Chapter 29: Berbaikan.

28 5 1
                                    

Di kelas, Alea menaruh tasnya di kolong bangku, dengan cepat Alea mengeluarkan semua buku pelajarannya. Hari ini saat jam istirahat atau saat guru tidak mengajar, Alea  akan belajar untuk ujian nanti.

"LEA!!"

Lena datang dan menghampiri Alea, Lena langsung memeluk sahabatnya tersebut. Alea yang merasa sesak melepas pelukan Lena.

"Sesek Anj!"

"Sorry. Habisnya gue khawatir bgt sama lo Lea!! Dan kemarin gue telfon dan chat malah gak lo respon!"

"Sorry hehe. Gue lagi males buat komunikasi sama siapapun"

Lena duduk di samping Alea, ia sangat ingin mendengar cerita soal Alea kemarin. Tentang Alea yang akan menjadi saudara tiri Anna. Lena ingin tau semua itu. Alea mulai menceritakan semuanya pada Lena.

Lalu Anna datang, ia melihat Alea. Anna langsung menundukkan kepalanya, ia masih merasa bersalah atas kejadian kemarin namun Anna tidak berani untuk berbicara pada Alea.

Alea menatap Anna, bukan tatapan kebencian melainkan tatapan rasa bersalah. Alea juga merasa bersalah pada Anna karena telah membentak Anna dan juga berkata kasar pada Anna. Alea menghampiri Anna di bangkunya, Anna masih menunduk takut pada Alea.

"Anna gue mau ngomong sama lo" Anna memberanikan diri untuk menatap Alea, ia hanya mengangguk pelan lalu mengikuti Alea.

Mereka berdua berbicara di belakanh sekolah, Alea menyenderkan dirinya ke tembok sedangkan Anna hanya berdiri mematung.

"Anna soal ke-"

"Alea maaf! Maafin aku ya, harusnya aku gak terlalu sok kenal sama kamu. Aku tau kamu gasuka sama aku, aku minta maaf Lea. Gara-gara aku kamu jadi di tampar Sean. Aku juga bakal batalin pernikahan mama sama papa Edy, aku gamau nantinya kamu bakal tambah benci sama aku"

"Anna stop! Biarin gue ngomong dulu"

"Gue yang harusnya minta maaf ke lo, maafin gue karna gue udah ngebentak lo kemarin, dan juga udah kasar ke lo. Gue emosi sesaat kemarin. Maafin gue juga ya, gue emang awalnya gak setuju papa nikah lagi, tapi sekarang gue bakal nyoba buat nerima na. Gue gamau egois, cuma karna gue papa jadi nikah dan gak jadi bahagia"

"Jadi sebagai saudara tiri gue yang baru, lo dilarang untuk yang namanya lemah! Kalo lo ditindas dan di bentak kaya gue bentak lo, lo harus lawan. Ngerti?"

Anna mengangguk,Alea tersenyum lalu memeluk Anna. Mungkin sejak awal harusnya Alea tidak menaruh benci pada Anna hanya gara-gara Sean. Anna juga ikut tersenyum dan membalas pelukan Alea, ia bahagia karna Alea tidak membencinya lagi sekarang.

***

"Jadi lo udah baikan gitu sama Anna??"
Andrean dan Alea duduk di kantin sembari menikmati makanan yang mereka pesan. Alea juga menceritakan soal kejadian dirinya dan Anna ke Andrean.

"Iya. Lagipula untuk apa juga gue marah sama Anna, gaada gunanya. Dulu gue emang gasuka Anna karna dia sok deket sama Sean, tapi sekarang udah engga"

"Kenapa engga?"

"Ya karna Sean bukan lagi orang yang gue suka"

"Emang siapa orang yang lo suka sekarang??" Andrean mendekatkan sedikit wajahnya ke Alea. Dengan wajah jailnya, Andrean menggoda Alea.

"Gaada"

Mendengar jawaban Alea membuat senyum Andrean memudar, Andrean melipat kedua tangannya lalu menatap Alea dengan bibirnya yang di manyunkan.

