Happy reading~~
*****"Kak Saga tuh kalo latihan gini ya? Suka tebar pesona ke cewek-cewek?" sungut Khansa saat Saga menghampirinya dipinggir lapangan setelah cowok itu menerima botol-botol minuman dari para penggemarnya.
Saga bukan lagi ketua club basket, ia sudah lengser. Namun, masih banyak yang mengaguminya saat berada di lapangan basket.
Saga tidak menghiraukan Khansa. Cowok itu sibuk mengelap keringatnya di sekitar wajah.
"Kak Saga dengerin Khansa gak, sih?" tanya Khansa kesal, ia merasa sedang berbicara dengan patung.
"Gue gak budek," balas Saga cuek.
"Biar Khansa aja," ucap Khansa kemudian mengambil alih handuk kecil yang Saga kenakan mengelap wajah.
"Kak Saga seneng didekati banyak cewek?" tanya Khansa masih belum puas.
"Ya mau gimana lagi," sahut Saga yang kini memejamkan matanya. Membiarkan Khansa mengelap seluruh keringat yang ada dibadannya.
"Dih, Kak Saga inget udah nikah!" cibir Khansa.
"Lo tadi juga genggaman tangan sama cowok lain."
Khansa menghentikan gerakannya.
"Kan Khansa udah minta maaf, kok dibahas lagi sih?"
"Lo ada air gak?" tanya Saga membelokkan percakapan. "Gue haus," ucapnya sambil membuka mata.
"Ah, iya. Walaupun cewek-cewek itu kasih Kak Saga minuman juga gak bakal diminum," ujar Khansa dengan senyum merekah. Gadis itu merogoh isi tasnya kemudian mengeluarkan botol minum yang isinya tinggal setengah.
"Gue minta ya?"
"Iya minum aja."
"Bukan bekas cowok lain kan ini?" tanya Saga sebelum menenggak air itu hingga habis.
"Kak Saga beneran cemburu sama Ayden, ya?" goda Khansa.
"Ngaco!"
Khansa tertawa mendengar nada suara Saga yang kelewat sewot. "Cemburu bilang aja kali, gengsi amat."
"Nggak!"
"Yaudah, kalo gitu," balas Khansa.
"Sa," panggil Saga yang membuat mata mereka bertemu. "Jangan lagi berbagi minum sama cowok lain," tambahnya dengan sorot serius.
Khansa mengerjapkan matanya berkali-kali berusaha menarik kesadarannya kembali. Bahkan Saga sudah berdiri tapi Khansa masih berusaha memproses makna dari ucapan Saga.
"Ayo pulang," ajak Saga.
Cowok itu lalu pamit pada teman basketnya karena langit sudah sore. Tidak lupa membagikan botol-botol minuman yang tadi ia dapatkan pada teman-temannya.
"Sa? Mau nginep?" Bahkan saat Saga kembali ke tempatnya cewek itu masih terlihat linglung.
"Kak Saga, tunggu!" teriaknya saat sadar kalau Saga sudah melangkah jauh.
*****
"Yah hujannya deras," gumam Khansa lirih.
Langit sore memang mendung saat mereka berjalan ke arah parkiran. Mereka baru sampai di halte depan sekolah, tiba-tiba hujan mengguyur keduanya.
Daripada mengambil resiko, Saga akhirnya memilih memarkir motornya di depan halte dan membawa Khansa bertedu disana. Hanya ada mereka di halte, sekolah memang sudah sepi saat pulang sekolah. Hanya ada anak-anak ekstrakulikuler yang masih berkeliaran di sekolah sampai sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Future!
Romance[Follow sebelum baca sabi kali, bestie] Cerita ini bisa dibaca saat gabut atau kamu lagi berpikir pengen nikah muda, xixixi. Gak percaya? Coba aja! [Sequel O COUPLE] ***** "Tau gak takdir yang paling gue syukuri selama hidup?" tanya Saga menatap tep...