Setelah liburan akhir pekan selesai, saatnya untuk kembali menjalani kegiatan belajar normal, tidak ada yang spesial ketika waktu libur, hanya dihabiskan dengan istirahat penuh di rumah, rebahan atau sekedar bermain game.
Beres mempersiapkan diri dan sarapan, seperti biasa aku berpamitan pada orang rumah sebelum berangkat, melangkah menuju depan dimana sudah ada jemputan menunggu.
Aku menghampiri dan menyapa Bagas yang sedang berdiri di samping mobil, sebelum kemudian kami berangkat menuju kampus.
Selama dalam perjalanan pikiranku mengembara memikirkan kejadian malam itu, tidak disangka akhirnya bisa mengobrol dengan dia, bahkan sampai bisa berteman (≧▽≦) .
Itu adalah suatu pencapaian besar dalam hidup, aku berteman bukan semata-mata karena merasa kasihan, melainkan benar-benar tulus dari lubuk hati yang paling dalam.
Sejujurnya, dia sedikit mengingatkanku saat masih disekolah dasar, waktu itu aku juga cukup penyendiri, beberapa anak nakal sering membuliku hampir setiap hari, dan yang menjadi alasan kenapa mereka melakukannya cukup aneh ( ̄ー ̄) , itu karena penampilanku.
Bisa dibilang saat kecil aku memang terlihat seperti perempuan, memiliki rambut yang dibiarkan panjang hampir sebahu, ditambah dengan penampilan yang memang terlihat feminim, apalagi anak kecil biasanya cukup sulit dibedakan karena belum melewati masa pubertas.
Tak ayal anak lain salah menganggap diriku sebagai perempuan, meskipun agak menyenangkan mendapatkan perhatian, namun itu cukup merepotkan, oleh karenanya aku memberitahu mereka bahwa sebenarnya aku laki-laki, ada yang terkejut, kagum, ada juga yang kesal dan marah sampai berbalik membuliku karenanya.
Tidak tau kenapa mereka bertindak seperti itu pada awalnya, tapi segera kusadari setelah beberapa tahun tumbuh lebih dewasa, yah kurasa masa kecilku membunuh beberapa mimpi anak lain ( ̄▽ ̄), tapi maaf saja karena aku masih normal.
Untungnya setelah memasuki sekolah menengah, beberapa kesalahan pahaman seperti itu tidak pernah terjadi, aku mulai berpenampilan lebih jantan dibandingkan sebelumnya, meskipun masih terlihat agak feminim.
Tapi masih saja ada orang yang tidak suka dengan penampilanku itu, beberapa orang sering mengganggu dan mengejek, jujur itu membuatku sangat kesal.
Untungnya aku tidak sendiri, ada Bagas yang selalu hadir untuk membantu, disaat orang lain hanya diam saja melihatku diganggu, mungkin karena takut terlibat masalah, dia dengan berani menghadang mereka bahkan sampai melawan balik, jujur itu membuatku tersentuh (┳Д┳).
Masa-masa sekolah mulai terasa membaik selama ada dia di sisiku, gangguan mulai berkurang hingga akhirnya benar-benar berhenti, bahkan aku mulai berteman dengan orang lain.
Terimakasih padanya karena telah membuat hidup lebih menyenangkan, jika dikatakan, dia adalah orang yang paling penting dalam hidupku setelah keluarga.
Oleh karena itu, melihat Kanaya selalu sendirian, membuatku sedikit prihatin dan ingin membantunya untuk mendapatkan teman.
Aku ingin menjadi jembatan agar dia bisa bersosial dengan orang lain, menyendiri bukan hal yang menyenangkan, mungkin bagi sebagian orang iya, tapi terkadang ada suatu hal yang tidak bisa kita lakukan sendirian.
Tidak tau bagaimana perasaannya tentang hal ini, namun saat mengobrol dengannya malam itu, aku menyadari dia orang yang cukup menyenangkan untuk diajak berbicara, mungkin karena sifatnya yang pemalu membuat dia merasa minder untuk berbaur, ditambah lagi mengemban sebuah identitas sebagai vampir pasti cukup sulit.
Tapi tidak apa, aku akan membantunya sebisa mungkin , hanya butuh sedikit dorongan dan dukungan untuk membuatnya benar-benar terbuka, membayangkan Kanaya yang tersenyum bahagia membuatku secara tidak sadar tersenyum, dia pasti akan terlihat sangat menawan, uwahhh (>д<).
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life
General FictionRei seorang anak sma biasa, ia mempunyai sahabat dekat yang sudah ia anggap sebagai saudara. Suatu hari mereka mengadakan taruhan dan rei kalah sehingga ia mendapat hukuman untuk bermalam dirumah angker yang sudah terbengkalai selama berabad-abad. S...