Alea dan Andrean sudah sampai di sekolah, mereka berdua kini sangat gelisah tentang nilai ujian yang akan di share pada grup kelas masing-masing.
Tring..
Terdengar bunyi notifikasi dari ponsel mereka bersamaan. Alea membuka perlahan grup whatsapp di hapenya begitu pula dengan Andrean. Alea membuka file yang di kirim matanya mencari nilai Sean dan Alea langsung panik karena Sean mendapat peringkat 1 di kelas.
"Dean, Sean peringkat pertama di kelas" ujar Alea pelan.
Alea menatap ke arah Andrean, Andrean masih menatap layar ponselnya dengan serius.
"Dean?" panggil Alea lagi.
Andrean menatap ke arah Alea, tidak ada senyuman di wajahnya. Alea kini takut, takut jika Andrean kalah sekarang dalam taruhan ini.
"Lea.. Peringkat gue.."
"Dean, kalau pun lo kalah gue bakal bilang ke Sean untuk batalin semua ini. Dia pasti mau, lo tenang aja" ujar Alea panik.
"Lea, lo gaperlu ngelakuin itu"
"Dean.."
Andrean tersenyum, lalu mengelus lembut rambut Alea.
"Maaf ya gue padahal udah berusaha semampu gue"
Alea menggenggam tangan Andrean lembut, rasanya sekarang ia ingin menangis. Mungkin sekarang ini adalah hari terakhirnya untuk menganggam tangan Andrean seperti ini.
"Dean.. Gue gamau kita pisah.."
"Yang bilang kita bakal pisah siapa?"
Alea mengerutkan alis, ia tidak mengerti dengan apa yang di maksud Andrean. Andrean seperti menahan tawanya sekarang, itu membuat Alea sangat kebingungan.
"Lea, kita gabakal pisah. Karna gue juga peringkat pertama di kelas"
"Hah?"
Alea terkejut lalu mengambil ponsel dari tangan Andrean. Ia kemudian membuka grup kelas dan mengecek kembali nilai Andrean. Dan benar saja, nama Andrean terpampang jelas di urutan pertama. Alea langsung tersenyum, rasa paniknya kini menghilang.
"Dean, lo hebat banget gue bangga sama lo"
Alea sedikit berteriak, ia sangat senang karena nilai Andrean naik secara drastis. Namun Alea langsung berpikir lagi, Sean dan Andrean sama-sama mendapat peringkat 1.
"Terus sekarang gimana? Lo sama Sean sama-sama dapet peringkat 1. Yang menang siapa dong?"
"Mending sekarang kita cari Sean"
Mereka berdua berjalan dan memcari keberadaan Sean, Alea bertanya pada Putra tentang keberadaan Sean. Putra mengatakan kalau Sean duduk di pinggir lapangan basket. Mereka berdua langsung mencari Sean kesana.
Sean duduk sendirian, sembari melihat orang yang berjalan lalu lalang di lapangan. Sean sudah mengecek nilai dan ia tidak begitu senang mendapat peringkat pertama. Karna Sean tau kalau Andrean juga mendapat peringkat pertama.
"Sean"
Panggil Alea yang datang bersama Andrean. Sean menatap keduanya dengan tatapan tidak suka.
"Gue peringkat 1" ujar Andrean
"Gue tau" jawab Sean
"Jadi berhubung kalian berdua peringkatnya sama, mending udahin aja taruhan kalian"
Alea berkata begitu karna ia tidak mau ada perdebatan lagi di antara Sean maupun Andrean.
"Ga semudah itu, peringkat umum sekolah masih belum di share. Peringkat umum sekolah yang bakal jadi penentu dari taruhan ini"
Sean tersenyum miring, ia sangat yakin kalau dirinya lah yang akan memenangkan taruhan ini. Mungkin Andrean memang bisa mendapatkan peringkat pertama di kelasnya, tapi peringkat pertama umum sudah pasti tidak akan bisa Andrean dapatkan.
"Sean stop lah, taruhan ini bener-bener ga berguna" ujar Alea kesal.
"Dia udah nyetujuin taruhan ini, jadi dia harus ikut taruhan ini sampai akhir" jawab Sean sambil menunjuk ke arah Andrean.
"Woi kalian!"
Mereka bertiga menoleh, dan tampak Putra yang datang dengan kelelahan karna berlari.
"Sean sama Andrean, kalian di panggil sama pak Hilma. Di suruh ke kantornya"
***
Sean dan Andrean masuk ke dalam ruangan pak Hilma, selaku kepala sekolah mereka. Sedangkan Alea dan Putra menunggu di luar.
"Kenapa mereka di panggil?" tanya Alea pada Putra.
"Gatau gue, gue cuma di suruh manggil mereka doang"
Sementara di dalam, Andrean dan Sean duduk di berhadapan dengan Pak Hilma. Pak Hilam tersenyum kepada keduanya, seperti merasa senang.
"Jadi kalian berdua yang namanya Sean sama Andrean?"
Mereka berdua mengangguk, Andrean dan Sean saling tatap. Mereka bertanya-tanya kenapa mereka bisa di panggil kesini.
"Kalian pasti bingung kenapa saya tiba-tiba memanggil kalian berdua kesini"
"Memangnya ada apa ya pak?" tanya Sean.
"Saya memanggil kalian berdua kesini untuk membicarakan tentang peringkat umum di sekolah ini. Saya dengar kalian berdua mendapat peringkat pertama di kelas kalian?"
Sean dan Andrean mengangguk pelan, mereka berdua sangat penasaran dengan apa yang akan dikatakan pak Hilma.
"Sebelumnya, saya ucapkan selamat kepada kalian berdua karna kalian berdua mendapat juara 2 umum di sekolah"
"Hah?" mereka berdua terkejut. Mereka tidak mengerti jelas dengan apa yang di ucapkan pak Hilma itu.
"Begini, biar saya jelaskan. Kalian berdua ini mendapat peringkat umum kedua dikarenakan nilai kalian yang sama di setiap mapel yang berbeda"
"Kalian ini benar-benar hebat ya, sayq jarang melihat yang seperti ini. Nilai kalian kurang satu poin, kalau saja pas mungkin kalian akan mendapat peringkat umum pertama" ujar pak Hilma.
Andrean dan Sean saling tatap satu sama lain. Mereka tidak menyangka kalau nilai mereka bisa sama seperti itu. Pertaruhan yang mereka lakukan benar-benar sia-sia sekarang.
"Jadi, kita berdua yang mendapat peringkat umum dua ya pak?" Pak Hilma mengangguk menanggapi pertanyaan dari Andrean.
"Tapi mana bisa begitu pak, peringkat itu harusnya di dapatkan oleh satu orang" ucap Sean.
"Ya memang, tapi mau bagaimana lagi? Nilai kalian itu jumlahnya sama, jadi saya putuskan untuk memberi kalian peringkat yang sama saja"
"Tapi pak.."
"Keputusan saya tidak bisa di ganggu gugat. Saya ucapkan selamat kepada kalian berdua, terimakasih"
Sean sangat kesal sekarang, bukan ini yang dia mau. Yang Sean mau adalah Andrean bisa menjauh dari Alea. Sean menatap ke arah Andrean, ternyata dirinya terlalu meremehkan Andrean. Kini ia harus mencari cara lain untuk bisa membuat Andrean menjauh dari Alea.

KAMU SEDANG MEMBACA
A L E A
Teen FictionSelama 12 tahun menjalani persahabatan dengan Sean, Alea diam-diam menyukai Sean. Namun Sean malah menyukai seorang murid baru yang bernama Anna. Kemudian Alea bertemu dengan Andrean, ia juga sudah lama menyukai Anna. Mereka pun sepakat bekerja sam...