C15

745 60 22
                                    

Diruang kantin sekolah kami berlima sedang berkumpul untuk sarapan siang, selama ini Siska dan Novita selalu bersama kami ketika waktunya istirahat, sehingga membuatku lebih kenal bahkan sudah saling bercanda.

Kami berlima duduk dalam satu meja dengan makanan masing-masing, terasa seperti king harem saja bisa dikelilingi wanita seperti ini, tapi bedanya aku wanita juga, jadi apa ini masih terhitung( ̄▽ ̄).

"Eh kalian tau kak Gabi?", Mikha berbicara memulai sebuah topik ketika hendak menyantap makanan.

"Maksud anda yang menjadi ketua basket itu", Kata Novita dengan sopan, dia memegang sebuah roti, cara makan dan bicaranya terlihat seperti seorang bangsawan.

"Iya yang itu, kemarin aku melihatnya bermain ketika sedang berlatih untuk turnamen, hah dia sangat tampan", dia tersenyum dengan malu-malu.

"Yah memang kuakui dia cukup tampan, tapi itu bukan tipeku, dia terlihat seperti orang yang suka mempermainkan wanita, itu bisa terlihat bagaimana seringnya dia gonta-ganti pacar", Dena menanggapi dengan malas .

"Ah itu", Mikha memberikan senyum canggung mendengar perkataan Dena.

"aku lebih suka pria yang berwibawa", (Dena).

"apa seseorang seperti ketua BEM", (Novita).

"Emmm", Dena memejamkan matanya seperti sedang memikirkan sesuatu,
"Yah mungkin dia termasuk".

"Tapi dia kurang menurutku", (Mikha)

"Hahh", Siska menghela nafas panjang sambil menghentakan minumannya ke atas meja,
"Yang kau pikirkan hanya sesuatu seperti itu, yang harus diutamakan dari lelaki haruslah yang kuat, percuma tampan tapi lembek, aku tidak ingin berpacaran dengan orang yang lebih lemah dariku", dia memberikan tatapan jijik.

"Bodoh, aku juga tidak ingin seseorang yang seperti itu, apa kau pikir kak Gabi itu orang yang lembek", Mikha memicingkan mata.

"Mungkin" siska menggendikan bahunya.

"Apa!!!!" (Mikha).

"Dia akan kalah jika bertarung dengan kak Galang", (Siska).

"Hah apa kau gila, dia seorang atlet bela diri, bagaimana mungkin", Mikha berdiri dan menatap tajam kearah Siska.

"Jadi dia lemah" Siska berkata dengan santai.

"Kuh, orang ini", Mikha ingin maju tapi dihentikan oleh Dena.

"Sudah hentikan, kalian seperti anak kecil saja", dia mencoba melerai kedua gadis itu.

"Emm" Novita menganggukan kepala menyetujui pernyataannya,
"Bertengkar hanya karena seorang pria sungguh tindakan yang bodoh, dan juga mau siapapun orang yang kalian sebutkan itu tidak akan sebanding dengan...yahh..ufufufu", dia tersenyum dengan menutupi mulutnya dengan kedua tangan.

"Ah ini lagi", Mikha memutar matanya.

"Yah si fangirl fanatik" Siska memberikan tatapan malas.

"Apa anda bilang!" Novita.

".........".

"......".

"....".

Melihat mereka saling berdebat satu sama lain, dalam diam aku hanya menyantap makananku dengan hikmat sambil menyimak perbincangan mereka≧( ° ° )≦, selama beberapa hari, inilah hal yang setiap hari aku dengarkan, tentang pria, itu sesuatu yang tidak ingin aku dengar, entah kenapa setiap kali mendengar mereka bicara harga diriku merasa hancur, jika saja aku masih seorang lelaki dan mendengarkan sesuatu seperti ini, mungkin itu akan terasa seperti neraka(╥﹏╥).

New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang