C1

3.2K 119 11
                                    

*Awooooo*

Gonggongan serigala terdengar menggelegar dimalam hari yang gelap, terlihat seorang pemuda berdiri didepan sebuah rumah yang sudah terbengkalai.

"Sialan si bagas, kenapa hukumannya harus begini dia seharusnya tau aku takut kalau soal begini", ia bergidik melihat suasana rumah tersebut.

(Kilas balik Pov.mc)

*Kring*kring*kring*

Sebuah bunyi yang paling benci, terdengar sangat keras untuk membangunkan dari tidurku yang sangat nyaman.

"Berisik!", Aku menekannya (memukulnya) untuk tidak menggangguku.

*Setelah 15 menit*

"Rei ayo cepat bangun ini sudah siang", suara seorang wanita terdengar dibalik pintu.

"Iya bu sebentar lagi".

"Tidak ada alasan, kau tidak lupa kan hari ini ada ujian, ish anak ini ayo cepat bangun dan mandi ibu sudah siapkan sarapan untukmu".

"Baik bu", dengan terpaksa aku harus bangun yah memang ada ujian hari ini dan aku bergadang hingga larut malam untuk menghapal.

Setelah selesai mengumpulkan nyawa yang tersebar aku bergegas untuk mandi, memakai seragam sma sekolahku, dicermin bisa terlihat seorang pria lembut kurus, dengan rambut hitam, mata coklat, dan wajah yang yah aku bisa bilang cukup feminim tapi masih terlihat jantan (androgini).

Segera turun menuju ruang makan, setelah menuruni tangga aku bisa melihat ibuku yang sedang menyiapkan makanan, dimeja makan terdapat ibuku versi muda dia adalah adikku kana yang sedang sibuk memainkan ponselnya, aku dan dia berbeda umur 2 tahun, kami berada di sekolah yang sama hanya beda tingkat aku tahun ketiga sedangkan dia tahun pertama.

Ibuku dan adiku merupakan wanita yang cantik, meskipun ibuku sudah berumur tapi dia masih memiliki pesonanya, sedangkan adiku sedang dalam masa pertumbuhan. 

Untuk ayahku dia sudah lama meninggal saat aku baru saja lulus dari sekolah dasar, ayah adalah orang yang tegas dan berwibawa, dia mengajarkanku untuk meniadi pria yang bertanggung jawab dan menjadi pemimpin yang baik, hingga diakhir hayatnya dia berpesan untukku agar menjadi pria yang akan kujaga selamanya.

"Selamat pagi bu, kana", aku menyapanya seperti yang biasa kulakukan setiap hari.

""Selamat pagi rei/kak"", mereka menjawab secara bersamaan.

Aku menuju dapur untuk membantu ibu menyiapkan makanan dimeja.

"Ayo cepat makan kalian, sebentar lagi bagas akan datang", ibu kembali untuk membereskan dapur.

"Iya bu, Selamat makan", aku berdoa dan segera menyantapnya dengan segera.

*Ting*

Setelah selesai makan terdengar sebuah bel.

"Bu, kupikir bagas sudah datang kami akan berangkat", aku segera menyiapkan tasku, dan tak lupa mencium tangan ibuku.

"Iya, hati hati kalian berdua".

""Baik bu"", kami menjawab secara bersama.

Kami menuju pintu untuk menemui bagas yang sudah menunggu, saat kubuka pintu terdapat seorang pemuda seumuran denganku dengan seragam yang sama.

"Yo, pagi rei, kana", dia berkata dengan riang.

"Yah pagi".

"Pagi kak bagas", adikku merespon dengan semangat dan saat kulirik aku bisa melihat pipinya sedikit memerah.

Aku sadar adikku kemungkinan menyukainya, tapi tidak wahai adikku aku tidak akan menyetujuinya, orang itu yah dengan terpaksa kuakui memang pria tampan, tapi kau tidak mengetahui dibalik wajah tampan ada banyak wanita yang jadi korban dan aku tidak ingin kau jadi salah satunya.

New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang