HF 29| Gagal

4.1K 202 23
                                    

Hailoo, aku kembali lagiii. Ada yang kangen Sagala Bucin Kafeel, gak? Muehehe.

Makasih udah ditungguin. Sebagai gantinya aku boom up hari ini, yeayyy.

Demi apa udah 18k reads. It's my dream punya pembaca yang humble kek kalian. Luv you, gais.

Happy Reading~~

*****

"Udah cantik belum?" tanya Khansa memutar tubuh menghadap Saga yang sedang duduk di atas kasur dengan tangan memegang ponsel yang miring.

Lelaki itu sabar menunggu Khansa sedari tadi mulai dari disuruh memilihkan baju sampai menunggu wanita itu dandan.

Saga mengangkat kepala sebentar kemudian kembali menunduk dan fokus pada layar ponselnya. "Cantik, cantik banget," balasnya yang justru membuat Khansa merengut sebal.

"Ih, Kak Saga lihat yang bener dulu," sahut Khansa mencoba mengalihkan perhatian Saga yang sedang sibuk bermain game.

"Istri aku nggak pernah jelek, selalu cantik," puji Saga yang mampu membuat pipi Khansa seketika merona. Namun, wanita itu tetap tidak puas sebelum perhatian Saga teralihkan.

"Kak Saga pilih Khansa atau game?"

"Game," jawab Saga cepat, namun selang beberapa detik laki-laki itu segera mengangkat kepala menatap Khansa kemudian menyengir lebar. "Pilih kamu lah, pake ditanya lagi," tambahnya kemudian melempar asal ponselnya ke samping lalu menghampiri Khansa yang sudah mengerucutkan bibir.

"Gemes banget, cantik banget sih istri aku," puji Saga menangkup kedua pipi Khansa yang kembali merona.

"Dahlah, Kak Saga nikah aja sama game." Khansa pura-pura cemberut yang membuat Saga terkekeh geli.

"Nggak mau. Maunya kamu."

"Kak Saga mending diam aja deh. Banyak omong gini bisa berpotensi buat jantung Khansa merosot ke perut," ujar Khansa jujur karena berada didekat Saga selalu sukses membuat jantungnya berdegub kencang.

Saga tertawa kemudian mendaratkan kecupan singkat di kening Khansa karena terlalu gemas dengan wanita itu. "Udah siap?" tanyanya dengan tangan yang sudah berpindah mengusap kepala Khansa.

Khansa mengangguk mantap. "Yaudah, yuk," ajak Saga dan langsung menggandeng tangan Khansa keluar dari kamar.

Pukul sepuluh pagi sepasang suami istri itu sudah siap keluar rumah, rencananya mereka akan menghabiskan waktu berdua tanpa diganggu oleh siapapun dan apapun.

Namun, baru saja mereka menginjakkan kaki di teras tiba-tiba hujan turun. Mereka seketika saling bertatapan, terlihat Khansa yang paling kecewa melihat rintik air yang jatuh dari langit semakin deras.

"Yah, hujan," ucap Saga pelan namun mampu membuat bibir Khansa melengkung ke bawah.

Saga hampir saja mengeluarkan suara tawa tapi laki-laki itu menahannya jika tidak ingin melihat sang istri mengamuk.

"Kak Saga sih tadi pagi kelamaan meluknya," sebal Khansa menatap Saga penuh permusuhan.

Saga terkekeh geli kemudian menarik bahu Khansa ke belakang karena percikan air hujan naik ke teras.

"Malah ketawa, nyebelin," sungut Khansa melepaskan diri dari rangkulan Saga.

"Ya, kamu juga kelamaan dandannya," balas Saga sengaja ingin membuat Khansa semakin kesal.

Dan berhasil, wanita itu kini menghentakkan kaki kesal dan kedua tangannya sudah terlipat di dada. "Khansa nggak lama ya, Kak Saga tuh yang tadi pagi nyuruh mandi tapi Khansa nggak dilepasin."

Hello, Future!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang