Pagi hari aku dibangunkan oleh suara alarm yang berdering, melihat jam menunjukkan pukul set 6, karena terbiasa bangun siang hari, cukup berat bagiku untuk bangun, jadi selama beberapa menit hanya berbaring ditempat tidur menunggu mood sambil menatap ke jendela.
Membutuhkan waktu setengah jam bagiku untuk bisa bangun (´ー')y-~~, setelahnya baru pergi untuk mandi, sayang sekali tidak bisa berendam karena waktu yang mepet aku harus buru-buru.
Dilemari sudah disiapkan seragam kampus yang akan digunakan, terdiri dari kemeja putih dengan dasi abu yang terdapat logo di ujungnya , rok span selutut berwarna hitam, terakhir jas almamater berwarna hijau gelap,
"Umm, ini cukup rapi", menatap kagum kepada seorang gadis dengan balutan seragam (●^o^●).Universitas yang aku masuki adalah universitas kedokteran, alasannya dia bilang agar lebih mudah memiliki akses ke darah, yah itu alasan yang konyol, tapi mau bagaimana lagi, aku tidak bisa menolaknya, lagipula aku tidak memiliki keinginan kemana jurusan yang dituju, dulu tujuanku setelah lulus SMA adalah bekerja jadi ini diluar rencana.
Sarapan hari ini hanya roti selai ditemani dengan segelas susu, jika langsung makan makanan berat kemungkinan disana aku akan merasa ngantuk, tidak seperti dirumah suram yang bisa kembali tidur setelah makan,
"hah pagi hari sungguh menyebalkan".Keluar dari gerbang rumah, aku menuju ke depan perumahan, disana terdapat halte bus yang akan langsung menuju kampus, jarak dari sini kesana sekitar 10km, jadi harus menggunakan kendaraan umum, tidak seperti saat SMA yang bisa dengan jalan kaki saja.
Ketika bus datang aku mengernyitkan kening melihat betapa penuh dan sesak didalamnya (ꐦ°᷄д°᷅), sial ini sudah hampir jam 7, dengan terpaksa aku naik meskipun harus berdiri, sekarang aku menyesal tidak langsung bangun tadi.
Didalam bus terdapat orang dengan memakai seragam kantoran dan siswa, beberapa ada yang memakai seragam yang sama denganku, setelah melewati 3 halte akhirnya pemberhentian selanjutnya adalah tujuanku.
Saat turun dari bus aku bisa melihat banyak mahasiswa dengan seragam yang sama berjalan masuk menuju gerbang dengan nama 'Universitas Kedokteran Merdeka'.
Aku juga mulai ikut masuk kesana mengikuti yang lainnya, jalannya terbuat dari batu bata merah dengan pohon berjejer disampingnya, di ujungnya adalah gedung yang memiliki lima tingkat dan membentuk sebuah kotak,
"Woah, ini sangat keren [゚д゚]", biaya untuk masuk disini kemungkinan sangat mahal.Saat berjalan menuju ke gedung aku merasakan tatapan yang tertuju padaku, entah kenapa setiap melewati beberapa orang mereka akan melirik padaku, apa ada sesuatu yang aneh, melihat seorang pria yang sedang menatapku, aku tersenyum padanya dan hendak menanyakan apa ada sesuatu tapi dia malah berbalik kemudian bersorak dengan teman-temannya, dih stres.
Hanya seorang diri disana tanpa ada satupun orang yang kukenal, beberapa orang sudah memiliki kelompok masing-masing, hanya aku dan beberapa siswa lainnya yang hanya bengong sendirian, untungnya kesuraman itu berakhir saat seorang pembimbing menyuruh kita untuk masuk ke auditorium.
Saat memasuki ruang auditorium, itu dipenuhi oleh mahasiswa, beberapa mahasiswa memiliki jas almamater yang berbeda, kali ini adalah acara pembukaan oleh kampus, aku memilih tempat duduk yang dibelakang karena ini pasti akan terasa membosankan.
"Permisi", saat sedang duduk seorang wanita berbicara padaku.
"Ah iya, ada apa?".
"Ini kursi untuk kelas lanjutan, mahasiswa baru berada dibarisan paling depan", sambil menunjuk sekumpulan siswa yang memiliki seragam yang sama denganku.
"Ma-maaf saya tidak memperhatikan", uhhh sialan duduk paling depan merupakan mimpi buruk bagiku.
Acara pembukaan diisi dengan pengenalan kampus, pidato Rektor dan dekan, ucapan dari ketua BEM serta ucapan selamat yang diwakili salah seorang mahasiswa baru, mendengar pidato yang panjang, itu membuatku hampir menguap beberapa kali, namun aku tahan karena itu pasti akan terlihat dari depan ε=ε=(っ* ´□' )っ.
Pembukaan berlangsung selama 4 jam dan sekarang waktunya pembagian kelas yang diurutkan berdasarkan waktu mendaftar, namaku terdaftar dikelas D yang berada diujung lorong lantai 2.
Saat memasuki kelas, ruangan itu sangat ramai oleh hiruk-pikuk siswa yang mengobrol, ada juga sebagian hanya duduk dimejanya, karena tidak ada yang kukenal aku juga mencari mejaku sendiri yang berada di pojok.
Tidak ada yang bisa dilakukan selain berdiam diri disana, aku hanya menatap ke sebuah taman yang berada diluar jendela, sebelum akhirnya seseorang masuk kelas dengan membawa tas koper kecil, segera semua orang duduk ditempatnya masing-masing.
"Baik anak-anak, selamat siang, selamat datang di UKM, perkenalkan nama saya Marhumi, disini saya akan menjadi dosen pembimbing bagi kelas ini, selain itu juga mengajar matkul blok geriatri namun itu akan anda pelajari pada semester 6...", Dia menceritakan beberapa biografi tentang dirinya lebih lanjut,
"Oke, karena kita disini masih baru, alangkah baiknya jika kita mengenal satu sama lain, jadi setiap orang maju ke depan dan perkenalkan diri kalian masing-masing, dimulai dari kamu, silahkan", dia menunjuk orang paling depan.Uwahh perkenalan, apa yang harus aku katakan, pemanggilan terus bergulir dengan cepat hingga selanjutnya adalah diriku, sial aku sangat gugup (>_<)>.
"Selanjutnya", ah itu kode untukku.
Dengan pasti mulai berjalan ke depan, aku bisa merasakan beberapa tatapan yang tertuju langsung padaku seperti yang terjadi tadi pagi.
"Um halo, Nama saya Reina Dee Amon dan orang sering memanggil saya Rei, lahir di sebuah negara di Eropa, 30 November 20xx, saya baru saja sampai disini kemarin, saya suka memasak ketika saya memiliki waktu luang, jika kalian memiliki hobi yang sama dengan saya, saya rasa kita bisa menjadi teman baik, semoga kedepannya kita akan menjadi teman yang akrab", dengan sedikit membungkuk.
"Umm" dosen itu mengangguk,
"Apa ada yang ditanyakan", Seorang pemuda nyentrik mengangkat tangannya,
"Silahkan"."Apa kau punya pacar".
Ehヽ(´ー`)ノ? Kenapa pertanyaannya menuju kesana,
"Tidak, aku tidak punya pacar sama sekali", bahkan tidak pernah berpacaran sekalipun, dulu ketika pertama masuk SMA aku pernah menyatakan cinta pada seorang wanita, tapi itu adalah penolakan langsung, alasannya karena dia ingin lelaki yang kuat yang bisa menjaganya, katanya aku terlalu lembek untuknya, uhh setelah itu aku kena mental dan galau selama beberapa hari, semenjak itu aku takut untuk menyatakan cinta pada seseorang, dan sekarang itu lebih sulit.Semua lelaki disana bersorak mendengar jawaban dariku, beberapa dari mereka berkata 'kita masih memiliki kesempatan', hah apa aku tidak salah dengar, bagaimanapun aku tidak tertarik sedikitpun dengan pria jadi maaf saja.
"Bisakah kita mendapatkan nomor handphone mu?", Pertanyaan lain dari seorang pria berkacamata.
Sial aku lupa membeli sesuatu seperti itu, terlalu lama hidup primitif membuatku lupa sesuatu yang penting untuk orang zaman sekarang, yah kupikir nanti akan membelinya,
"Umm, aku belum memiliki handphone untuk sekarang"."""Eh""", semua orang kaget ketika mendengarnya, yah aku faham itu (;¬_¬).
Kali ini seorang wanita yang mengangkat tangan,
"Apa rambut dan mata merahmu asli, ini pertama kalinya aku melihat sesuatu seperti itu".Ah sekarang aku faham mengapa mereka melirikku, karena aku sedikit berbeda dengan orang lain,
"Ini merupakan faktor genetik yang berasal dari orang tuaku, yah bahkan disana aku sedikit berbeda", uh aku sedikit bersalah harus berbohong seperti ini.Sesi tanya jawab itu berlangsung cukup lama, kakiku pegal karena terlalu lama berdiri, entah kenapa dosen diam saja.
*...*
"Baiklah, untuk hari ini sampai disini, sekarang kalian bisa pulang terlebih dahulu, besok kita akan melanjutkan dengan pengenalan struktur sekolah, terimakasih atas perhatiannya", dosen itu melenggang pergi keluar.
Aku menghela nafas panjang karena akhirnya itu selesai, ah aku ingin pulang tapi sebelum itu aku harus berbelanja terlebih dahulu, banyak barang yang harus dibeli.
Next.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life
General FictionRei seorang anak sma biasa, ia mempunyai sahabat dekat yang sudah ia anggap sebagai saudara. Suatu hari mereka mengadakan taruhan dan rei kalah sehingga ia mendapat hukuman untuk bermalam dirumah angker yang sudah terbengkalai selama berabad-abad. S...