Part 41

720 42 0
                                    

Flashback

"chanyeol memberi undangannya ke eomma...
dan dia juga menjelaskan semua beserta meminta maaf karena pada akhirnya tak bisa bersamamu lagi"
"awalnya eomma tak menerima...dan ingin protes...
akan tetapi, perlahan eomma paham. Itu sudah pilihan dan takdirnya"
"dia minta maaf dengan eomma karena tak bisa memperjuangkan kamu lagi"

Flashback end

Airmata itu meluncur sempurna mengingat perkataan itu.
hatinya hancur. Seketika merasakan penyesalan dihatinya.

"kenapa...kenapa disaat dia menyerah...aku baru merasakan kehilangan begini hikksss hhhh..." ucap baekhyun disertai isakan yang keluar dari bibirnya.
"kenapa...kenapa harus begini...hikkksss hhhh"

Sebelah tangan baekhyun perlahan terulur menyentuh lembut perutnya yang rata.
"bagaimana ini nak...haruskah kita juga ikut menyerah, seperti...appa mu nak hikkss..." ucap baekhyun semakin lirih dengan isakannya.

Hancur sudah hati baekhyun mengetahui kebenaran yang ada. Tak henti air matanya keluar dengan tangannya yang masih memegang perutnya seraya terisak pelan. Tubuhnya masih terduduk dilantai, bersandarkan pintu kamarnya.
sungguh dirinya hanya bisa seperti ini sekarang untuk menenangkan dirinya.

Akan tetapi, sesuatu seketika melenyapkan kesedihan itu dengan dirinya tiba2 beranjak dari duduknya.

"aku...aku tak boleh lemah...
aku...aku pasti bisa hikkss...haruss..." ucap baekhyun meyakinkan, masih terisak ringan menyemangati dirinya.

Kembali dirinya mengusap perut ratanya.
"nak...jangan khawatir yah. Biarkan eomma melakukan sesuatu untukmu hikkss..." ucapnya penuh yakin lagi, menatap perutnya.

Lalu selanjutnya, dirinya pun melangkah cepat menuju lemari pakaiannya dan segera berganti.
tekad nya pun sudah bulat untuk memperjuangkan hak anaknya. Hak yang harus nya memang ada dari pihak chanyeol selaku ayah anaknya. Tak peduli jika chanyeol pada akhirnya akan tetap memilih menikahi irene atau tidak, yang jelas kebenaran dirinya mengandung anak chanyeol harus diketahuinya.

Setelah bersiap dengan pakaian rapi nya, segera baekhyun melangkah keluar kamarnya.

*ceklek*
pintu kamarnya terbuka dengan penampilannya yang sudah rapi.

Melihat itu, taeyeon yang tadinya sudah mulai asik dengan kegiatan memasaknya menoleh.
merasa aneh melihat anaknya sudah terlihat rapi dan seperti ingin pergi.

"baekhyun...kau mau pergi" ucap taeyeon mengernyit dari tempatnya.

Mendengar itu, baekhyun juga menoleh menatap ibunya.
"nde eomma, hanya sebentar"

"bukankah kau sedang sakit nak. Istirahatlah dulu"

"hanya sebentar eomma"

"memangnya kau mau kemana"

Baekhyun yang mendengar ucapan ibunya, kembali merasa pusing.
tanpa permisi, dirinya pun melangkah menjauh.
"aku pergi eomma"

"baekhyun...heiii nak...kau mau kemana..." ucap taeyeon ikut beranjak mengejar langkah baekhyun.
"HEIII...BAEKHYUUNN..." teriak taeyeon menatap punggung baekhyun yang mulai menjauh.

Baekhyun mengabaikan teriakan sang ibu dan melangkah cepat menuju lift diujung apartmentnya.
langkah lebar dan perasaannya yang gelisah begitu mendominasi dirinya untuk segera mencapai tujuannya.
dirinya kalut sekarang.

"taksi..." tanpa terasa langkahnya sudah berada diluar apartmentnya, segera juga dirinya melangkah memasuki sebuah taksi yang kebetulan sedang melintas dihadapannya.

Di dalam taksi

"anda mau kemana nona" Tanya sang supir taksi menatap baekhyun dari kaca mobilnya.

Tanpa mau ditunda.
"apartment hilss ahjussi"

Setelah mengatakan itu, baekhyun pun kembali merenung begitu melihat sang supir mengangguk paham.
pandangannya mengarah kearah keluar jendela hanya sekedar menikmati pemandangan kota seoul pada malam hari seperti ini. namun...pikirannya, tentu tidak berada disana.

"aku sudah tak peduli jika pada akhirnya dia tetap memilih menikahi wanita lain untuk menemani hidupnya kelak. Aku melakukan ini dan mengatakan kebenaran untuk anakku, bukan untuk yang lain." Ucap baekhyun dalam hati dengan masih menatap kearah luar jendela taksi.
"anakku adalah prioritas ku sekarang. Aku akan berjuang untuk mendapatkan keadilan untuknya" perlahan tangannya mengusap perutnya itu lembut.
"mau itu dengan eomma atau tidak, biarkan appa memilih nya nak. Asal keberadaan mu diterima dan diketahui olehnya, eomma sungguh tak apa2. Dia tetap harus bertanggung jawab tentangmu bukan" lagi2 ucapan itu terlontar lirih dari bibir baekhyun.

Tak terasa waktu berlalu, kini tujuan baekhyun sudah didepan matanya.
taksi yang dikendarainya itu benar2 membawanya dengan selamat dan cepat di tempat yang ditujunya.
yaitu apartment hills, apartement tempat tinggal chanyeol.

Dengan segera baekhyun pun turun dari mobil itu, namun...
"ahjussi...bisakah anda menungguku sebentar" panic baekhyun berucap menatap sang supir.

"tentu nona" balas supir itu ramah.

Setelah mendengar ucapan sang supir, baekhyun kembali beranjak dan melangkah cepat setengah berlari memasuki kawasan apartement itu. kegelisahan sangat amat terasa didalam dirinya jika feeling nya salah kali ini.
khawatir...takut jika chanyeol belum pulang.

Dan tibalah dirinya dilantai apartment chanyeol setelah beberapa detik lalu pintu lift nya terbuka.

*ting...tong...ting...tong...*
bunyi bel apartment chanyeol berbunyi. Lalu...
*tok...tok...tok...*
disusul dengan bunyi ketukan tak sabar di pintu kemudian.

"chanyeol-aa..." panggil baekhyun dengan nada panic serta wjahnya yang memucat.
dirinya benar2 tak bisa tenang sekarang.

Dan lagi...

*ting...tong...ting...tong...*
*tok...tok...tok...*

"yaakk, park chanyeol...ini aku. Bukalah pintu nya" ucap baekhyun kembali sedikit berteriak.

Dan hal itu tanpa terasa terulang berkali2.
baekhyun sungguh putus asa untuk sekejap mengetuk dan membunyikan bel apartment chanyeol, sampai akhirnya tetangga chanyeol yang tinggal tepat di samping apartmentnya keluar dan menatap baekhyun lekat.

"annyeong haseyo" sapa seseorang itu, kini berjalan menghampiri baekhyun.

Mendengar itu, baekhyun menoleh dengan sedikit terkejutnya. Lalu iya pun ikut membalas dengan menampilkan senyum paksanya.
"nde, annyeong haseyo...ahjumma"

"anda mencari tuan park Agassi" wanita paruh baya itu langsung menebak begitu langkahnya tepat didepan baekhyun.

Baekhyun membulatkan matanya, berbinar seketika.
"nde, ahjumma. Apa dia sudah pulang"

"setahuku tuan park belum pulang di jam seperti ini"

"belum pulang" ucap baekhyun lirih.

"iya, Agassi. Dia selalu terdengar didalam jika sudah menunjukkan pukul tengah malam"

Baekhyun mengangguk paham atas penjelasan ahjumma yang tinggal disamping apartment chanyeol ini. dan dapat baekhyun simpulkan juga jika chanyeol masih berada disuatu tempat yang iya tahu. Menjadikan tujuan itu menjadi satu2 nya harapan dirinya menemukan chanyeol.

"baiklah ahjumma, terima kasih untuk infonya" ucap baekhyun ramah, tersenyum kian lebarnya menatap perempuan seusia ibunya itu.

"tak apa2 nak, senang membantu" balas sang ahjumma lembut.

Setelah percakapan itu, baekhyun beranjak pergi setelah membungkuk tanda hormat nya kepada ahjumma itu. melangkah dengan lebarnya, kembali menuruni apartment itu memakai lift dan berakhir masuk kedalam taksi yang sempat baekhyun pakai tadi.

"ahjussi...tolong antarkan aku ke perusahaan park corp" ucap baekhyun tanpa basa basi setelah memasuki taksi tersebut.

"nde nona"

Dan lagi taksi itu melaju dengan kecepatan sedang menuju tujuan baekhyun.

Here I Am (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang