Chapter 31: Taruhan

33 6 1
                                    

Alea merebahkan dirinya ke kasur, Alea sangat lelah. Ini baru hari pertama ujian, namun Alea sudah merasakan pusing dan kelelahan. Masih ada 4 hari lagi untuk ujian selesai.

Ceklek.

Pintu kamar Alea di buka, terdapat Yani yang berada di depan pintu kamar Alea. Yani tersenyum ke arah Alea, bagitu pun sebaliknya. Alea yang melihat ibunya datang langsung duduk.

"Gimana ujiannya? Lancar?" ujar Yani sembari duduk di samping Alea.

"Lancar sih ma. Tapi agak susah"

"Kalo ngerasa susah, pelajarin lagi ya? Biar kamu bisa"

"Siap ma"

Suasana hening, tidak ada lagi perbincangan di antara keduanya. Alea tidak tau harus bicara apa pada ibunya ini, begitu pun sebaliknya, Yani juga tidak tau harus berbicara apa lagi. Mereka berdua seperti orang yang baru mengenal satu sama lain, mungkin efek karna jarang bertemu.

"Mama gak kerja?"

"Mama hari ini libur buat nemenin kamu. Boleh kan?"

Alea langsung kaget bercampur senang, sudah lama sekali Alea tidak merasakan kebersamaan bersama ibunya ini. Dan hari ini ia diberi kesempatan lagi untuk merasakannya.

"Ya boleh dong!"

"Yaudah gimana kalo kita masak bareng?"

Alea bersama ibunya yaitu Yani berada di dapur. Mereka berdua bersiap untuk memasak. Sayur, daging, maupun bahan makanan dan perlengkapan masak sudah tersedia di dapur. Rencananya mereka berdua akan memasak banyak makanan hari ini.

1 jam kemudian, makanan yang dibuat sudah jadi. Alea membawa makanan yang di masaknya lalu menatanya di meja makan. Alea memperhatikan makanan yang berada di meja itu, makanan yang mereka buat sangat banyak. Alea berpikir apakah ia dan ibunya bisa menghabiskan makanan sebanyak ini hanya berdua.

Lalu Yani datang sambil membawa piring dan sendok, Yani menatap rapi semuanya. Alea heran, ibunya itu menyiapkan semuanya seperti akan ada tamu yang datang.

"Ma, bakal ada tamu ya?"

"Iya Lea"

"Siapa??"

"Ntar juga kamu tau"

Alea tidak bertanya lagi, ia berpikir mungkin saja teman sekantor ibunya akan datang atau pun sahabat-sabahat ibunya.

Tak lama terdengar bel rumah berbunyi, menandakan ada tamu yang datang. Dengan cepat Yani menghampiri tamu tersebut. Alea yang sejak tadi duduk sambil bermain ponsel menjadi penasaran. Siapa tamu yang di undang oleh ibunya tersebut.

Lalu Yani datang sambil mengajak dua orang tamu itu masuk. Alea yang melihat kedua tamu itu dibuat terkejut. Bagaimana tidak, dua tamu yang di undang Yani adalah Andrean dan Sean.

Yani dengan senyumannya itu berada di tengah-tengah kedua pemuda tampan tersebut sambil dengan menggandeng tangan keduanya. Alea menatap mereka sambil dengan berucap "Astaga"

"Nah Lea ini tamu yang mama bilang. Kamu pasti kaget kan??"

"Haha iya ma" Alea tersenyum kikuk, sedangkan Andrean dan Sean tersenyum padanya.

Di meja makan, mereka makan ber-empat. Yani dengan senangnya membagikan lauk pada kedua tamunya tersebut. Mereka mulai makan.

"Hmm Lea itu cocoknya sama Dean atau Sean ya?"

"Uhuk uhuk uhuk!"  perkataan ibunya membuat Alea tersedak seketika. Dengan cepat Andrean dan Sean menuangkan air ke gelas dan di berikan kepada Alea. Alea melihat kedua lelaki itu menyodorkan gelas berisi air kepadanya.

A L E ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang