo mengerjapkan matanya, yang pertama kali ia lihat adalah atap yang dipenuhi sarang laba-laba juga debu beterbangan yang terlihat jelas ketika cahaya matahari masuk melalui celah-celah ventilasi.
Ia masih berbaring di lantai gudang namun ada sesuatu yang baru ia sadari. Dengan gerakan hati-hati Leo mencoba menegakan tubuhnya menjadi posisi duduk.
Ia meringis kala nyeri disekujur tubuhnya menyerangnya secara bersamaan.
Ia meneliti tubuhnya sendiri. Luka disekujur tubuh Leo sudah diobati dan perban melilit dibeberapa lukanya yang parah.
Beberapa luka bahkan tampak dijait. Seperti dibetis dan dilengan kanannya. Aneh, luka ukiran itu justru hanya diperban.
Yah, karyanya.
Ia juga tidak mengenakan baju sekarang. Entah kemana hilangnya kaos hitam berdebunya. Tapi disebelah tempat ia duduk ada hoodie hitam lengan panjang yang dilipat rapi. Juga obat pereda nyeri yang diletakan diatasnya.
Ia tau pasti siapa yang mengobati juga memberinya pakaian dan obat. Tidak lain dan tidak bukan Noah orangnya.
Tampak dari caranya mengobati sangat terlihat jika Noah memang berbakat di bidang Kedokteran.
.
Leo melangkah cepat walau sedikit tertatih. Ia harus memaksa tubuhnya sendiri. Tidak peduli semakin banyak ia bergerak rasa sakit dan nyeri semakin menggerogoti tubuhnya.
Lukanya jelas tertutupi. Wajahnya yang lebam bahkan tersamarkan oleh cindung hoodie yang ia kenakan.
Pikirannya kalut, untuk sesaat otaknya seperti berhenti berfikir. Hanya ada emosi yang menguasai dirinya. Napasnya menderu kencang sampai tidak sadar ia berhenti dikoridor sepi dan berteriak kencang.
"Aaarrgghh!! BERENGSEK!!" Leo memukul tembok disampingnya dengan kencang hingga melukai tangannya sendiri.
Seseorang terkekeh, "Kau tampak berantakan."
Reflek Leo menoleh kearahnya. Seseorang dengan tubuh kekar dan paras rupawan berdiri tak jauh darinya, menatap Leo datar tak singkron dengan tawa kekehannya.
Leo mendengus kasar, "Bukan urusanmu."
"Kau membunuh lagi?" Ucapnya melihat bercak darah yang sudah mengering ditangan Leo. Walau samar terlihat tapi tidak samar untuk orang sepertinya. Itu justru nampak sangat jelas.
Leo melangkah mendekat dan berdiri tepat dihadapan pria itu.
"Sudah kubilang bukan urusanmu, Jack."
Jack tersenyum sinis menatap Leo dengan ekspresi datarnya. Leo membalas dengan tatapan sama.
"Ow hey! Apa ini acara reuni?" Noah tersenyum lebar dihadapan mereka setelah tadi berlari dari kejauhan entah dari mana.
Leo tergelak melihat pelaku yang menyiksa dirinya menampakan diri dihadapannya dengan ekspresi seperti tidak pernah terjadi apapun diantara mereka.
Leo beralih menatap Noah tajam yang dibalas tatapan penuh tanya dari Noah, seperti mengatakan, 'Apa yang salah?'
Tapi tanpa merespon atau minimal memaki Noah, Leo memutuskan untuk pergi dari sana. Jika saja Jack sedang tidak bersama mereka. Mungkin akan ada duel part 2 diantara Leo dan Noah. Leo tidak peduli jika tubuhnya belum pulih. Ia akan memaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MURDER || NCT ✔
Action[Completed] "Hanya menunggu waktu, pembalasan akan datang." Ini bukan kisah romansa para Mafia. Ini tentang kesetiaan, penghianatan dan makna keluarga dari setiap sudut pandang. -Mengandung kekerasan, gore, pembunuhan. Tidak disarankan bagi pembac...