"Hari ini aku meminta maaf karena mejamu. Siapa yang tahu, jika esok aku akan meminta maaf karena kematianmu."
~Kalian pasti bosan tapi ini kalimat dariku lagi. Noah dengan senyum khas, katanya.
.
.
.
.
."Waktuku tidak banyak. Berhenti bermain-main dan jawab pertanyaanku!" Desak Leo untuk yang kesekian kalinya. Sedari tadi Noah hanya menatapnya datar tanpa ada ekspresi. Benar-benar menyebalkan luar dalam.
Noah memainkan kursi yang ia duduki. Kursi kebesaran Ran yang empuk. Ia sesekali memutar kursi, bertingkah layaknya anak-anak dengan mainan barunya.
"Aku juga tidak tau mengapa aku mengatakan hal itu padamu." Jawabnya dengan wajah bingung.
Noah memegangi kepalanya, "Itu pasti jiwaku yang lain."
Jiwa yang lain? Jawaban macam apa itu. Leo tidak habis pikir apakah pria didepannya ini selalu melontarkan candaan disaat yang serius seperti sekarang?
"Berhenti membuat lelucon."
Noah sedikit memiringkan kepalanya kekanan dengan dahi yang mengerut.
"Aku bahkan sedang sangat-sangat serius, Nerd."
"Saya pikir definisi serius kita berbeda, Dokter."
Leo menatap tajam, ia tidak tahan untuk melayangkan pisau miliknya ke wajah paling menjengkelkan pria dihadapannya. Andai dia tidak ingat jika ia masih memiliki banyak luka yang berasal dari pria ramah yang bisa berubah menjadi beringas ini.
"Seharusnya kau bisa memahami ucapanku. Banyak yang mengatakan jika Leo adalah MAHASISWA PSIKOLOGI PALING JENIUS!" Ucap Noah dengan menekankan empat kata terakhir dengan sengaja. Noah bahkan merentangkan tangannya, masih dengan posisi duduk dan memutar kursinya 360°.
"C'mon, Dude. Gunakan otakmu yang brilian itu." Noah menunjuk pelipisnya sendiri.
"Sialan," gumam Leo. Tangannya mengepal kuat diatas meja. Noah yang menyadari itu hanya tersenyum kecil.
"Biar aku jelaskan."
Noah beranjak dari kursinya. Menyenderkan tubuh nya di pinggiran meja yang hanya sebatas pinggang. Menatap Leo yang masih terlihat punya dendam padanya.
"Kita sama, Leo."
"S. A. M. A." Noah sengaja mengejanya dengan intonasi tegas.
"Biar aku perjelas sekali lagi, Nerd."
Noah maju selangkah dan mencondongkan tubuhnya lebih dekat dengan Leo. Berbisik tepat didepan wajah pria yang terlihat lugu itu.
"Kita sama-sama gila. Kita psikopat, kau dan aku."
Leo menatap datar, ia tidak tergelak sama sekali oleh ucapan Noah. Leo mengakuinya.
Noah kembali menegakkan tubuhnya, "Tapi jika boleh jujur, sepertinya aku se...dikit lebih gila. I think."
Leo tersenyum miring, "Are you ready for a second round?"
![](https://img.wattpad.com/cover/226013011-288-k489123.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MURDER || NCT ✔
Acción[Completed] "Hanya menunggu waktu, pembalasan akan datang." Ini bukan kisah romansa para Mafia. Ini tentang kesetiaan, penghianatan dan makna keluarga dari setiap sudut pandang. -Mengandung kekerasan, gore, pembunuhan. Tidak disarankan bagi pembac...