HF 7| Tidur Bareng?

5.3K 299 3
                                    

Happy reading~~
*****

Saga membuka pintu kamar dengan gerakan sepelan mungkin tapi tetap saja membuat gadis kecil yang sedang rebahan dalam dekapan Khansa itu menyadarinya.

Afia belum tidur sedangkan Khansa sepertinya sangat kelelahan dan sudah tertidur pulas sambil memeluk tubuh Afia.

"Abang, Aga!" panggil Afia sambil berbisik, ia membekap mulutnya sendiri saat kelepasan terkekeh membuat Saga gemas sekali melihatnya.

"Afia belum bobo?" tanya Saga sambil mengelus lembut kepala Afia. Cowok itu mendudukkan dirinya diujung kasur dengan pelan agar Khansa tidak terganggu.

"Mau peluk Abang Aga," ucap bocah itu masih bisik-bisik. Ia tidak leluasa bergerak karena Khansa sedang memeluknya.

"Abang Aga, ayo bobo di samping Fia," rengek gadis itu lagi saat Saga masih bergeming.

Saga menoleh sebentar pada Khansa, wajahnya sangat tenang ketika sedang tidur. Sangat berbeda sekali jika mata bulat itu terbuka.

"Ayo, Abang," ujar Afia sambil menarik tangan besar Saga untuk segera tidur di sampingnya.

Saga menurut kemudian memposisikan dirinya untuk tidur disamping Afia. "Peluknya gini?" tanya Saga saat sudah memeluk Afia.

Afia tertawa kecil kemudian menoleh pada Saga dan mengecup pipi cowok itu. "Selamat malam, Abang, Aga. Makasih udah mau peluk Fia," ujar Afia sambil melingkarkan tangan mungilnya di perut Saga.

Saga lebih mendekatkan dirinya saat ingin mengecup puncak kepala Afia. "Sama-sama sayang, sekarang Afia bobo ya?"

Afia menganggukan kepalanya kemudian tersenyum. Ia memejamkan kedua matanya.

Jadi gini rasanya dipeluk Abah sama Ibu. Fia biasanya tidur sama Abah aja, atau Abang Nenes aja, atau sama Akak Nana dan Akak Afra. Kenapa Fia gak punya Ibu ya? Afia berucap dalam hati sembari menikmati pelukan hangat sepasang suami istri itu. Lalu setelahnya ia terlelap.

Saga mengusap-usap kepala Afia lembut agar tidur gadis kecil itu nyaman. Tapi matanya menatap lurus pada Khansa.

Harusnya setelah Afia tertidur, ia pindah ke kamarnya. Tapi entah kenapa, rasanya ia sudah sangat nyaman dengan posisinya sekarang. Seolah ada sesuatu dalam dadanya yang membuncah dan membuatnya betah.

Tanpa memikirkan egonya ia memilih tetap disana. Tidur sambil memeluk Afia dengan hangat. Ternyata tidur bersama senyaman ini ya?

*****

Pukul setengah lima subuh Saga terbangun dari tidurnya. Ia merasakan tangan mungil yang semalam memeluknya masih berada disana. Tapi tunggu, perasaan tangan Afia tidak sebesar itu.

Pandangannya turun ke perut dan mendapati dua tangan yang berbeda ukuran sedang terkulai disana. Senyum Saga sedikit tertarik melihat pemandangan itu. Ia tidak tahu kenapa bangun tidur bisa membuatnya senyum-senyum.

Saga menolehkan kepala, melihat Afia yang masih terlelap begitupun dengan gadis cantik di depannya. Tangan Saga terangkat merapikan rambut Khansa yang menghalangi wajahnya. Mungkin sekitar lima menit Saga hanya diam sambil memandangi wajah tenang Khansa kemudian tersadar ia harus shalat subuh.

Saga melepaskan kedua tangan yang berada di perutnya dengan sangat hati-hati agar sang pemiliknya tidak terganggu. Setelah berhasil, Saga segera menuju kamar mandi untuk mencuci muka lalu wudhu. Ia tidak membangunkan Khansa karena gadis itu masih halangan.

*****

Setelah sarapan, Saga dan Khansa mengantar Afia pulang. Hari ini Khansa sangat pendiam, tidak biasanya gadis itu bersikap seperti ini. Sejak bangun tidur bahkan tadi saat makan, mereka makan dalam diam hanya suara Afia yang terus berceloteh dan bertanya ini itu.

Hello, Future!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang