Andrean memasuki sebuah tempat terbengkalai. Di dalam terdapat banyak orang-orang yang penampilannya mirip preman. Mereka semua adalah teman tongkrongan Andrean.
"Eh Andre, tumben lo dateng"
Andrean tidak merespon, ia langsung duduk di salah satu bangku disana. Andrean menghela nafas, kini ia menyesal telah menerima tawaran taruhan dari Sean itu. Ia berpikir jika dirinya yang tidak ada apa-apanya bisa mengalahkan Sean yang punya segala.
"Lo kenapa dah? Lesu bgt tu muka" tanya salah seorang lelaki dengan memakai jaket hitam tersebut. Lelaki itu bernama Fero.
"Palingan putus cinta ni anak" jawab Haikal, lelaki yang waktu itu ke minimarket bersama Andrean.
"Hah putus cinta? Emangnya Andre pernah jatuh cinta? Kan dia.. Gay"
Semua orang tertawa mendengar ucapan Alfidan . Alfidan memang sangat suka menjahili Andrean.
"Bisa diem gak kalian?!"
Andrean menatap tajam semuanya, kini dirinya tidak mood untuk bercanda. Yang ia pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya untuk mengalahkan Sean.
"Sorry ndre... Tapi serius lo kenapa dah? Ada masalah?" tanya Alfidan, ia merasa kalau temannya ini sedang dalam masalah.
"Iya ndre. Kalo lo ada masalah cerita aja ke kita, siapa tau kita bisa bantu" jawab Fero.
"Hufh.. Gue ikut taruhan. Dan kalo gue kalah, gue harus ngejauh dari cewek yang gue suka"
"What?! Taruhan macam apa itu?!" ujar Andra yang baru datang dan langsung mendengar perkataan Andrean.
"Emang gila, dan dengan bodohnya gue malah setujuin" Andrean mengusap wajahnya kasar.
"Trus kenapa kalo lo setuju? Gue yakin kok lo yang bakal menang. Lo itu kan 'Andrean yang selalu menang'!" semua orang setuju dengan perkataan dari Haikal, mereka sangat yakin kalau nantinya Andrean yang akan menang dalam taruhan tersebut.
"Thanks ya semua udah mau nyemangatin gue" Andrean terharu.
"Emang apasi taruhannya?" tanya Alfidan.
"Taruhannya harus ngalahin nilai dia dalam ujian"
"Yahh kalo itu gue yakin lo gabakal menang. Otak lo kan di bawah rata-rata" ujar Haikal jujur.
"Gue juga berpendapat begitu, sorry" Fero juga ikut-ikutan.
"Temen gaada akhlak kalian! Gue jadi down lagi nih gara-gara kalian!" Andrean mengkesal, bisa-bisanya ia memiliki teman yang tidak ada akhlak seperti itu.
"Kalian gimana si, bukannya nyemangatin Andre malah ngejek" Andra membela Andrean yang di bully.
"Sorry" ujar Fero dan haikal barengan.
"Yaudah sekarang kasi solusi buat masalah gue. Cepett!!"
Mereka semua mulai berpikir keras, lalu satu persatu ide muncul dari otak mereka masing-masing.
"Gue tau! Gimana kalo lo maling kunci jawaban aja?" Andra memberikan saran yang membuat Andrean langsung menjitaknya.
"Hmm gimana kalo lo nyontek aja ke temen lo yang pinter. Kalo dia gamau, kita pukul aja sampek dia mau" kali ini Fero yang memberikan saran.
"No! Gaboleh ada kekerasan. Alea gasuka"
"Wadu wadu tipikal cowok penurut nihh" ejek Andra.
"Gue boleh ngasi saran? Gimana kalo lo nyerah aja? Maksudnya gausah taruhan kaya gitu, taruhan saling mukul aja. Pastinya lo yang bakal menang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
A L E A
Teen FictionSelama 12 tahun menjalani persahabatan dengan Sean, Alea diam-diam menyukai Sean. Namun Sean malah menyukai seorang murid baru yang bernama Anna. Kemudian Alea bertemu dengan Andrean, ia juga sudah lama menyukai Anna. Mereka pun sepakat bekerja sam...