HF| Prolog

16.5K 511 19
                                    

HALO, SELAMAT DATANG!
Saat kalian membaca cerita ini, sudah dipastikan umur aku 21 tahun yeheee.

Ucapin dulu kali, hehe.

Aku sedang ingin kalem, gak mau banyak bacot wkwk. Makasih udah mampir yaw. Semoga suka^^ temenin sampai akhir ya, takut sendirian:)

Yaudah, gitu doang. Happy reading~~
*****

Saga menundukkan kepala mencoba mencerna apa yang baru saja dikatakan Ayahnya. Cowok bermata sipit itu memejamkan matanya sambil menghela napas berkali-kali sebelum menanggapi ucapan sang Ayah. "Ayah sama Bunda setuju sama permintaan Kakek?" tanya Saga menatap Ayah dan Bundanya bergantian.

Orbit--Ayah Saga menghela napas. "Kamu boleh menolak jika tidak mau," ujar Orbit tidak tega dengan anak satu-satunya itu sedangkan Olivia--Bunda Saga hanya bisa menangis dalam diam.

"Aku masih kelas 12 SMA, Yah," ucap Saga, dari ucapannya ia menolak halus.

"Tapi perintah Kakek tak terbantahkan," sambungnya putus asa. Cowok itu memijit pangkal hidungnya. Otaknya yang cerdas tidak bisa diajak bekerjasama sekarang.

Sagala Kafeel Erlangga yang lebih sering menghilangkan nama belakangnya ketika sedang di luar. Putra tunggal dari Orbit Erlangga dan Olivia Aprilisa. Cowok itu ditunjuk untuk melanjutkan perusahaan yang sudah Kakeknya rintis dari bawah. Saga adalah anak tunggal, ia memiliki dua sepupu perempuan anak dari Sasti--Kakak Orbit. Sedangkan Ayahnya seorang Pilot, tentu saja tidak ada yang bisa meneruskan perusahaan. Jadi, Saga adalah satu-satunya penerus (lebih tepatnya tumbal) keluarga Erlangga.

Sekarang, Saga sangat putus asa karena dirinya akan dijodohkan oleh kakeknya guna untuk menyatukan dua perusahaan elektronik terbesar di Indonesia.

Olivia mendekat memeluk Saga, menyalurkan kehangatan untuk putra tunggalnya.

"Maafin Bunda ya, nak. Bunda gak bisa bantu apa-apa," ujar Olivia sambil mengusap-usap bahu Saga.

"Bunda gak usah minta maaf, Bunda gak salah apa-apa."

"Kalau kamu gak mau, nanti kita bicara baik-baik sama Kakek, ya?" ucap Orbit sambil mengusap rambut anaknya yang masih memeluk Bundanya dengan erat seolah anak itu sedang mengadu.

"Aku gak mau Ayah sama Bunda kena imbasnya." Saga sangat tahu watak kakeknya yang keras dan tidak akan pernah mau mengalah.

"Ayah gak pa-pa, asal kamu bisa bahagia nentuin hidup kamu," ujar Orbit. Pria itu tidak tega melihat anaknya frustrasi.

Saga anak yang pendiam, mengikuti kepribadian Ayahnya. Hidupnya hanya belajar dan bermain game, juga sesekali nongkrong dengan para sahabatnya.

"Aku bakal mengabulkan permintaan kakek demi Ayah dan Bunda," ucap Orbit memutuskan. Ia hanya harus menikah dan melanjutkan perusahaan kan?

"Saga gak apa-apa, Ayah." Saga menatap Ayahnya meyakinkan. "Bunda jangan nangis," katanya menoleh pada Olivia kemudian menghapus air mata sang Bunda lalu mengecup pelipis wanita paruh baya itu.

"Maaf, karena Ayah kamu gak bisa nentuin hidup kamu sendiri," ujar Orbit penuh dengan nada penyesalan.

"Gak perlu minta maaf, Yah. Udah tugasku buat berbakti pada orang tua." Saga tersenyum tipis, mulutnya berkata tenang tapi hatinya resah.

"Ng. Yang mau dijodohin sama aku siapa, Bun?" tanya Saga karena ia bahkan tidak tahu dengan siapa ia akan dijodohkan.

"Khansa. Anaknya Om Samuel. Kamu kenal kok," jawab Olivia.

Saga sedikit terkejut namun segera ia mengendalikan diri.

Khansa. Cewek manja yang Saga paling gak suka. Menyusahkan.

*****

"Serius? Khansa mau dijodohin sama Kak Saga?" tanya Khansa heboh, mata cewek itu berbinar-binar bahkan ia sampai melompat kecil untuk memeluk Kakeknya.

"Kakek gak bohong kan?" tanya Khansa memastikan kebenarannya.

"Iya sayang," balas sang Kakek sambil tersenyum.

Khansa Alula Bagaskara adalah cucu kesayangan keluarga Bagaskara, karena cewek itu adalah satu-satunya cucu perempuan. Ia mempunyai satu Kakak laki-laki seorang polisi yang sekarang sedang bertugas di luar kota. Umur mereka beda 6 tahun. Sedangkan ia mempunyai 5 orang sepupu laki-laki yang kelakuannya sangat menyebalkan di mata Khansa.

"Kok Kakek tau Khansa suka Kak Saga?" tanya Khansa lagi. Cewek itu sangat antusias.

"Dek, kamu kok ya heboh banget mau dijodohin," ujar Samuel tidak habis pikir dengan tingkah anak bungsunya.

"Kamu masih kelas 11 loh Dek, gak apa nikah sekarang?" tanya Luna--Mama Khansa.

"Kalo sama Kak Saga aku ikhlas lahir batin pokoknya. Besok nikah, Khansa mah hayukk gas ngengg," kata Khansa semangat empat lima yang membuat ketiga orang dewasa disana menggeleng takjub.

"Ayo Kakek jawab dong pertanyan Khansa." Khansa menggoyang-goyangkan lengan Kakeknya.

"Apasih yang gak Kakek tau tentang cucu kesayangan Kakek ini," balas Bagaskara sambil menjawil hidung Khansa gemas.

Khansa tersenyum lebar mendengarnya. "Terus kapan Khansa nikah?" tanya Khansa lebih antusias menanti jawabannya.

"Minggu depan," jawab Kakek.

"YESSS!" Khansa bersorak heboh sambil melompat-lompat, seolah ia baru saja memenangkan lotre.

Fyi, dari kecil Khansa sudah naksir sama Saga tapi cowok itu kelewat dingin. Saga dulu sering diajak Ayah Bundanya berkunjung ke rumah Khansa begitupun sebaliknya karena orang tua mereka teman SMA, namun Saga anaknya sangat pendiam tidak mau berteman dengan Khansa yang cerewet. Saat Saga sudah masuk sekolah Dasar mereka tidak pernah lagi bertemu karena beda sekolah, mereka baru dipertemukan kembali saat memasuki SMA.

Khansa adik kelas Saga, cewek itu kembali jatuh cinta pada sosok Saga yang sama sekali tidak berubah--tetap dingin. Tapi, saat kelas 10 Khansa memilih mengagumi Saga diam-diam. Bahkan sepertinya kakak kelasnya itu tidak mengenalinya.

Ketika mereka tidak sengaja berpapasan di koridor, Saga tidak pernah melirik Khansa sekali pun yang membuat nyali Khansa menciut dan membuatnya hanya menonton Saga bermain basket dari koridor kelas, melihat Saga di kantin berkumpul dengan sahabat-sahabatnya, atau bahkan melihat cowok itu hanya menunduk menatap layar ponselnya sambil bermain game.

Saga cowok berprestasi, tampan, mantan ketua club basket, banyak cewek-cewek di SMA Kasturi yang mengidolakan sosoknya walaupun berwajah dingin dan datar tanpa ekspresi.

"KAKEK, KHANSA LOVE KAKEK TIGA RIBU POKOKNYA!"

"Tiga ribu doang?" tanya Kakek tidak terima. Sedangkan Khansa hanya cengengesan.

"Iya, soalnya sisa tiga ribu, udah diambil Kak Saga semua."

*****

Setelah beberapa kali baca ulang prolognya, aku gak pede:( tapi gak pa-pa, dipedein aja hehe.

Temani aku sampai akhir ya, semoga part-part selanjutnya jadi suka^^ jadi, jangan pergi dulu.

Boleh banget ajakin teman kelen ikutan baca.

Btw, hari ini aku mau double up. Langsung swipe aja yaaa^^

 Langsung swipe aja yaaa^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luv, Seiss♡
.
.
.
Publish, 26 Juli 2021

Hello, Future!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang