Chapter 18: Menyatakan Cinta 2

27 6 0
                                    

HAPPY READING ALL✨
_________________________________

Besoknya pada malam hari, Alea sudah berjanji dengan Sean untuk bertemu di air mancur di taman dekat kompleks. Alea gugup, karna malam ini ia akan menyatakan perasaan yang sudah lama ia pendam ke Sean.

Keringat dingin mengalir keluar dari tubuhnya, ia bukannya takut jika Sean menolaknya, tapi ia takut jika nantinya hubungannya dengan Sean akan berubah.

Tak lama Sean datang dengan senyum manisnya. Sepertinya Sean sangat bahagia malam ini. Entah kenapa feeling Alea mengatakan bahwa pernyataan cintanya malam ini akan gagal.
"Udah lama?" tanya Sean.

"Enggak kok"

Alea mulai mengatur nafas, dan mulai berbicara "Sean, aku ngajak kamu ketemu malam ini untuk ngasi tau kamu suatu hal yang menurut aku penting" Alea berbasa-basi terlebih dahulu untuk menghilangkan rasa gugupnya.

"Aku juga mau ngasi tau kamu hal yang penting" ujar Sean.

"Oke.. Kamu duluan"

Sean tersenyum dan mulai berbicara

"Lea, aku suka sama Anna"

Deg ..

Alea terdiam mendengar ucapan Sean, rasa sakit mulai menggerogoti hatinya. Matanya memerah, ia menahan air matanya. Alea mencoba tersenyum walaupun ia paksakan.

"S-sejak kapan?" Alea bertanya dengan nada gagap. Sebenarnya ia tidak kuat untuk berbicara lagi.

"Aku gatau sejak kapan, tapi mungkin sejak aku selalu sama Anna. Sifat Anna yang ceria entah kenapa ngebuat aku nyaman deket sama dia" Sean tersenyum bahagia lalu memegang kedua pundak Alea.

Alea berpikir, selama 12 tahun Sean bersamanya apakah Sean sama sekali tidak punya perasaan padanya? Dan Anna, orang yang baru datang ke kehidupan Sean langsung bisa menempati hati Sean dalam sekejap.

"Lea kamu bisa bantu aku kan? Rencananya aku mau nembak Anna besok malem. Kamu bantu buat persiapannya ya"

Mendengar Sean mengatakan itu membuat rasa sakit di hatinya bertambah. Memangnya ada orang yang mau membantu seseorang yang disukainya untuk mengungkapkan perasaan pada orang lain?

Alea ingin menolak, tapi ia tidak bisa menolak Sean. Lemah memang, tapi inilah Alea.

Alea mengangguk pelan sambil tersenyum tipis.

"Makasih ya Lea" Sean mengelus rambut Alea. Alea menjauhkan sedikit dirinya dari Sean.

"Ohh ya kamu mau bilang apa?"

Alea yang tadinya ingin menyatakan cinta, mengurungkan niatnya. Percuma juga memberitahu Sean soal perasaannya, toh juga Sean menyukai Anna bukan dirinya. Sepertinya memang feeling Alea benar.

"Itu.. Bukan hal penting kok hehe"

"Bener?" Alea mengganguk.

"Aku pergi dulu ya Sean. Semoga besok semuanya lancar ya" setelah mengatakan itu, Alea melangkahkan kakinya pergi dari taman tersebut. 

Alea menaiki taksi, tak terasa air matanya jatuh. Dengan cepat ia mengusapnya. Hal yang sekarang ia pikirkan adalah ia ingin menemui Andrean, sekarang juga.

***

Andrean membereskan pekerjaan di dapur, jam sudah menunjukkan pukul 22:30 yang artinya caffe sudah harus tutup.

Andrean mengelap keringatnya yang bercucuran, hari ini adalah hari yang melelahkan baginya. Karna hari ini banyak pelanggan yang datang ke caffe.

Jeffri datang lalu menghampiri Andrean "Andre, cepetan ke depan sekarang!" ujar Jeffri dengan nada panik.

"Ada apaan si?"

"Lo dicari sama cewe yang kemarin!"

Andrean berpikir itu pasti Alea, dengan capat ia pergi keluar caffe. Disana sudah ada Alea yang berdiri dengan cepat Andrean menghampiri Alea.

"Lea?"

Alea berbalik yang langsung membuat Andrean terkejut. Bagaimana tidak, Alea menangis dengan wajah dan matanya yang agak memerah.

"Lo kenapa Lea?!"

Alea terdiam dan langsung memeluk Andrean dengan erat. Andrean  membalas pelukan Alea dan dengan perlahan mengelus lembut rambut Alea, untuk menenangkan Alea agar tidak menangis.

Alea melepas pelukan, matanya tertuju pada Andrean, air matanya tak henti mengalir

"Kenapa.. Kenapa Andrean?? Kenapa Sean gabisa suka sama gue?? Padahal gue adalah orang yang selalu ada sama dia selama ini.. Kenapa dia malah suka sama Anna. Kenapa Andrean.."

Andrean mengapus air mata Alea, Andrean memegang kedua pipi Alea lalu tersenyum ke arah Alea  "Jangan nangis okey? Kalo dia gak suka sama lo, dianya yang rugi. Air mata lo ini berharga banget Lea, jadi jangan lo sia-siain buat orang yang gak mencintai lo"

"Tapi kalo lo mau nangis, nangis aja. Seperti kata gue waktu itu, mungkin dengan nangis akan ngebuat semua beban lo menghilang" Ujar Andrean lagi.

Alea mulai berhenti menangis, kini senyuman terlihat dari bibirnya. Keputusan Alea mencari Andrean sangat benar, karna Andrean lah yang bisa menenangkan Alea sekarang.

****

Apa part ini terlalu pendek yah? Hehe maaf, soalnya lagi kehabisan inspirasi.

Jangan lupa follow ig aku @_gungputriii

Gak nyangka udah sampek chapter 18, semoga kalian gak bosen-bosen baca cerita aku❤

Sampai jumpa di chapter 19✨

A L E ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang