Happy reading~~
Note: yang dimulmed visual Khansa yaa^^
*****Sejak jam 5 sore, Khansa sudah berkutat di dapur memasak makan malam untuknya dan Saga. Mbak Arini sudah pamit pulang 15 menit yang lalu. Jadi, hanya ada Khansa seorang diri di rumahnya yang minimalis itu. Ia bebas berbuat sesukanya.
Setelah semua masakan telah siap, ia menyimpannya di meja makan. Kemudian naik ke kamar untuk ganti baju.
Khansa masih ragu untuk mengikuti saran Azel, tapi ia juga penasaran dengan respons Saga.
"Sopan gak ya Khansa pakai ini?" tanyanya pada diri sendiri sambil melihat bayangannya di dalam cermin.
Gadis itu memakai baju pemberian Azel sebagai kado pernikahan. Bahannya halus, lembut, tapi tipis apalagi berwarna putih yang membuat bagian tubuhnya sekilas terekspos.
"Sa," panggilan itu membuat Khansa menoleh ke arah pintu bertepatan dengan pintu kamar terbuka.
Disana Saga berdiri dengan kaos basket khas SMA Kasturi yang melekat ditubuhnya dan tangannya masih memegang handle pintu. Cowok itu diam-diam meneguk ludah melihat penampilan Khansa.
Khansa sama terkejutnya, cewek itu berdehem kemudian tersenyum ke arah Saga. "Kak Saga udah pulang?" pertanyaan bodoh itu meluncur begitu saja dari bibir tipisnya.
Saga tidak menjawab, pandangan cowok itu belum beralih sampai Khansa sudah berada di depannya. "Kak?" panggil Khansa sambil melambaikan tangan di depan wajah Saga.
Saga terkesiap kemudian ia langsung menegapkan tubuh. "Ng?" sahutnya.
Saga mengibas-ngibaskan ujung baju basketnya. "Gue panas, mau mandi dulu," ujar Saga tanpa menunggu sahutan Khansa ia berlalu menuju kamarnya.
Sebelum cowok itu membuka pintu kamarnya, ia berbalik melihat Khansa. Cewek itu masih di tempat semula.
"Lo.." ucapannya menggantung. Membuat Khansa keheranan karena cowok itu membuka pintu kamarnya dengan cepat tanpa menyelesaikan ucapannya.
*****
Khansa memilih untuk menonton televisi sambil menunggu Saga selesai mandi. Ia tidak tahu harus mengerjakan apa karena Mbak Arini sudah membuat rumahnya kinclong. Makan malam juga sudah siap.
Tidak lama Saga turun dan duduk di samping Khansa.
Saga hanya diam sehingga Khansa menoleh dan mendapati penampilan cowok itu yang masih menggunakan sarung dan baju kaos putih, sepertinya Saga habis shalat maghrib.
"Kak Saga udah shalat?" tanya Khansa memecah keheningan diantara mereka.
"Hm."
"Kak Saga capek, ya?" tanya Khansa seraya mendekat ke arah Saga. Ia ingin memijit bahu cowok itu.
Tapi justru Saga dengan cepat berjengit mundur. "Gak usah deket-deket," ujar Saga tajam.
"Khansa cuma mau pijetin Kak Saga kok," sahut Khansa sambil mengerucutkan bibirnya. Ternyata saran dari Azel tidak cukup membuat Saga tertarik.
"Gue laper," ujar Saga mengalihkan percakapan.
"Kalo gitu ayo makan, Khansa udah masak kok," ajak Khansa. Cewek itu lebih dulu beranjak meninggalkan Saga yang masih mematung di tempat menyaksikan punggung itu menghilang di balik tirai pembatas antara dapur dan ruang keluarga.
Saga bangkit dan dengan cepat menyusul Khansa yang sepertinya sedang kesal karena responsnya barusan.
"Gue gak bermaksud," ucap Saga setelah ia sudah duduk di depan Khansa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Future!
Romance[Follow sebelum baca sabi kali, bestie] Cerita ini bisa dibaca saat gabut atau kamu lagi berpikir pengen nikah muda, xixixi. Gak percaya? Coba aja! [Sequel O COUPLE] ***** "Tau gak takdir yang paling gue syukuri selama hidup?" tanya Saga menatap tep...