Pada akhirnya hari libur yang kunantikan dihabiskan untuk merawat Davin, aku tidak menyesal sama sekali, bagaimanapun itu sudah menjadi tanggungjawab yang harus kulakukan, hanya saja ingin istirahat sebentar saja dirumah (╥﹏╥), dan sialnya sekarang harus kembali untuk sekolah.
Davin tidak masuk sekolah dikarenakan kondisinya yang tidak memungkinkan, selama itu juga setiap habis pulang sekolah aku selalu pergi untuk menjenguknya, mengecek perkembangan kondisi dan membantu beberapa kebutuhan yang sulit dilakukan saat kondisinya seperti ini.
Syukurlah setelah beberapa hari berjalan dia akhirnya bisa kembali sekolah, meskipun bisa dibilang belum sembuh total, tapi setidaknya dia bisa melakukan aktivitas seperti biasa, menghindari yang terlalu berat agar bekas luka jahitannya tidak terbuka kembali.
Hari-hari berlalu dengan lancar tanpa ada masalah, si dungu itu tidak berbuat tindakan yang merepotkan, bahkan kami belum berpapasan selama ini, aku juga tidak ingin repot-repot meladeninya, tapi bukan berarti lupa atas kejadian itu, ingin rasanya membalas tapi ini bukan waktunya, tidak untuk sekarang.
Karena sebentar lagi akan UJIAN (º □ º l|l), uwahh sudah lama sejak terakhir kali aku mengikuti ujian, ini adalah sebuah penentuan dimana posisimu berada diantara teman sekelas.
Aku cukup kompetitif dalam hal ini, sebelumnya saat masih disekolah menengah ada Bagas sebagai rival, orang yang selalu ingin kukalahkan, tapi itu adalah kekalahan mutlak, tidak pernah sekalipun aku mendapat nilai diatasnya, bahkan jarak antara kami cukup jauh, meskipun saat ujian terakhir aku mendapat nilai yang bagus tapi tetap saja itu belum cukup.
Sekarang, berada di universitas sangat berbeda dibandingkan sekolah menengah, pelajarannya benar-benar berbeda, ini benar-benar sesuatu hal yang baru untukku.
Mengingat kembali tentang pelajaran, entahlah, sebenarnya apa yang telah ku pelajari selama ini ( ̄▽ ̄), mungkin hanya sedikit yang bisa kuingat, hah memang aku cukup payah dalam belajar.
Ujian akan dilaksanakan minggu depan, masih ada waktu sebelum dimulai, kurasa aku akan belajar untuk mengingat kembali pelajaran yang telah disampaikan oleh guru, dan juga agar nilai ku tidak jelek, tak mengincar puncak, meskipun tentu saja boleh jika bisa, itu pasti akan menjadi peristiwa yang bersejarah, yah yang kuinginkan setidaknya tidak berada diposisi paling bawah.
*...*
Ukh, jam berapa ini, cahaya matahari sudah bersinar terang saat aku bangun, mengumpulkan kesadaran yang tersisa lalu bangkit untuk melihat jam yang berada di samping, waktu menunjukkan pukul 9, sial ini sudah siang.
Semalam aku belajar, ukh tidak, kurasa hanya sebentar, sisanya main game sampai jam 2 setelah dibujuk oleh trio orang itu (;¬_¬), yah cukup sulit untuk fokus saat belajar sendiri, mudah bosan apalagi mengahadapi sesuatu seperti ini.
Dirasa nyawa sudah kembali, segera turun kebawah untuk makan, karena melewatkan sarapan, perutku terasa sangat lapar sekarang.
"Sudah bangun non", sapa Mbak Sarah,
"Saya sudah siapkan makanan dimeja", tambahnya."Baik Mbak, terimakasih", kataku, kemudian langsung pergi menuju meja makan.
Enaknya ada orang yang selalu sedia untuk membantu menyiapkan keperluan, jadi tidak perlu repot-repot buat sendiri.
Lama hidup royal sepertinya agak membuatku sedikit manja, tidak bagus, tapi mau bagaimana lagi, menyenangkan hidup seperti ini, yah nikmati saja hidup ( ˘▽˘)っ♨, daripada mempermasalahkan hal itu, lebih baik sekarang aku makan
uwahh seperti biasa, terlihat sangat enak, kalau begitu, selamat makan.
*...*
Dalam beberapa menit semua makanan sudah pindah ke perutku, bersandar di sandaran kursi untuk membiarkan makanan turun terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life
General FictionRei seorang anak sma biasa, ia mempunyai sahabat dekat yang sudah ia anggap sebagai saudara. Suatu hari mereka mengadakan taruhan dan rei kalah sehingga ia mendapat hukuman untuk bermalam dirumah angker yang sudah terbengkalai selama berabad-abad. S...