29.Fullsun Club

86 12 0
                                    

Jangan lupa vote sebelum atau sesudah membaca. Terima kasih.

.............................................

"Dunia tidak sempit, yang sempit itu pemikiran kalian."

~Richi.

.............................................

Richi menatap tajam pria yang duduk bersender persis diseberangnya. Lengannya terlipat didepan dada, dan bibirnya menunjukan senyum miring yang samar dilihat.

"Jadi kalian orangnya?" Richi tertawa remeh.

"Kupikir akan ada pria dewasa dengan penampilan lebih baik dari ini. Kalian berdua, aku pernah melihat kalian di kampus, kakak tingkatku bukan?" Richi menunjuk Noah dan Jack lewat pandangan matanya.

Haxel menggeleng pelan sembari menghela napas pelan. Ia sudah memperingatkan Richi untuk berhenti mengejek anggota Keluarga Cheng. Tapi pemuda itu justru semakin menjadi.

Pada kenyataannya sikap sombong Richi lebih dominan dari pada sikap takutnya karena ikut campur dalam masalah serius seperti ini.

Richi terus-terusan mengejek mereka seakan-akan lupa jika mereka anggota Mafia. Hanya karena mereka satu Universitas dengan Richi dan dimatanya mereka terlihat tidak menyeramkan, bukan berarti si 'young&rich' itu bisa seenaknya bertingkah.

Noah, Jack dan Daren hanya diam, terlihat seperti sedang mendengarkan dosen yang menjelaskan materi.

Fokus dan serius.

Tapi tidak lama karena setelahnya, Noah menyela ucapan Richi.

"Can you shut your fucking mouth, Kid?"

Richi menghirup napas dalam, rahangnya mengeras. Sudah jelas jika ia tidak suka diperintah dan apa panggilnya tadi? Kid? Dia bukan anak-anak!

Richi hendak berdiri namun bahunya dengan cepat ditahan oleh Haxel. Ia hanya mampu mendengus kesal dan menatap Noah dengan wajah jengkel.

Noah tertawa miring, mudah sekali menyulut emosi pemuda sombong didepannya.

"Kau terlalu emosional, ucapanmu tadi sama sekali tidak membuat kami merasa terintimidasi. Kau hanya pemuda payah, kelebihanmu hanya pada uangmu."

Noah menyengir lebar kemudian membenarkan posisinya yang condong kedepan dengan lengan yang bertumpu pada pahanya. Menatap Richi dengan intens.

Richi mendengus kasar, "Diamlah, mulutmu bau sampah!"

"Anda seharusnya tidak membawa teman anda untuk mencampuri urusan kita, Tuan. Saya pikir anda tau apa konsekuensinya." Daren menatap tajam kearah Haxel.

Haxel membuang napas lelah, tangannya terangkat untuk mengusir beberapa helai rambutnya yang menusuk mata.

"Saya tidak punya pilihan lain. Saya yakin dia bisa menjaga rahasia dan..."

Haxel menghela nafas panjang sebelum melanjutkan ucapannya.

"Dia sudah terlanjur mengetahui semuanya. Kami bahkan sudah membuat rencana, ah maksudku, Richi yang membuatnya. Masuk ke ruangan Yang tidak mudah, terlalu banyak pengamanan. Dan Richi memiliki rencana agar kalian bisa aman masuk kedalam sana."

MURDER || NCT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang