Chapter 23: Bertemu.

30 5 2
                                    

Sean berjalan dengan langkah cepat, ia mencari keberadaan Alea. Tadi setelah Lena memberitahu Sean bahwa Alea mencari Andrean, ia langsung bergegas mencari Alea.

Sean sudah mencari Alea ke kelas Andrean, namun bukan Alea yang ia temui melainkan ia malah mendengar omongan-omongan siswi yang ada disana soal Alea dan Andrean. Soal Alea yang memanggil Andrean dengan kata 'Sayang'.

Sean kembali mencari keberadaan Alea, tapi ia malah menemukan Devan yang berada sendiri di belakang sekolah. Sean menghampiri Devan, wajah Devan menunjukkan ekspresi sedih dan kesal.

"Ngapain lo sendirian disini?" tanya Sean pada Devan. Devan menghela nafas pelan "Lagi nenangin diri" jawabnya.

"Nenangin diri apa maksud lo?"

"Lo tau kan Lena dulu suka sama gue, dan dia juga sempat nembak gue dulu dan dengan bodohnya gue nolak dia. Gue malah nyari Amanda, karna gue pikir gue suka sama dia. Tapi gue salah, orang yang gue suka itu sebenernya Lena bukan Amanda. Gue belum sadar akan perasaan gue ke Lena, mungkin karna kita temenan. Dan sekarang gue nyesel, dan Lena sekarang sama Putra"

"Gue bener-bener nyesel, Sean" Devan menunduk, hatinya benar-benar hancur. Tapi menurutnya ia memang pantas mendapatkan semua ini

Sean jadi berpikir, kisah Devan itu hampir sama dengan kisah dirinya dan Alea. Namun Sean tidak tau ia menyukai Alea atau menyukai Anna.

"Sean lo tau kan Alea suka sama lo?" Sean mengangguk. "Jadi gue saranin sama lo, mending lo sekarang harus sadar akan perasaan lo sama Alea. Karna menurut gue, lo itu sebenrnya suka sama Alea, tapi lo nya yang gak peka sama seperti gue dulu. Gue gamau lo nyesel, sama kayak gue sekarang"

Sean mencerna semua perkataan Devan tadi. Mungkin yang di katakan oleh Devan ada benarnya. Sebenernya ia menyukai Alea, tapi ia tidak sadar akan perasaannya itu. Kini Sean kembali berjalan dan mencari keberadaan Alea.

***

Alea berjalan beriringan bersama Andrean. Jari kelingking mereka saling berpegangan, mereka berdua masih malu-malu untuk berpegangan tangan.

Alea berpikir apakah dirinya yang sekarang tengah berpacaran dengan Andrean atau tidak. Andrean hanya menyebut kalimat 'Lo milik gue' bukan 'Lo pacar gue' yang membuat Alea bingung.

Di depan kelas Alea, mereka berdua melepaskan pegangan jari kelingking. Dan kini mereka saling memandang satu sama lain. "Masuk gih" ujar Andrean. Alea tersenyum lalu dengan perlahan masuk ke kelasnya. Tak lupa ia melambaikan tangan ke arah Andrean. Andrean menahan tawa, tingkah Alea benar-benar lucu baginya.

Selang beberapa menit Sean datang, ia langsung menghampiri Alea yang sedang duduk di bangkunya. "Lea" panggil Sean. Alea melihat ke arah Sean, wajah Sean di penuhi dengan keringat yang bercucuran. Seperti orang yang habis berolahraga.

"Kenapa kamu keringetan gitu?" tanya Alea

"Aku daritadi nyari kamu Lea. Aku mau ngomong hal penting sama kamu"

"Hal penting apa? Soal yang kemarin?" Sean mengangguk. Alea sudah tau jika Sean akan membahas hal kemarin lagi dengannya. Maka dari itu Alea sudah siap untuk menjawab apa saja pertanyaan yang Sean berikan.

Mereka berdua duduk di taman sekolah, sembari menikmati udara segar. Sean gugup untuk bertanya pada Alea. Terlebih lagi ia masih memikirkan soal pernyataan cinta dari Alea.

"Kapan kamu mulai suka sama aku?" tanya Sean, ia sangat penasaran sejak kapan Alea menyukainya.

"Sejak SMP kelas 8 sih"

"Dan kenapa kamu baru bilang sekarang?"

"Awalnya Aku kira kamu bakal peka sama perasaan aku, tapi ternyta enggak. Hari dimana kamu bilang kalau kamu suka sama Anna, di hari itu juga sebenernya aku mau ngungkapin perasaan aku ke kamu. Tapi gajadi, ya karna itu lah.."

A L E ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang