Andrean duduk di ruang tamu rumah Alea, sedangkan Alea pergi ke kamarnya untuk berganti baju. Andrean melihat ke sekeliling rumah, rumah yang begitu besar itu namun suasana yang sunyi dan sepi dapat Andrean rasakan. Rumah ini memang besar namun tidak ada kehangatan sama sekali di dalam nya.
Andrean bangun, lalu berdiri dan melihat foto-foto yang terpajang di tembok rumah tersebut. Ada foto ibu Alea dan juga Alea. Foto Alea saat masih kecil hingga dewasa. Andrean memperhatikan foto masa kecil Alea, ia seperti tidak familiar saat melihat foto Alea tersebut. Lalu sebuah ingatan masa lalu muncul di ingatan Andrean.
"Jadi Alea anak kecil yang waktu itu?!" Andrean tersenyum lalu mengambil foto Alea tersebut. Ia mengelus-elus foto tersebut, rasa bahagia kini Andrean rasakan.
Lalu Alea turun, Alea melihat Andrean yang memegang fotonya. Alea langsung menghampiri Andrean lalu mengambil foto yang Andrean pegang tadi.
"Ihh jangan di liat-liat. Gue malu.." ujar Alea. Andrean hanya diam, ia menatap Alea sembari tersenyum. Alea dibuat bingung dengan hal itu.
"Lo kenapa Dean?"
Tanpa berkata apapun Andrean langsung memeluk Alea. Andrean memeluk Alea erat, Alea semakin di buat bingung dengan tingkah Andrean tersebut.
"Lo kenapa sih.."
Andrean melepas pelukannya lalu menangkup wajah Alea. Andrean masih tersenyum ke arah Alea.
"Lo inget gak sama anak cowok yang namanya Ryan??"
"Ryan?"
Alea mencoba mengingat-ingat nama Ryan. Alea seperti pernah mendengar nama itu, namun ingatannya samar-samar.
"Gak inget? Hufh.. Ryan anak cowok yang pernah nolong lo waktu lo tersesat di mall. Kalo gak salah waktu itu umur lo masih 6 tahun"
Alea baru teringat, saat umurnya 6 tahun ia pernah tertinggal jauh oleh orang tuanya saat berbelanja ke mall. Saat itu Alea menangis sendirian sembari memeluk kedua kakinya. Lalu datang seorang anak laki-laki yang seumuran dengannya. Anak laki-laki itu menemani Alea dan tidak membiarkan Alea menangis. Anak laki-laki itu juga mengajak Alea ke post security untuk melapor.
"Ohh iya gue baru inget! Bentar.. Lo kok tau gue pernah ilang di mall??"
"Karna anak yang namanya Ryan itu adalah gue Lea"
"Hah??"
Alea terkejut, ia tidak menyangka kalau Andrean adalah Ryan, anak kecil yang pernah menolongnya waktu itu. Alea selama ini selalu mencari keberadaan Ryan, namun tidak kunjung ketemu. Tapi ternyata Ryan sudah ada di depan matanya.
"Tapi kalo lo Ryan, kenapa nama lo bisa Andrean??"
"Ceritanya panjang. Dan juga gue belum siap buat cerita ke lo"
Raut wajah Andrean berubah, yang tadinya bahagia berubah menjadi sedih. Alea baru ingat, ia sama sekali tidak tau cerita masa lalu Andrean atau yang lainnya. Andrean tidak pernah membicarakan soal keluarganya atau masalalunya.
"Jadi lo adalah Ryan?? Orang yang udah nolong gue itu??" Andrean mengangguk. Alea kembali memeluk Andrean, ia akhirnya bisa menemukan orang yang telah menolongnya waktu itu.
Alea melepaskan pelukannya lalu menatap Andrean "Dean, thanks ya! Sejak dulu sampai sekarang lo selalu nolong gue. Gue gatau harus ngebales kebaikannya lo kaya gimana"
"Gak perlu di bales dengan apapun, selalu di samping gue. Itu aja udah cukup untuk gue"
"Kalo soal itu, gak usah di tanyakan deh hahaha"

KAMU SEDANG MEMBACA
A L E A
Teen FictionSelama 12 tahun menjalani persahabatan dengan Sean, Alea diam-diam menyukai Sean. Namun Sean malah menyukai seorang murid baru yang bernama Anna. Kemudian Alea bertemu dengan Andrean, ia juga sudah lama menyukai Anna. Mereka pun sepakat bekerja sam...