Chapter 12: Nyerah? gak dulu.

28 6 4
                                    

Alea, Sean, Andrean, dan Anna duduk di sebuah taman belajar. Sean dan Anna sibuk belajar, sedangkan Alea dan Andrean saling melirik untuk memberi kode.

"Gini bukan caranya?" Anna memperlihatkan buku catatannya kepada Sean. Jarak mereka berdua pun dekat.

Alea yang melihat berdecak kesal "Cih, caper banget"

"Bukan, tapi kaya gini" Sean mulai menulis dan menjelaskannya kepada Anna. Alea di buat kesal, terlebih lagi Andrean yang sibuk bermain game di ponselnya dan melupakan semua misi mereka.

"Anj nyesel gue ngajak ni anak kerja sama"

"Udah ngerti kan sekarang?"

"Iya udah kok" Anna tersenyum.

"Kalian berdua belajar apa?" tanya Alea.

"Kita belajar kimia. Fisika udah kemarin, tinggal biologi aja yang belum" jawab Sean.

Sean kembali mengajarkan Anna, tanpa memperdulikan Alea lagi. Seakan Alea tidak ada di situ. Alea terus memperhatikan Sean, Sean dan Anna benar-benar sudah akrab. Seprti sudah lama kenal. Hal itu membuat Alea merasakan posisinya terdorong sedikit.

Andrean masih sibuk dengan game nya, tapi sejak tadi ia ikut menyaksikan aktivitas orang di dekatnya tersebut. Andrean melihat Alea, rasa kesal dan sakit bisa Andrean lihat dari wajah Alea. Ia benar-benar tidak tega melihat gadis itu sekarang.

"Lea, mau ikut gak?" ujar Andrean yang sudah berdiri dari duduknya.

"Kemana?"

"Beli minum. Gue haus nih" Alea memasang wajah bingung, membeli minuman bukan bagian dari rencananya.

Alea berdiri namun di tahan Sean. "Biar aku aja yang beli. Kamu sama Anna tunggu disini" Alea mengangguk pelan, kemudian Sean berjalan pergi bersama Andrean.

Kini tersisa Alea dan Anna. Alea benar-benar tidak tau harus bicara apa kepada Anna, namun ia juga malas jika harus berbicara dengan Anna.

"Kamu udah berapa lama temenan sama Sean?" Tanya Anna. Wajahnya menunjukkan keramahan.

Kepo banget nih orang

"Bukan temenan tapi sahabatan" ketus Alea.

"Hehe iya itu maksudnya"

"Kenapa lo pengen tau?"

"Karna kamu kayaknya deket banget sama Sean"

Alea tersenyum miring, ingin rasanya ia biacara bahwa ia sudah dekat dengan Sean sejak lahir. Tapi nyatanya ia bersahabat dengan Sean sejak umurnya 7 tahun.

"Gue sama Sean udah sahabatan selama 12 tahun. Dan gaada yang bisa gantiin posisi gue di hidup Sean" Senang rasanya setelah Alea mengucapkan kata-kata tersebut, namun respon dari Anna hanyalah "Ohh gitu. Berarti kalian bestfriend banget dong"

Di tempat Sean dan Andrean, mereka berdua berjalan beriringan namun tak saling bicara satu sama lain. Sean ingin berbicara, namun Andrean sibuk bermain ponsel tanpa memperdulikan Sean.

"Nama lo Andrean kan?"

"Kalo udah tau ngapain nanya" jawab Andrean dengan masih sibuk dengan ponselnya.

"Kapan lo kenal Lea?"

"Gatau. Lupa" 

"Kalo lo cuma mau ngasi pengaruh buruk ke Lea, mending lo jauhin Lea" Andrean memasukkan ponselnya ke saku celananya, kemudian menatap ke arah Sean.

"Lo belum kenal sama gue, tapi lo langsung menyimpulkan kalo gue adalah orang yang buruk. Lucu banget lo" Andrean tersenyum miring.

"Faktanya emang kaya gitu kan? Banyak orang yang bilang kalo lo suka bolos dan suka ngelanggar aturan. Bahkan lo juga hampir di keluarin dari sekolah lo dulu dan masih banyak lagi hal buruk tentang lo"

A L E ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang