Happy Reading~~
*****
"Kak Sagaaaa, udah siap belum?" teriak Khansa dari lantai bawah karena wanita itu sedang menyiapkan bekal untuk Saga.
Pagi ini rumah minimalis itu dihebohkan oleh suara Khansa yang sejak bangun tidur mengomel menyuruh Saga untuk bersiap-siap.
Hari ini mereka bangun kesiangan karena sehabis shalat subuh, Saga ikutan tidur di samping Khansa yang terlelap pulas apalagi hujan subuh tadi seolah menggoda Saga untuk tidur dan keterusan sampai pukul 6.30.
"Dasi aku dimana, Sa?" tanya Saga balas berteriak.
"Di lemari."
"Nggak ada, Sa," balas Saga. Laki-laki itu keluar kamar dan menuruni tangga menyusul Khansa ke dapur.
Khansa berdecak sebal saat melihat Saga masih santai berjalan ke arahnya padahal jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi yang artinya mereka berdua sudah terlambat ikut upacara.
"Kak Saga tuh, kalo cari pakai mata. Khansa udah pisahin loh untuk atribut sekolah," omel Khansa saat Saga mendekat dan mendaratkan kecupan di pelipisnya.
"Marah-marah mulu, nanti tambah cantik kan aku yang repot," sahut Saga menggoda.
"Yaudah, sini sarapan." Khansa menarik Saga untuk duduk di kursi yang di depannya sudah tersaji sarapan dan segelas susu cokelat. "Khansa ambilin dasi Kak Saga dulu. Topi Kak Saga mana? Kok belum pakai ikat pinggang? KAK SAGA TUH," murka Khansa setelah benar-benar meneliti penampilan Saga yang hanya memakai seragam.
Saga menutup kedua telinganya mendengar teriakan Khansa. Laki-laki itu tertawa renyah. "Aku nggak nemu, Sayang," balasnya memasang wajah memelas.
"Kak Saga kita udah telat banget, kok bisa-bisanya malah santai banget? Beneran dicari nggak atributnya? Mau dihukum?" tanya Khansa berkacak pinggang di depan Saga yang sedang lahap memakan sarapannya.
Omelan Khansa adalah sebuah hiburan untuk Saga, bukannya kesal laki-laki itu malah gemas melihat ekspresi Khansa jika sedang mengomel. "Mau aja, kan sama kamu," balas Saga enteng.
Ucapan lelaki itu tidak mencerminkan bahwa dia pernah dinobatkan sebagai siswa teladan kebanggaan SMA Kasturi.
Khansa menghentakkan kaki kesal kemudian memilih meninggalkan Saga untuk mencarikan lelaki itu atribut daripada membuang waktu lebih banyak.
Saga terkekeh geli melihat pemandangan itu. "Sayang, kaos kaki aku jangan lupa," peringat Saga. "Almamater aku juga, hehehe," sambung Saga disertai cengiran.
Khansa berbalik hanya untuk menatap tajam Saga yang sudah tertawa puas sampai matanya menghilang.
"Nggak boleh natap suami kayak gitu, Sa."
"Ya, abisnya nyebelin banget pagi-pagi."
"Oke. Oke. Sekarang aku diem. Nggak akan nyebelin lagi, janji," ucap Saga mengangkat dua jarinya tanda peace lalu setelahnya langsung mengubah menjadi sign love yang membuat Khansa senyum-senyum.
*****
Saga dan Khansa sampai di sekolah saat upacara bendera sudah hampir selesai yang artinya mereka sangat terlambat.
Keduanya langsung diarahkan untuk berdiri di bawah sinar matahari bergabung bersama anak-anak terlambat yang lain.
Ada sekitar delapan anak yang juga sedang dihukum bersama Saga dan Khansa. Terdapat tiga orang laki-laki yang langsung menatap Khansa dengan memuja saat wanita itu mendekati barisan. Tatapan Saga seketika menajam melihat itu dan langsung menggandeng lengan Khansa posesif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Future!
Romance[Follow sebelum baca sabi kali, bestie] Cerita ini bisa dibaca saat gabut atau kamu lagi berpikir pengen nikah muda, xixixi. Gak percaya? Coba aja! [Sequel O COUPLE] ***** "Tau gak takdir yang paling gue syukuri selama hidup?" tanya Saga menatap tep...