HF 9| Cemburu?

5.8K 325 10
                                        

Happy reading~~
*****

Setelah adegan peluk-pelukan itu, Khansa kira Saga sudah mau tidur dengannya. Namun, cowok itu memilih untuk tidur di kamarnya sendiri. Katanya ia tidak bisa tidur berdua dengan Khansa. Ada alasan rahasia yang tidak bisa diberi tahu.

Khansa memaklumi itu. Tidak apa-apa. Mungkin Saga belum terbiasa dengan keberadaannya.

Seperti biasa Saga terbangun pukul setengah lima subuh. Setelah siap dengan baju kokoh dan sarung, ia membawa sajadahnya ke kamar Khansa. Semalam gadis itu berpesan padanya untuk dibangunkan shalat subuh.

"Sa," panggilnya membuka pintu kamar.

Terlihat Khansa yang masih nyaman dengan tidurnya. Saga bisa langsung melihat karena cewek itu tidak mematikan lampu ketika tidur. Sama seperti dirinya, sejak kecil Saga paling tidak bisa tidur dalam keadaan gelap.

"Sa, bangun. Shalat," ujarnya sambil menusuk-nusuk pipi Khansa dengan telunjuknya.

Seperti kemarin, tidur gadis itu terusik saat pipinya ditusuk.

"Ng, Khansa masih ngantuk, Kak," ujarnya dengan mata yang masih tertutup rapat.

"Abis shalat boleh tidur lagi. Sekarang shalat dulu yuk," ajak Saga membantu Khansa untuk bangun.

Cewek itu mendudukkan dirinya sambil mengucek mata.

"Ayo, nanti kehabisan waktu, Sa," ajak Saga menarik pelan tangan Khansa.

"Iya, Kak," balas Khansa patuh kemudian berlalu ke kamar mandi.

Saga menyimpan sajadahnya di atas kasur kemudian menyusul Khansa ke kamar mandi.

"Jangan masuk dulu! Khansa mau pipis," teriak Khansa saat melihat kenop pintu kamar mandi bergerak.

Saga diam. Melepaskan tangannya dari kenop. Menunggu gadis itu memberinya izin untuk masuk.

"Udah," ujar Khansa kemudian Saga membuka pintu.

"Walau ngantuk tetap suka teriak ya?" sindir Saga.

"Ya, kan nanti Kak Saga liat Khansa pipis."

"Emang kenapa?" goda Saga.

"Malu lah! Pake nanya lagi," kesal Khansa saat tau ia dikerjai.

"Ih nyebelin," ucapnya sambil memukul bahu Saga pelan.

"Ayo wudhu," ajak Saga sambil menangkap tangan Khansa yang memukulnya.

*****

"Kak Saga mau imamin, Khansa?" tanya Khansa saat mereka sudah siap untuk shalat.

"Udah tugas suami jadi imam buat istrinya," jawab Saga.

Hati Khansa rasanya menghangat mendengar ucapan cowok itu.

"Sa, lo cantik pakai mukena," jujur Saga tidak sadar, kalimat itu lolos begitu saja. Ia memang terpana melihat Khansa yang sangat cantik memakai mukena.

Sedangkan Khansa sudah merona dibuatnya. "Kak Saga jangan muji Khansa dong, malu tau."

"Hah?" Saga tersadar dari keterpanaannya. "Ayo, shalat."

Keduanya melaksanakan ibadah shalat subuh dengan khusyuk, Saga menjadi imam untuk Khansa. Perasaan mereka menjadi tenang dan nyaman. Setelah berdoa Saga menghadap ke belakang untuk berjabat tangan.

Tangannya seketika disambut oleh Khansa. Tidak pernah terduga kalau gadis itu akan mencium tangannya. Lama. Sampai hati Saga menghangat.

"Kenapa lama?" tanya Saga saat Khansa sudah melepas jabatan tangan mereka.

Hello, Future!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang