Chapter 11: 1 Mission.

26 5 0
                                    

Hari ini adalah hari sabtu, yang artinya hari ini Alea libur dari sekolah. Alea duduk di sebuah caffe sambil meminum Coffe latte kesukaannya. Hari ini ia janji dengan Andrean untuk membuat sebuah misi.

Tak berapa lama masuk seorang lelaki dengan menggunakan baju berwarna Navy celana jeans hitam dengan topi hitam yang melengkapi. Lelaki itu adalah Andrean.

Andrean menjadi pusat perhatian bagi para wanita di sana. Alea memperhatikan Andrean, menurutnya Andrean memang termasuk orang tampan. Andrean melihat Alea lalu langsung duduk berhadapan dengannya.

"Lo ganteng juga ya" Andrean menaikkan satu alisnya, ia sperti kurang mendengar apa yang di katakan Alea.

"Apa?"

"Haihh, gue bilang lo ganteng juga ya kalo diliat-liat" Andrean tersenyum miring sambil menatap Alea "Lo juga cantik" Alea terdiam, entah kenapa ucapan Andrean menurutnya sangat berdamage.

"Haha baru tau ya" Alea tertawa kecil lalu kembali meminum Coffe lattenya.

"Ngapain lo ngajak gue ketemu?"

"Ya mau ngerencanain Love Mission"

"Di tempat ini?"

"Emang kenapa?"

"Tempat ini terlalu rame. Kalo mau ngerencanain misi itu di tempat yang sunyi. Kalo bisa tempat yang ada papan tulisnya, jadi kita bisa nulis misi kita disana" Alea berpikir, Andrean benar. Tapi dimana tempat yang pas untuk membuat misi?

Lalu Alea terpikirkan satu tempat, yaitu tempat yang sudah tidak lama ia kunjungi.

Alea bersama dengan Andrean tiba di sebuah kabin  kecil dekat danau. Kabin itu adalah milik ayah Alea, yaitu Edy. Alea menatap kabin tersebut, sebuah kenangan muncul di ingatan Alea. Kenangan dimana ia sering menghabiskan waktu bersama Ayah dan juga Ibunya.

Alea menghela nafas, matanya kembali memerah karna menahan air matanya. "Yaudah ayo kita masuk" Alea berjalan duluan dan Andrean mengikutinya dari belakang.

Andrean menatap punggung kecil Alea, sejak sampai disini, Andrean merasa kalau Alea tidak baik-baik saja setelah sampai disini. Andrean juga tau kalau Alea menahan air matanya.

Di dalam, kabin yang jarang atau bahkan tidak pernah di bersihkan, membuat kabin itu berantakan dan di penuhi dengan debu di setiap sudut. "Emang agak berantakan dan berdebu sih, tapi kalo di bersihin pasti bagus"

Mereka berdua kemudian membersihkan kabin tersebut.

Satu jam kemudian..

Andrean duduk di pinggir danau sambil menikmati angin sejuk yang bertiup. Kemudian Alea datang sambil membawa minuman dingin, mereka berdua kelelahan karna satu jam membersihkan kabin.

"Kita istirahat dulu ya, ntar baru lanjut buat misi" Alea meneguk minuman di tangannya itu.

"Lo sering kesini?" tanya Andrean.

"Dulu sering. Tapi sekarang enggak"

"Kenapa gak?"

"Karna gak pengen aja. Yuk lanjut buat misi" Alea berdiri.

"Kalo mau nangis, nangis aja"
Alea mengerutkan alisnya, wajahnya mengisyaratkan 'Apa maksudnya ini?'

"Kalo lo emang sedih dan pengen nangis, ya nangis aja. Gausah di tahan-tahan. Setidaknya kalo lo nangis, semua rasa sesak dan beban lo  bakal berkurang,  ya walaupun sedikit" Andrean tersenyum tipis.

Alea menatap mata sendu ke arah Andrean, lelaki itu sangat peka akan keadaannya. Senyuman Andrean yang tipis itu, menurut Alea adalah senyum yang mengartikan sebuah kepedulian yang dalam.

"Thanks. Tapi gue lagi gak pengen nangis nih haha" Alea tertawa.

Mereka berdua kembali masuk ke dalam kabin, di dalam mereka sudah menyiapkan sebuah papan tulis untuk menulis rencana misi mereka. "Hari ini libur kan?" Andrean mengangguk.

"Jadi menurut gue hari ini Sean pasti bakal ngajarin Anna. Jadi misi kita yang pertama adalah ikut mereka belajar. Kalau kita belajar bareng sama mereka, kita bakal membatasi waktu untuk mereka berdua!"

1 Mission: Ikut Belajar, untuk membatasi waktu mereka berdua.

Alea berdiri di depan rumah Sean, karna ia tau bahwa Sean sebentar lagi akan keluar. Tak berapa lama, Sean keluar dari rumahnya. "Loh Lea? Kamu ngapain berdiri disini?"

Akting mode on.

"Aku nunggu kamu. Aku mau ngajak kamu jalan-jalan. Mumpung kita libur"

"Tapi Lea, aku udah ada janji sama Anna buat belajar bareng"

"Yahh" Alea menunduk sambil memanyunkan bibirnya.

"Gimana kalo kamu ikut aja?" Seperti dugaan Alea, Sean tidak akan tega melihat Alea yang seperti tadi.

"Boleh?"

"Boleh banget" Sean tersenyum.

"Yes. Rencana gue berhasil" batin.

Di tempat Andrean, Andrean sedang menunggu Anna di halte bus. Tak berapa lama Anna datang. Andrean pun mulai dengan misinya.

"Andre? Kok lo disini?" Anna menghampiri Andrean.

"Iya. Gue nunggu lo"

"Nunggu gue?"

"Iya. Rencananya gue mau ngajak lo jalan. Kalo lo gak sibuk"

"Lo ngomongnya mendadak sih. Gue hari ini ada janji sama Sean" Andrean memasang wajah kecewa, yang membuat Anna menjadi tidak tega.

"Mau ikut?"

"Boleh?"
Anna mengangguk sambil tersenyum. Kini rencana Alea dan Andrean berhasil, selanjutnya adalah menjalankan rencana yang lain.

A L E ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang