HAPPY READING✨
JANGAN LUPA MENINGGALKAN JEJAK
TERIMAKASIH❤__________________________________
__________________________________Alea bersama dengan Putra berada di ruang guru untuk mengumpulkan tugas yang di berikan Buk Indah kemarin.
"Ini tugasnya buk" Putra menaruh lembar kertas di atas meja Buk Indah.
"Apa sudah semua mengumpulkannya?" tanya buk Indah.
"Saya sudah mengecek dan memeriksa semuanya. Dan hanya satu yang belum mengumpulkan, yaitu Doni buk" jawab Putra. Buk Indah mulai melipat kedua tangannya "Siapa ketua kelasnya?"
"Saya buk" jawab Putra.
"Wakilnya?"
"Saya" Alea mengangkat tangannya.
"Tolong kasitau Doni, kalau tidak dikumpulkan hari ini juga, nilainya kosong"
"Baik buk" jawab Putra dan Alea berbarengan. Setelah menyelesaikan masalah tugas, mereka berdua kemudian keluar.
Saat berjalan Alea tidak sengaja menabrak seseorang yang akan masuk ke ruang guru. "Akhh" ringis Alea. Alea kemudian menatap seseorang tersebut. Seseorang itu ikut menatap Alea kemudian masuk ke ruang guru tanpa berbicara apapun.
"Lo gapapa?" tanya Putra
"Iya gapapa kok"
***
Suasana di kelas seperti biasa berisik karna guru yang mengajar belum datang. Alea duduk di bangkunya sambil menggambar di buku kecil miliknya yang selalu ia bawa. Alea memang hobby menggambar bahkan Alea pernah ikut lomba menggambar dan mendapatkan juara 1.
"Serius banget sih. Lagi gambar apa?" Sean datang dan duduk di samping Alea. Alea tersenyum sekilas lalu kembali melakukan aktivitasnya "Aku lagi gambar bunga mawar, bagus gak?" Alea memperlihatkan gambaranya tadi. "Bagus. Bagus banget gak sia-sia kalo kamu jadi juara" Sean tersenyum sambil masih menatap gambaran Alea tadi.
"Nanti malem sibuk gak?" Alea menaruh dagunya di bahu Sean sambil menatap ke arah Sean
"Enggak. Kamu mau ngajak aku dinner?"
"Kok tau?"
"Nebak aja. Emang bener ya?"
"Iya. Papa ngajak kita dinner nanti" Sean kembali tersenyum lalu seperti biasa mengelus lembut rambut Alea, entahlah mungkin memang karna sudah terbiasa melakukannya.
Saat bersamaan wali kelas Alea yaitu Pak Angga datang bersama seorang gadis. Seprtinya gadis itu adalah seorang siswa baru. Semuanya pun kembali duduk di tempatnya masing-masing.
"Selamat pagi semua" ujar pak Angga lantang.
"Pagi pak!"
"Hari ini kita kedatangan siswa baru, silahkan nak perkenalkan diri kamu" gadis tadi sedikit maju lalu mulai berbicara.
"Selamat pagi semua. Perkenalkan nama saya Lilianna. Semoga kita bisa berteman baik" Gadis yang bernama Anna tersebut tersenyum manis kepada semuanya. Lalu Pak Angga menyuruh Anna duduk di bangku yang kosong.
Kelas dimulai seperti biasa, kini yang mengajar adalah pak Angga. Pak Angga mengajar pelajaran Fisika dan Kimia, pelajaran kesukaan Sean. Sean memang siswa yang pintar dan pernah mengikuti perlombaan cerdas cermat antar sekolah.
Sean sangat amat fokus mendengarkan pak Angga yang berbicara di depan. Matanya fokus serta tangannya yang sibuk mencatat, berbeda dengan Alea yang sudah mulai mengantuk karna kebosanan.
"Oke sampai disini saja pelajaran hari ini" ujar Pak Angga yang menyudahi pelajaran di pagi hari ini. Alea meregangkan tubuhnya, rasanya lega karna pelajaran yang membosankan dan menyulitkan itu akhirnya selesai juga.
"Sean bisa ikut bapak.sebentar?" Sean mengangguk dan mulai beranjak dari duduknya. "Anna juga, silahkan ikut bapak" mereka bertiga pergi meninggalkan kelas.
Lena menghampiri Alea dan langsung duduk di sampingnya "Ngapain pak Angga manggil Sean?"
"Gatau. Palingan juga disuruh ikut lomba" Alea melanjutkan gambarannya tadi. "Menurut lo murid baru tadi cantik gak?"
"Biasa aja"
"Awas, jangan sampek Sean naksir" Alea yang mendengar itu langsung menatap tajam Lena. Menurutnya tidak mungkin Sean menyukai murid baru tadi.
"Gue cuma ngingetin aja" ujar Lena lagi.
Devan berjalan melewati Lena dan Alea, gerak-geriknya sedikit membuat orang curiga. Lena yang melihat itu pun langsung memanggil Devan "Mau kemana lo?" teriak Lena, Devan menoleh dengan tersenyum "Kepo" ujarnya lalu pergi.
Lena terus memandangi punggung Devan yang mulai menghilang. Sama halnya dengan Alea, Lena juga selama ini menyimpan perasaan untuk Devan. Lena pernah mengungkapkan perasaannya ke Devan, namun di tolak secara langsung oleh Devan.
"Belum bisa move on ya?" Alea yang melihat ekspersi Lena daritadi mengetahui bahwa selama ini Lena belum bisa move on dari Devan. "Enggak" jawab Lena singkat.
Alea tidak melanjutkan bicaranya, dia tidak ingin Lena mengingat masa Terburuknya di saat Devan menolaknya di depan teman-teman tongkrongan Devan.
***
"Alasan bapak panggil kamu kesini adalah mau minta tolong satu hal" Ujar Pak Angga kepada Sean. "Mau minta tolong apa pak?"
"Sean, kamu itu siswa cerdas kan? Jadi bapak mau kamu ngajarin Anna beberapa materi penting" lanjut pak Angga, "Anna baru pindah kan? Jadi banyak pelajaran yang tertinggal. Makanya bapak mau minta kamu buat ngajarin dia, bisa kan Sean?"
Sean dan Anna saling menatap satu sama lain. Anna tersenyum ke arah Sean begitu pun sebaliknya. "bisa pak" jawab Sean. Pak Angga tersenyum "Anna kamu mau kan di ajarin sama Sean?" Anna mengangguk pelan "Oke jadi deal ya?"
Sean bersama Anna berjalan berbarengan di koridor sekolah. Suasana canggung terjadi di antara keduanya. Di depan kelas, mereka berdua ingin saling bicara namun merasa canggung. "Nama kamu Sean kan?" Anna mulai membuka bicara.
"Iya" jawab Sean.
"Salam kenal ya" Anna tersenyum sambil mengulurkan tangannya. Tanpa ragu Sean menjabat uluran tangan Anna "Iya salam kenal juga".
Di dalam kelas, Alea melihat semua itu. Rasanya ia sangat kesal melihat Sean yang tersenyum kepada seorang gadis lain. "Makanya kalo gamau sakit hati, mending ungkapin. Biar lega" ujar Lena.

KAMU SEDANG MEMBACA
A L E A
Teen FictionSelama 12 tahun menjalani persahabatan dengan Sean, Alea diam-diam menyukai Sean. Namun Sean malah menyukai seorang murid baru yang bernama Anna. Kemudian Alea bertemu dengan Andrean, ia juga sudah lama menyukai Anna. Mereka pun sepakat bekerja sam...