HF 27| Cuddle

5K 282 29
                                    

Yippii, double up. Buat nyemangatin teman-teman yang minggu ini udah PAS. Semangat yaa^^ semoga hasilnya memuaskan zeyeng-zeyeng.

Happy reading~~

*****

Khansa baru saja selesai melaksanakan shalat maghrib saat bel rumahnya berbunyi. Khansa tidak bisa menebak siapa yang bertamu malam-malam begini, karena cuma Azel yang tahu rumahnya dan tidak mungkin juga teman-teman Saga datang sedangkan mereka tahu Saga masih di Kantor.

Tidak ingin menebak-nebak, akhirnya Khansa segera keluar kamar dan berjalan cepat ke arah pintu karena bel rumah terus-terusan berbunyi.

Khansa menutup mulut dengan mata terbuka lebar saat pintu rumah berhasil terbuka. Ada dua orang lelaki di depan Khansa. Satu orang diantaranya adalah laki-laki yang sangat Khansa kenal sedang dipapah oleh lelaki yang satunya.

"Ya ampun, Kak Saga kenapa?" tanya Khansa panik melihat Saga yang sedang kesakitan.

Saga tidak menjawab, hanya suara rintihan kecil yang bisa Khansa dengar keluar dari mulut laki-laki itu.

Saga yang semula sedang dipapah oleh temannya, kini berpindah memeluk Khansa. Wajah Saga diletakkan di bahu Khansa, badannya sedikit membungkuk dan kedua tangannya melingkar pada pinggang wanita itu.

Khansa tersenyum malu ke arah laki-laki di depannya yang dibalas senyum lebar. "Gue Jay teman kantor Saga, tadi dia tiba-tiba mual dan pusing setelah makan," ujar Jay memberitahu.

"Nama panjangnya Jaylani," sahut Saga dengan suara pelan dan lemah.

"Kak Saga diem deh, udah tahu nggak bisa makan sembarangan juga," omel Khansa yang membuat Saga semakin mengeratkan tangannya di pinggang Khansa, tanda agar wanita itu tidak semakin mengomel.

"Kak Jay, makasih ya udah nganterin Kak Saga. Mau mampir dulu, nggak?" tawar Khansa.

Jay menggeleng. "Nggak usah, gue langsung pulang aja. Udah malam," balas Jay lalu menyerahkan kunci mobil Saga.

"Kak Jay pulang naik apa?" tanya Khansa setelah menerima kunci mobil yang diberikan oleh Jay.

"Sama temen," jawab Jay dibalas anggukan oleh Khansa, lalu setelahnya dia pamit dan berlalu dari hadapan Khansa yang kesusahan menahan bobot badan Saga yang berat.

"Kak Saga bisa jalan, nggak?" tanya Khansa.

Saga menggeleng lemah. "Aku pusing, mual juga," ucapnya.

"Yaudah, Khansa bantu jalan pelan-pelan ya?" tawar Khansa kemudian menjauhkan tubuhnya dari rengkuhan Saga berganti memapah laki-laki itu.

"Sa, aku mau muntah," gumam Saga yang membuat Khansa panik. Laki-laki itu menjauhkan diri dari Khansa dan berjalan cepat menuju wastafel di dapur. Langkah Saga sempoyongan karena pusing di kepalanya sangat luar biasa.

Khansa menyusul di belakang, merasa cemas dengan kondisi Saga. Wajah laki-laki itu terlihat sangat pucat.

Saga memuntahkan isi perutnya setelah sampai di wastafel, sedangkan Khansa membantu memijat tengkuk laki-laki itu. Mata Khansa berkaca-kaca melihat Saga yang masih mengeluarkan isi perutnya.

"Kak Saga kenapa bandel banget makan sembarangan," kata Khansa dengan suara yang bergetar.

Saga meraih tangan Khansa yang bebas kemudian menggenggamnya, memberitahu wanita itu bahwa dirinya baik-baik saja.

"Gimana? Udah baikan?" tanya Khansa khawatir saat Saga sudah selesai memuntahkan isi perutnya.

"Sedikit," balas Saga kemudian membasuh wajah.

Hello, Future!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang