Sean mengantar Anna pulang, makan bersama Anna sangat menyenangkan baginya. Terlebih lagi sifat Anna yang ceria membuat Sean menjadi nyaman saat bersama Anna.
"Makasih buat hari ini ya, Sean" Anna tersenyum ke arah Sean begitu pun sebaliknya.
"Seharusnya aku yang bilang kaya gitu" Anna tertawa kecil. "Kapan-kapan boleh makan bareng lagi gak?" Sean mengangguk, bahkan ia tidak sabaran untuk makan lagi bersama Anna.
Alea berbaring di kasurnya, ia tidak menyangka kalau sisa sore harinya ia habiskan bersama Andrean. Alea baru tersadar kalau Andrean memiliki sisi lembut seperti tadi. Ia pikir awalnya Andrean adalah seorang yang dingin dan tidak punya hati, namun ia salah, Andrean ternyata seseorang yang juga mempunyai kepedulian yang tinggi.
Kaki Alea memang sakit, tapi ia tidak rasakan lagi. Mungkin karna pijitan ajaib Andrean? Atau Andrean memiliki tangan ajaib? Haha lucu memang yang di pikirkan Alea.
Seperti biasa rumah Alea kosong, rumah yang lumayan besar itu hanya di tempati Alea seorang diri. Memang ada beberapa pembantu, namun mereka hanya datang untuk bersih-bersih saja.
Jam 8 malam, Alea kelaparan. Ia membuka kulkas dan hanya terdapat bahan makanan. Sebenarnya Alea bisa memasak, namun karna sudah malam, mood nya untuk memasak tidak ada. Alea memutuskan untuk membeli mie instan di mini market dekat perumahannya.
Karna jarak minimarket dengan rumahnya lumayan dekat, Alea memutuskan untuk berjalan kaki saja. Sampai disana, Alea membeli beberapa mie instan dan juga snack-snack untuk ia makan nanti. Setelah membayar Alea keluar minimarket, namun langkahnya terhenti karna melihat seseorang yang ia kenal. Orang itu adalah Andrean.
Andrean duduk di motornya sambil memainkan ponsel miliknya. Andrean seperti sedang menunggu seseorang. Alea berpikir, apakah mungkin Andrean tengah menunggu pacarnya? Tapi tidak mungkin karna Alea tau kalau Andrean tidak memiliki pacar.
"Hai" Alea menyapa Andrean dengan sedikit gugup. Entah apa yang membuatnya gugup. Andrean menengok lalu tersenyum "Lagi belanja?" tanya Andrean. Alea mengangguk pelan.
"Lo ngapain disini?"
"Nunggu temen gue beli rokok"
"Rokok?! Kan gue udah bilang kalo lo gaboleh ngerokok!" Andrean tertawa kecil melihat wajah kesal Alea. Menurutnya Alea kini sangatlah imut.
"Temen gue yang ngerokok, bukan gue"
"Kalo temen lo ngerokok, otomatis lo ikut-ikutan! Gini deh gue janji bakal bawain lo permen setiap hari. Gue pernah denger katanya kalo mau berhenti ngerokok, banyakin makan permen. Karna permen bisa jadi pengganti rokok"
"Nanti kalo gue banyak makan permen, ntar gigi gue rusak dong"
"Ya jangan tiap hari makannya. Lo makan saat lo lagi pengen ngerokok"
Andrean tersenyum lagi, perempuan di depannya ini sangat menggemaskan baginya. "Iya iya gue bakal nurutin apa kemauan lo. Tapi janji ya harus ngasi gue permen setiap hari"
"Iya janji"
"Woi Andrean" teriak seorang lelaki yang baru keluar dari minimarket. Lelaki itu tak kalah tampan dari Andrean, namun penampilannya bisa di bilang 'berandalan'.
"Beli rokok aja lama" ujar Andrean.
"Biasalah. Gue masih ngegombalin mbak-mbak kasir haha" lelaki yang bertindik itu tertawa kecil. Lalu pandangannya mengarah ke Alea
"Wih siapa nih? Pacar lo ya?" ujarnya.
"Temen gue" ujar Andrean.
"Hai kenalin gue Haikal. Temen baiknya Andre" Lelaki yang bernama Haikal tersebut mengulurkan tangannya ke arah Alea. Alea ingin membalas jabatan tangan, namun Andrean langsung menepis tangan Haikal.
KAMU SEDANG MEMBACA
A L E A
Genç KurguSelama 12 tahun menjalani persahabatan dengan Sean, Alea diam-diam menyukai Sean. Namun Sean malah menyukai seorang murid baru yang bernama Anna. Kemudian Alea bertemu dengan Andrean, ia juga sudah lama menyukai Anna. Mereka pun sepakat bekerja sam...