Happy reading~~
*****
Saga dan Khansa sampai di parkiran sekolah bertepatan saat hujan deras mengguyur SMA Kasturi. Jam pelajaran akan di mulai sekitar lima menit lagi. Mereka memang datang terlambat karena tadi Khansa bersikeras membuatkan sandwich untuk Saga karena tahu cowok itu selama di sekolah tidak bisa makan apa-apa.Kasihan ya jadi Saga. Ada yang perutnya sensitif seperti Saga?
"Gimana nih, Kak?" tanya Khansa sambil memeluk dirinya sendiri dan tanpa sadar mendekat ke arah Saga. Tiba-tiba angin berhembus membelai kulitnya.
"Lari," jawab Saga singkat.
"Basah dong," protes Khansa. Melihat jarak dari parkiran ke koridor sekitar 100 meter cukup membuat mereka basah kuyup.
"Sini, deketan," sahut Saga yang sudah membuka kancing almamater khas SMA Kasturi.
"Hah?" Khansa melongo tidak bisa mencerna maksud Saga.
"Gue aja yang basah," jelas Saga, cowok itu masih setia melebarkan almamaternya siap melindungi kepala Khansa. "Ntar lo sakit, gue yang repot," sambungnya sedangkan Khansa masih bergeming.
"Lama," ucap Saga kemudian menarik Khansa mendekat sehingga posisi mereka berdempetan yang sukses membuat jantung Khansa berdebar hebat di dalam sana apalagi wangi mint yang menguar dari tubuh cowok di sampingnya mampu membuatnya meleleh.
Khansa hanya berharap, semoga Saga tidak mendengar suara jantungnya yang berdentum keras.
Saga memastikan kepala Khansa tertutup oleh almamaternya sedangkan ia menutup kepalanya sendiri menggunakan tangan kanan. Setelah Saga menghitung sampai tiga mereka berlari menuju koridor. Koridor sudah sepi, sebagian besar siswa sudah masuk ke kelas hanya ada beberapa siswa yang terlambat seperti mereka.
"Maaf, Kak. Karena Khansa Kak Saga basah kuyup," ujar Khansa tidak enak saat melihat almamater Saga basah kuyup.
Saga membuka almamaternya tanpa merespons ucapan Khansa. Ternyata bukan hanya almamaternya saja yang basah bahkan menembus sampai seragam putihnya. Sehingga badannya tercetak jelas.
"Lo basah?" tanya Saga menatap Khansa, cowok itu meletakkan tangannya di atas kepala Khansa mengecek apakah gadis itu terkena air hujan.
Tapi perlakuan sederhana dari cowok itu membuat tubuh Khansa membeku.
"Masuk sana," suruh Saga.
"Tapi Kak.." ujar Khansa masih tidak ingin pergi.
"Udah bel," sahut Saga. "Gue mau ke koperasi dulu," sambungnya.
"Maaf ya, Kak." Khansa masih merasa tidak enak.
"Hm." Saga hanya bergumam.
"Yaudah, Khansa ke kelas dulu," pamit Khansa yang hanya mendapat anggukan dari cowok berbadan tegap di depannya.
*****
"DEMI APA?" Azel berteriak heboh saat Khansa menceritakan kejadian kemarin saat Saga merawatnya dan kejadian tadi pagi yang sontak membuat teman sekelasnya yang sedang mengerjakan tugas berdecak.
"Maaf. Maaf, silahkan dilanjut," ujarnya sambil tersenyum kearah teman-temannya.
"Azel, bisa gak sih jangan teriak-teriak?" gerutu Khansa, ia juga menjadi tidak enak karena mengganggu konsentrasi teman-temannya yang sedang ambis.
Syahla Azalia yang kerap disapa Azel itu hanya mengibaskan tangan. "Terus gimana?" tanya Azel penasaran, kali ini suaranya lirih takut-takut kalau ia diusir dari kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Future!
Romance[Follow sebelum baca sabi kali, bestie] Cerita ini bisa dibaca saat gabut atau kamu lagi berpikir pengen nikah muda, xixixi. Gak percaya? Coba aja! [Sequel O COUPLE] ***** "Tau gak takdir yang paling gue syukuri selama hidup?" tanya Saga menatap tep...