Yippiii, 10k reads❤
Happy reading~~
*****
Saga memasuki rumah tepat pada pukul 00.10, laki-laki itu baru pulang dari kantor. Pekerjaan di kantor hari ini sangat banyak yang mengharuskan Saga baru bisa pulang pukul dua belas malam lewat.
Saga memijat pelipisnya saat baru saja sampai di pantri untuk mengambil minum, tidak bisa dipungkiri lelaki itu sangat kelelahan. Sembari menunggu gelasnya terisi penuh, Saga menoleh ke arah kamar Khansa. Tidak ada tanda-tanda wanita itu masih terjaga.
Rumah minimalis itu sangat sepi. Lampu di lantai dasar sudah dimatikan hanya lampu di bagian dapur yang masih dibiarkan menyala.
Saga menghela napas panjang saat mengingat tadi Mbak Arini mengirim pesan mengatakan Khansa tidak keluar kamar sejak pulang sekolah dan mood wanita itu sangat buruk saat sampai di rumah.
Sore tadi Saga mengirimkan Khansa pesan tapi tak kunjung mendapat balasan sampai sekarang. Kesibukan di kantor hari ini seperti turut bersekongkol membuat hubungan Saga dan Khansa kembali memburuk. Padahal, Saga baru saja mencoba memperbaiki hubungan keduanya.
Saga mungkin belum mengerti bahwa kamus perempuan jika mengatakan 'terserah' maka artinya bisa saja 'boleh' dan bisa juga 'tidak boleh', bahwa 'tidak apa-apa' berarti 'apa-apa'. Saga harus lebih banyak belajar kamus perempuan jika tidak ingin salah mengambil keputusan seperti tadi dan menimbulkan kesalahpahaman seperti sekarang.
Anggap saja Saga tidak peka dan Khansa yang terlalu malas menjelaskan jika perempuan itu tidak suka Saga masih memberi perhatian lebih pada mantan kekasihnya, lebih tepatnya mantan terindah.
Setelah mencuci bekas gelas minumnya, Saga menaiki tangga satu persatu menuju kamar.
"Sa?" panggil Saga pelan seraya mendorong knop pintu ke bawah.
Pintu kamar terbuka, Saga bisa langsung melihat Khansa karena lampu kamar dibiarkan menyala, Khansa memang tidak suka gelap jika tidur sendiri.
Wanita itu sudah tertidur pulas dipeluk selimut tebal karena tadi hujan deras yang membuat malam lebih dingin.
Saga menyimpan tas kerjanya di sofa kemudian menghampiri Khansa. Laki-laki itu mengecup kening Khansa lembut, merapalkan kata maaf dalam hati karena telah melukai hati wanita itu.
Saga masih bisa melihat bekas air mata di pipi Khansa yang seketika membuat rasa bersalah laki-laki yang masih mengenakan pakaian kantor itu semakin bertambah.
Saga menatap sendu istrinya, niat ingin membantu orang lain justru membuat orang yang ia cintai terluka.
"Sa, maaf," gumam Saga penuh penyesalan. Menyalahkan diri--andai saja ia bisa lebih peka.
Saga mengecup kening Khansa sekali lagi sebelum memutuskan untuk membersihkan diri dan istrahat. Saga benar-benar sangat kelelahan.
*****
Saga sudah berganti pakaian dengan piyama tidur yang Khansa siapkan tadi sebelum tidur.
Laki-laki itu masuk ke dalam selimut dan memeluk perut Khansa dari belakang dengan erat. Wajah Saga tenggelam di pundak Khansa. Mencium pundak wanita itu yang terbalut piyama tidur. Menghirup dalam-dalam aroma tubuh wanitanya yang sekarang menjadi candu.
"Sa, kasih tahu kalo aku nyakitin kamu. Jangan nangis sendirian. Maaf," gumam Saga.
"Mimpi indah, my queen."
*****
Saga terbangun dan sudah tidak menemukan Khansa di sampingnya. Laki-laki itu membuka mata dan melihat sekitar. Saga meregangkan otot-ototnya yang terasa pegal akibat bekerja full kemarin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Future!
Romance[Follow sebelum baca sabi kali, bestie] Cerita ini bisa dibaca saat gabut atau kamu lagi berpikir pengen nikah muda, xixixi. Gak percaya? Coba aja! [Sequel O COUPLE] ***** "Tau gak takdir yang paling gue syukuri selama hidup?" tanya Saga menatap tep...