"Bercanda Dean. Orang yang gue suka itu kan lo"

"Lo siapa?"

"Dean"

"Dean siapa?"

"Andrean"

"Andrean si-"

"Nanya sekali lagi gue pukul lo" Andrean terkekeh, sungguh senang rasanya menjahili Alea.

"Lea, habis ujian selesai, apa lo mau ikut gue?"

"Kemana??"

"Ketemu sama seseorang yang spesial dalam hidup gue"

Alea bertanya-tanya, siapakah orang spesial yang di katakan Andrean. Rasa cemburu Alea rasakan di hatinya, Alea cemburu. Namun Alea tidak mau berpikiran tidak-tidak dulu kepada Andrean.

Setelah menghabiskan makanan, mereka berdua menuju ke perpustakaan. Hari ini rencananya Alea ingin mengajak Andrean untuk belajar di perpus. Karna Alea tau nilai Andrean sangat rendah di kelasnya. Alea ingin membantu Andrean untuk menaikkan nilainya walaupun sedikit.

Mereka berdua telah berada di perpus, perpus di penuhi dengan orang-orang rajin dan pintar. Alea dan Andrean duduk di pojok perpus, mereka tidak mau berkumpul dengan orang-orang pintar itu. Bukannya tidak suka, namun ada sedikit rasa insecure jika dekat dengan orang orang pintar.

Disana Alea mempelajari beberapa materi pelajaran, tidak lupa Alea juga mengajari Andrean walaupun mereka beda jurusan. Andrean sangat menyimak dengan apa yang Alea ajarkan, kini tekad Andrean adalah mendapatkan peringkat 10 besar di kelas. Andrean melakukan itu demi Alea dan juga orang istimewa di hidup Andrean itu.

***

Sepulang sekolah Alea dan Andrean kembali pulang bersama. Kini mereka duduk di halaman rumah Alea, sembari belajar dan menikmati cemilan yang ada.

"Sekarang hari jumat, dan tiga hari lagi kita bakal ujian. Jadi gue pengen kita fokus belajar biar bisa dapet nilai yang yahh.. Lumayan tinggi lah" ujar Alea.

"Gue bakal fokus belajar kok, asalkan yang ngajarin gue itu lo hehe"

"Kalo itu mah gue sanggup kok ngajarin lo, tapi gue mau lo gak kerja dulu untuk sementara waktu ini, sampek ujian selesai.  Gue pengen lo fokus belajar untuk ujian nanti"

"Kalo itu gabisa Lea, gue gabisa gak kerja" Andrean agak menekuk wajahnya, Alea dengan jelas dapat melihat Andrean yang seperti memiliki suatu masalah yang ia pendam. Alea memegang punggung tangan Andrean, Alea sangat ingin Andrean menceritakan semua masalah yang ia miliki.

"Dean, kalo lo ada masalah, jangan ragu bilang sama gue. Gue sebisa mungkin bakal bantuin lo" Andrean tersenyum, lalu mengelus rambut Alea.

"Gue takut kalo gue bilang ini ke lo, lo bakal ngejauh dari gue karna masalalu gue Lea"

"Dean kenapa lo mikir gitu si, seburuk apapun masalalu lo, gue bakal nerima semuanya"

Andrean menggigit bibir bagian bawahnya, ia gugup. Menceritakan tentang hidupnya pada Alea sangat sulit baginya.

"Gue.. Gue.." Andrean sangat gugup, ucapannya terus terpotong-potong.

"Udah gapapa, kalo lo emang belum siap cerita sama gue, gue gak bakal maksa kok. Tapi kalo lo udah siap, dengan senang hati gue bakal dengerin semua cerita lo, Dean"

"Thanks Lea.. Dan sorry, gue bener-bener belum siap"

Mereka sudah tidak membicarakan masalah Andrean lagi, mereka kini melanjutkan belajar. Terdengar pintu pagar Alea Terbuka, lalu terdengar langkah kaki yang menuju ke arah mereka. Alea dan Andrean menoleh bersamaan.

"Mama?!"




A L E ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang