C24

491 42 9
                                    

...

..

.

"Rei".

"Ah iya ada apa", lamunanku terganggu oleh suara panggilan dari Dena,
"Maaf melamun", saat ini pikiranku agak sedikit terganggu.

"Hah kau ini", dia menghela nafas,
"Apa kau sedang memikirkan tentang dia, ini sudah beberapa hari berlalu, kenapa tidak menyerah saja, dia mungkin tidak ingin didekati oleh orang lain".

"Yah itu...", terdengar masuk akal dengan pendapatnya, memang seharusnya berhenti setelah semua yang telah dilakukan, tapi masalahnya adalah,
"Entah kenapa, aku jadi mulai penasaran tentangnya, dia sangat misterius, itu sungguh menganggu pikiranku akhir-akhir ini".

"Memang benar kata Reina", ucap Mikha, menyetujui perkataan ku,
"Dia cukup membuat penasaran, dan kalian juga kan".

Mendengar pertanyaan Mikha, mereka bertiga mengangguk setuju, Oh, ternyata ada juga yang sepemikiran denganku,
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita bersama-sama menangkapnya", ini pasti akan lebih mudah.

""""Tidak"""", mereka menjawab secara bersamaan.

"Saya tidak suka jika mencampuri urusan orang lain", lanjut Novita.

"Benar itu Rei, menangkapnya, memangnya kau pikir apa dia", Dena menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Yah itu ahaha( ̄▽ ̄)", mengusap bagian belakang kepala karena perkataan Dena, memang benar ini mungkin sedikit memaksa.

"Sudah lupakan dulu tentang dia, untuk sekarang, kita lanjutkan makan karena sebentar lagi masuk jam pelajaran", Dena.

Kami lanjut makan sambil membicarakan topik yang lain, aku hanya bisa mendengarkan saja karena pikiranku berenang memikirkan sesuatu yang lain.

Sudah beberapa hari berlalu sejak aku memulai misi berbicara dengan si hodie, dan hasilnya tidak ada kemajuan sama sekali, aku belum pernah sekalipun memiliki kesempatan untuk mengobrol dengannya.

Beberapa upaya sudah dikerahkan untuk bisa mendapatkan kesempatan mendekatinya, mencegat didepan gerbang saat waktu masih pagi sekali namun entah bagaimana dia masih bisa lolos, selalu masuk kelas bertepatan dengan guru meskipun datang di pagi hari entah kemana dia pergi sembunyi, bahkan ketika ada kesempatan kita hampir berpapasan, tanpa disadari dia sudah berjalan menjauh menuju ketiadaan, seakan menangkap lalat dengan tangan kosong, sangat sulit untuk ditangkap.

Kadang terpikir dia seperti orang yang sengaja menghindar, apa aku terlihat seperti biang masalah sampai tidak mau didekati(>д<), padahal hanya melakukan obrolan npc biasa setelah itu selesai, tidak ada lagi yang akan dilakukan.

Terlintas di benakku untuk berhenti melakukan misi mustahil ini, cukup melelahkan mengejar-ngejarnya setiap hari tapi tidak pernah berhasil, yang membuat diriku tetap bersikeras sampai saat ini karena rasa penasaran, tadinya memang hanya ingin meminta maaf saja, namun sekarang, aku sedikit penasaran tentangnya, entah kenapa dia selalu tertutup tidak pernah membukanya sama sekali bahkan saat dikelas sekalipun, dan guru tidak berkata apa-apa tentang itu.

Meskipun berurusan dengan si Hoodie ini merepotkan, tapi yang lebih merepotkan dari ini adalah para pria dari sekolah, mereka terus saja mengganggu ku setiap hari dengan pengakuan cinta bodoh mereka, bahkan mejaku penuh dengan surat-surat yang aku enggan untuk membacanya(¬▂¬).

Ditambah lagi dengan kejadian saat aku bertemu dengan si dungu, ternyata ada orang yang melihat dan merekamnya, vidio itu langsung tersebar ke penjuru sekolah, padahal hanya bertengkar sedikit saja tapi reaksi mereka sungguh berlebihan, hah kurasa apapun yang kulakukan selalu menarik perhatian orang lain.

New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang