39.MURDER.

76 12 0
                                    

................
.......
..
.


Jantung Noah berdegub kencang. Entah sudah berapa kali ia menghela napas panjang. Noah jelas gugup, bahkan takut. Tapi itu tak menghalangi ia untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi nanti.

Noah mencengkram pisaunya, ia telah siap.

"Tuan."

Noah menoleh, memasang wajah masam. "Kau terlambat."

Ten, mata-mata yang disewa Noah itu menunduk. Satu tahun terakhir Ten menjadi anggota Keluarga Paul demi menjalankan tugasnya sebagai mata-mata suruhan Noah.

"Maafkan saya, Tuan. Salah satu dari mereka mencurigai saya..."

Noah menggeram, "Bodoh! Bagaimana bisa..."

"Ck, lupakan. Apa kau bawa apa yang kuminta?"

Ten merogoh saku celananya. Sebuah kartu VIP anggota Keluarga Paul, kartu yang bisa mengakses kedalam ruangan sang Master. Ia serahkan pada sang tuan.

Hanya orang penting dan kepercayaannya saja yang memilikinya. Terhitung ada 7 kartu.

Dan Ten harus mencuri kartu tersebut dari salah satu anggota penting Keluarga Paul.

"Apakah Leo sudah datang?"

Ten menelan ludah, "Belum, Tuan."

Noah menggeram marah. Leo mungkin terlalu pengecut untuk menghadapi ayahnya. Terserah, ia akan bekerja sendiri.

"Tugasmu selesai, kau bisa pergi."

*****

"Sudah kubilang, kau bukan tandinganku."

Master Cheng meludah mendengar ucapan Master Paul. Kembarannya itu masih sama. Selalu bersikap sombong.

"Kau masih kekanak-kanakan. Kapan kau berubah dewasa, Jeff? Berhentilah bertingkah curang."

Master Paul tertawa keras, "Itu bukan curang, itu taktik. Kau mau kuajari?"

Master Paul tertawa lagi, "Ah iya! Aku lupa. Kau payah karena kau memang lemah, si Cheng itu bahkan lebih payah darimu."

"Berhenti menghina Ayah, Jeff!"

"Ya ya ya, anak brillian Ayah."

Master Paul melambaikan tangannya. Master Cheng menatap tajam. Sikap pria dihadapannya ini membuatnya muak, jujur saja.

"Kau akan mendapat balasan, Jeff. Kau akan mendapatkannya..."

"Aww pasti itu sakit, mau kuobati?"

Master Cheng mendecih, kemudian meringis kesakitan. Tubuhnya semakin lemah, ia kekurangan darah. Telapak tangannya berusaha menutupi luka diperutnya. Master Paul menusuknya saat ia baru masuk keruangan pria itu. Bersembunyi tepat disamping pintu. Master Paul jelas sudah bersiap menunggunya.

Master Cheng menodongkan pisau pada Master Paul. Yang ditodong berdiri tenang, justru tersenyum remeh. Seakan yakin jika kembarannya itu tak mampu menembaknya.

MURDER || NCT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang