C29

472 42 5
                                    

Masih belum yakin jika itu benar dia, bisa saja dugaan ku salah, aku belum pernah melihat wajahnya sama sekali, mungkin hanya beberapa bagian yang sedikit terlihat dari balik tudung.

Jika diperhatikan dengan baik, jaket biru polos itu sama dengan milik si Hoodie, meskipun banyak diluar sana orang yang memiliki jaket yang sama ( ̄▽ ̄)/.

Entahlah, ini mungkin hanya perasaanku saja, setelah mengikuti si Hoodie belakangan ini, aku punya keyakinan orang itu memiliki nuansa yang sama dengannya, yah ini hanya perasaanku jadi bisa saja salah.

Dengan refleks sembunyi dibalik pohon yang terletak tidak jauh disamping (゚ー゚, , jika itu benar-benar si Hoodie maka dia akan lari segera setelah melihatku.

Memperhatikan dari jauh apa yang sedang terjadi, dia baru saja keluar dari sebuah hotel dengan seseorang yang aku tidak tahu siapa itu, seorang pria dewasa dengan memakai seragam kantoran, apa itu ayahnya?, tapi kurasa umur mereka tidak cocok untuk menjadi seorang ayah dan anak, selain itu apa yang keduanya lakukan ditempat seperti ini.

Mereka tampak mengobrol, aku tidak tau apa yang sedang dibicarakan, terlalu jauh untuk mendengarnya dari sini, pria itu terlihat bahagia sambil kadang-kadang memegang dan mengelus tangannya, kemudian mengeluarkan sesuatu dari saku jas, lembaran uang seratus ribu yang terlihat cukup banyak.

"Ukh ⊙﹏☉, ini tidak mungkin seperti yang kupikirkan kan?", gumam ku saat melihatnya, ini hanya kesimpulan dari apa yang disaksikan, semoga saja bukan seperti itu kejadian yang sebenarnya.

Aku cukup merasa sedih jika wanita menjual diri mereka hanya karena uang, yah aku tidak tau apa yang mereka hadapi sehingga sampai melakukan hal itu, sesulit apapun hidup jangan sampai terjerumus kedalamnya, banyak orang diluar sana yang memiliki hidup lebih sulit, tapi tidak sampai menjual diri mereka.

Bukan merasa sok suci tapi sebisa mungkin aku akan berusaha membantu mereka jika bisa, mungkin itu sesuatu yang cukup munafik untuk dikatakan, karena aku juga tidak tahu bagaimana caranya membantu, tapi setidaknya aku akan berusaha menghalau orang disekitar ku dari perbuatan itu ( ̄ー ̄) .

Tak lama nampak keduanya akan berpisah, mereka berjalan menuju arah masing-masing yang berlawanan, tak ingin kehilangan jejaknya, aku segera berjalan keluar secara perlahan untuk mengikuti.

Dalam perjalanan aku berpapasan dengan pria itu, meliriknya sekilas dia terlihat cukup muda mungkin sekitar umur tiga puluhan, dia juga melirikku lalu memberikan senyuman sambil mengedipkan sebelah mata, ukh ini membuatku sedikit risih (¬▂¬) .

Tak memperdulikan pria itu, aku fokus pada tujuanku untuk mengikuti si Hoodie, dengan perlahan berjalan dari belakang sambil menjaga jarak aman agar tidak ketahuan.

Setelah beberapa saat berjalan lurus melewati beberapa bangunan dia berbelok menuju sebuah jalan, tapi setelah aku sampai dibelokkan itu bukan jalan biasa seperti yang kuduga, melainkan itu adalah jalan sempit.... tidak, itu mungkin hanya sebuah celah yang terbentuk oleh dua gedung tinggi yang bersebelahan.

Terlihat bak sampah yang kotor bahkan beberapa berserakan dibawah, juga ada beberapa orang tinggal di sana, tidur dengan hanya beralaskan kardus bekas, itu membuatku kasihan dan iba kepada mereka (///_-) , inilah kehidupan lain dibalik indahnya gemerlap kota, tidak semua orang bisa menikmati hidup layak yang hanya untuk makan saja masih kesulitan.

Mengesampingkan perasaan itu, aku kembali kepada tujuan untuk terus berjalan mengikutinya, cukup bingung kenapa dia kesini dan itu menambah rasa penasaranku tentangnya.

Melewati jalan itu dengan lancar tanpa ada masalah, kupikir di daerah seperti ini kerap terjadi kejahatan, tapi mereka tidak melakukan apa-apa meskipun terus menatap padaku, yah kebanyakan dari mereka adalah lansia.

New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang