HF 2| Satu Atap

6.6K 381 13
                                        

Happy reading~~

*****
Pagi-pagi sekali Saga dan Khansa berpamitan pada semua keluarga untuk ke rumah baru mereka.

Dan, sekarang mereka sudah berada di rumah minimalis pemberian Kakek Saga sebagai hadiah pernikahan cucu laki-lakinya.

"Disini ada tiga kamar," ujar Saga cowok itu berbicara tanpa melihat wajah Khansa.

Saga menunjuk kamar di lantai dasar. "Itu kamar untuk tamu," jelas Saga kemudian ia menunjuk kamar sebelah kiri di lantai dua. "Itu kamar lo, di sampingnya kamar gue," sambungnya.

"Kenapa kita gak sekamar, Kak?" tanya Khansa memotong ucapan Saga.

"Ntar lo hamil," balas Saga cuek sedangkan Khansa mengatupkan bibir rapat-rapat.

Saga tidak serius dengan ucapannya. Kalimat itu lolos begitu saja dari bibirnya. Ia berdehem karena merasa suasana berubah jadi canggung, kemudian ia kembali bicara.

"Kamar mandi cuma ada dua, di dekat dapur sama di kamar lo, jadi gue kalo mandi akan ke kamar lo, ngerti kan?" tanya Saga yang kini menolehkan kepalanya menatap mata coklat Khansa.

"Ngerti, Kak," jawab Khansa sambil menganggukkan kepalanya.

"Mbak Arini hanya akan bekerja dari jam tujuh pagi sampai jam lima sore, ada Pak Man juga yang akan jaga di depan, jadi kalo gue gak ada di rumah setidaknya ada yang jagain lo." Mbak Arini adalah ART di rumah itu sedangkan Pak Mansur atau lebih senang dipanggil Pak Man adalah satpam, mereka berdua pasangan suami istri yang tinggal di kompleks sebelah.

Selama Saga menjelaskan, Khansa hanya mendengarkan cowok itu. Ia sangat menyukai suara Saga walau terdengar datar tapi membuat Khansa candu.

*****

Setelah mandi, Khansa turun ke dapur untuk membuat sarapan sedangkan Saga sedang mandi di kamarnya.

Semua perabotan rumah sudah lengkap dan tertata rapih sehingga memudahkan keduanya.

Khansa membuat nasi goreng sosis, ia tidak tahu apa makanan yang disukai Saga. Jadi, Khansa berdoa semoga nasi goreng buatannya disukai sang Suami. Elah, suami gak tuh.

"Kak Saga udah mandi?" tanya Khansa basa-basi saat melihat Saga duduk di meja makan.

Saga hanya memakai baju putih polos dan celana training hitam ditambah rambutnya yang basah, tapi cukup membuat Khansa terpana beberapa detik.

"Hm," balas Saga.

"Khansa gak tau makanan kesukaan Kak Saga, gak pa-pa ya Khansa cuma buat nasi goreng," ujar Khansa sambil memberikan sepiring nasi goreng dan segelas air di depan Saga. Cewek itu kemudian ikut duduk di depan Saga.

"Gak pa-pa," sahut Saga kemudian menyantap nasi goreng sosis buatan Khansa.

Khansa memperhatikan ekspresi Saga, takut-takut kalau sampai nasi goreng buatannya tidak enak.

" Gimana Kak, rasanya?"

"Enak," puji Saga jujur yang membuat senyum Khansa tertarik.

"Makasih, Kak," balas Khansa tersipu.

"Lo pinter masak?" tanya Saga.

"Gak pinter sih, cuma bisa aja, soalnya di rumah kalo gabut Khansa suka bantu-bantu masak."

Saga hanya mengangguk.

"Kata Bunda, Kak Saga gak bisa makan makanan luar ya?" tanya Khansa memastikan.

"Iya. Perut gue sensitif."

Khansa mengangguk seraya mencatat ucapan Saga di kepalanya.

"Kak Saga suka apa?"

Hello, Future!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang