Happy reading~~
*****Khansa menepuk jidat saat ia membuka tasnya dan mendapati tumbler minum Saga ada disana. Ia tadi pagi lupa memasukkan air minum tersebut ke dalam tas Saga sedangkan cowok itu sudah membawa tasnya keluar untuk memanaskan mobil.
Rencananya tadi ia akan kasih ke Saga saat sampai di sekolah. Tapi malah lupa.
Khansa melihat jam di ponselnya. Harusnya saat ini Saga sedang olahraga. Pasti cowok itu kehausan.
"Azel, Khansa turun sebentar ya," ujarnya pada Azel sambil berbisik.
Azel yang sedang menonton youtube menolehkan kepala. "Mau kemana?" tanyanya.
"Khansa lupa kasih air minum ke Kak Saga. Dia pasti kehausan deh," ucap Khansa lirih.
Azel melirik sekilas pada botol tumbler yang dipegang Khansa. "Yaudah, sana. Lagian suami lo tuh alergian banget sih," celetuk Azel.
Khansa menoyor kepalanya. "Bukan alergian, tapi Kak Saga emang gak bisa makan dan minum kalo bukan ori!" bela Khansa menggebu-gebu.
"Halah, lambung aneh," cibir Azel. "Eh, tapi Kak Saga kayaknya ganteng gitu karena gak makan dan minum yang aneh-aneh deh," pikir Azel, cewek itu menopang dagunya dengan tangan.
"Dari pabriknya emang udah unggul, say," balas Khansa terkekeh. Ketampanan cowok itu menurun dari Ayahnya. Diumur Ayah Saga yang sudah akhir kepala tiga memang masih terlihat sangat tampan.
Azel tertawa kemudian mengangguk-angguk mengakui. Ia bahkan sampai terkesima melihat ketampanan Ayah Saga saat bertemu di pesta pernikahan Khansa dan Saga.
"Andai aja Kak Saga punya kembaran, gue mau tuh yang satunya," ucap Azel sambil membayangkan.
"Azel ada-ada aja sih. Udah ah, Khansa mau pergi. Kabarin kalo guru masuk ya?" pintanya sebelum keluar dari barisan bangku.
Azel menaikkan jempol. "Siap."
Belum juga Khansa mencapai pintu, seseorang baru saja masuk dari sana. "Mau kemana, Sa?" tanya Ayden yang sepertinya habis dari lab untuk latihan soal-soal olimpiade.
Khansa menggaruk kepala bingung. "Ng, ah ya. Khansa mau ke toilet," bohongnya.
"Mau Ayden temenin?" tawar Ayden.
Seketika Khansa melotot yang membuat cowok itu tertawa sambil mengacak-acak rambut Khansa gemas. "Becanda. Hati-hati, ya."
"Iya, Ayden."
Ayden memandangi tubuh Khansa yang perlahan menjauh. Senyum kecut tercetak dibibirnya. Ia tahu gadis itu berbohong. Dua tahun menjadi sahabat Khansa membuatnya tahu ekspresi-ekspresi gadis itu.
*****
"Kak Saga!" panggil Khansa sambil melambaikan tangan pada Saga yang sedang bermain basket bersama kelima temannya.
Cowok itu memberikan kode pada temannya yang berada di pinggir lapangan untuk menggantikannya bermain kemudian ia menghampiri Khansa.
Khansa tersenyum lebar saat Saga mendekat. Cewek itu menyodorkan botol tumbler ke hadapan Saga. "Khansa tadi lupa simpan di tas Kak Saga. Maaf ya, Kak Saga pasti kehausan."
Saga menerima botol tersebut, kemudian menenggaknya. Khansa terpana melihat jakun Saga naik turun saat cowok itu minum.
"Makasih," ucap Saga. Sedari tadi memang ia sudah kehausan tapi tetap melanjutkan bermain.
Khansa mengangguk. Menatap Saga ketika sedang berkeringat membuatnya terpesona pada cowok itu. Saga semakin tampan jika sedang berkeringat.
"Kenapa?" tanya Saga heran. Harusnya cewek itu sudah pergi tapi malah masih betah berdiri disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Future!
Любовные романы[Follow sebelum baca sabi kali, bestie] Cerita ini bisa dibaca saat gabut atau kamu lagi berpikir pengen nikah muda, xixixi. Gak percaya? Coba aja! [Sequel O COUPLE] ***** "Tau gak takdir yang paling gue syukuri selama hidup?" tanya Saga menatap tep...