Ternyata benar aku memang tidak bisa semangat mengenai sekolah, baru beberapa menit berjalan perasaan malas sudah menyerang, apalagi pelajaran yang membosankan mengenai biologi seperti ini, mana bisa aku fokus jika paham saja tidak(╥﹏╥), apalagi dengan banyaknya informasi yang kudapat, ini seperti sebuah spons yang berusaha menyerap seluruh air laut.
Kadang terpikir apakah aku bisa lulus dari sini, bukan sembarang orang yang bisa menjadi dokter, dibutuhkan kemampuan yang bagus dan otak yang cerdas untuk bisa lulus, sedangkan aku, nilai raport pas-pasan saja sudah bersyukur(T▽T).
Dan apa yang sebenarnya diinginkan tuan Nichole menempatkan ku disini, apa dia ingin aku menjadi seorang dokter atau cuman main-main saja, dia bilang bahwa lebih mudah untuk mendapatkan darah, itu logika yang bodoh, apa dia pikir dengan masuk ke universitas kedokteran semua murid akan diberi pil dan obat-obatan sebagai makanan lalu darah dan infus sebagai minumannya, itu jelas tidak mungkin.
Jika ingin, kenapa tidak ditempatkan di sekolah bisnis saja, kurasa itu lebih baik daripada disini, dulu waktu sekolah menengah aku pernah beberapa kali melakukan cod handphone, jadi aku punya beberapa ilmu dasar dalam bisnis jual beli, tapi disini tidak ada yang ku ketahui sama sekali.
Meskipun begitu, aku tidak bisa berkata apa-apa mengenai ini, bisa keluar dari rumah kosong saja sudah senang, mana ada waktu untuk bernegosiasi mengenai universitas yang dipilih.
Yah nasi sudah menjadi bubur, mengeluh juga tidak ada gunanya, tapi jika dipikirkan baik-baik menjadi dokter tidak terdengar terlalu buruk, malah terlihat keren, jika dibayangkan aku berdiri dengan mengenakan seragam dokter, uwahh pasti akan terlihat lebih cantik...
..
.
Eh( ゚ヮ゚)? apa yang aku pikirkan, kenapa malah senang dengan hal seperti itu, kurasa lebih baik sekarang aku berusaha untuk menyerap pembelajaran (semampunya), daripada memikirkan itu.
*(((bel)))*
Akhirnya selesai juga, kepalaku cukup pusing setelah menyerap informasi yang meluap, kurasa nanti dikantin aku harus banyak makan daging.
"Ayo Rei kita menuju kantin", ajak Dena yang sudah berdiri dari bangkunya.
"Okay, tunggu sebentar", aku ingin bicara dulu deng.......
"Eh???", kemana si Hoodie( ゚д゚!!! ), tiba-tiba saja menghilang entah kemana, apa jangan-jangan dia sudah pergi duluan."Ada apa Rei", Mikha bertanya dengan penasaran, yah mungkin karena melihatku terbengong diam.
Cih padahal niatnya aku ingin bicara sekarang, kenapa dia malah pergi, dan juga bagaimana dia bisa menghilang begitu saja secara misterius tanpa diketahui sama sekali,
"Kalian duluan saja, nanti aku menyusul, dan juga tolong pesankan daging", setelah berkata seperti itu, aku langsung bergegas pergi untuk mencari si Hoodie, jika bisa, pokoknya hari ini aku harus bisa berbicara dengannya, jika terlalu lama kemungkinan bisa lupa.Tapi kemana dia pergi, apa jangan-jangan dia sudah berada dikantin, kupikir aku harus mengeceknya.
*...*
Melihat kesana-kemari mencari disetiap sudut kantin, tidak nampak dia berada disana sama sekali, ini baru saja beberapa menit istirahat, jika dia kesini seharusnya masih ada karena dibutuhkan cukup waktu untuk membeli makanan, kalau tidak ada hanya ada kemungkinan dia tidak kesini sama sekali, lalu kemana ヽ(' Д ')ノ︵ ┻━┻???.
Kurasa aku harus berkeliling sekolah untuk mencarinya berharap dia ada disuatu tempat sekitar sini, masih ada beberapa menit sebelum makan, jika saat waktunya makan belum ketemu juga, terpaksa aku harus berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life
General FictionRei seorang anak sma biasa, ia mempunyai sahabat dekat yang sudah ia anggap sebagai saudara. Suatu hari mereka mengadakan taruhan dan rei kalah sehingga ia mendapat hukuman untuk bermalam dirumah angker yang sudah terbengkalai selama berabad-abad. S...