HF 18| Boleh

4.7K 258 4
                                    

Happy reading~~
*****

Saga fokus mengerjakan sesuatu di laptopnya sejak 3 jam yang lalu. Cowok itu baru bisa bebas melakukan pekerjaan lain saat Khansa sudah tidur.

Saat pulang sekolah tadi, Saga benar-benar kerepotan mengurus Khansa. Cewek itu sangat manja dan mudah sekali menangis. Tapi, Saga tidak pernah protes sekali pun. Ia dengan senang hati menuruti segala keinginan Khansa.

Jari-jarinya dengan lihai menari di atas keyboard. Ia tidak ke kantor hari ini karena tidak mungkin meninggalkan Khansa sendirian di rumah dan ia tidak ingin merepotkan Mama untuk mengurus Khansa. Jadilah, pekerjaan kemarin yang ditinggalnya ditambah hari ini dikerjakan di rumah atas izin Kakeknya.

Tentu saja tidak semudah itu. Ia harus menebalkan telinga karena dimarahi habis-habisan karena kemarin meninggalkan pekerjaan begitu saja. Tapi, Saga tetap tenang. Tidak terlalu mengambil pusing omelan Kakeknya.

Saga meregangkan otot lehernya sebentar, cowok itu benar-benar kelelahan. Sejak kemarin, ia belum istrahat sama sekali.

"KAKAK!" panggil Khansa yang membuat Saga segera berdiri. Ia menghampiri Khansa yang sedang tertidur di kasur.

Ternyata cewek itu hanya meracau tapi suaranya kelewat kencang untuk ukuran orang yang masih di alam bawah sadar. Saga mendekat kemudian mengusap-usap dahi Khansa pelan agar cewek itu bisa kembali tenang.

Luka di kedua lututnya sudah mulai mengering, tapi masih perih ketika berjalan. Ia juga tadi ke sekolah hanya diam di kelas, Saga yang membawakan makanan ke kelasnya saat istrahat yang justru menjadikan keduanya pusat perhatian.

Setelah Saga merasa Khansa sudah kembali tenang, ia kemudian ke kamar mandi untuk membasuh wajah. Ia memandangi bayangannya di dalam cermin. Bawah matanya mulai menghitam karena kurang tidur. Ah, lebih tepatnya ia tidak bisa tertidur karena memikirkan banyak hal. Tentang Khansa, pekerjaan, ujian yang sebentar lagi, dan juga ia belum sempat membuka gamenya karena terlalu sibuk.

Saga memijat pelipisnya sambil berjalan keluar kamar mandi. Sekarang ia sangat mengantuk walau wajahnya baru saja terkena air.

Saga naik ke kasur dengan perlahan agak tidak mengganggu tidur nyenyak Khansa. Ia merebahkan dirinya di samping gadis itu.

"Sa, gue tidur sebentar ya. Bangunin aja kalo ada apa-apa," bisiknya sambil menutup mata.

Tidak sampai 5 menit Saga sudah tertidur. Cowok itu benar-benar butuh mengistrahatkan badannya.

*****

Saga tidak tahu berapa lama ia tertidur, karena sekarang cowok itu terbangun saat merasakan Khansa menggeliat.

"Kak," ucap Khansa dengan suara khas bangun tidur.

"Hm?" jawab Saga. "Butuh sesuatu?" tanyanya sambil mengucek mata.

Khansa menggeleng. "Kakak tidur aja lagi. Pasti capek banget ngurusin Khansa," ujar gadis itu saat Saga akan mendudukkan dirinya.

"Gue udah tidur. Lo mau apa? Laper gak?"

Khansa kembali menggeleng, ia menatap lekat-lekat wajah Saga. "Khansa cuma mau sekarang Kak Saga istrahat. Gantian Khansa yang jagain."

"Emang lo gak butuh apa-apa?"

"Nggak kok. Khansa bisa lakuin sendiri nanti."

Saga mengangguk. "Sorry, gue tinggal tidur bentar. Bangunin jam 5 ya?" katanya yang dibalas Khansa anggukan berkali-kali.

"Iya, Kak."

"Kalo butuh sesuatu dan gak bisa sendiri, bangunin gue aja."

"Iya. Iya. Gak usah khawatir."

Hello, Future!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang