C10

912 82 16
                                    

Alarm pagi berbunyi menandakan hari sudah pagi, tidak seperti sebelumnya kali ini aku langsung bangun meskipun agak susah, karena yah mengubah kebiasaan sedikit sulit, aku langsung mandi, memakai seragam, habis itu pergi untuk sarapan.

Melihat ke lemari es persediaan darah beku sudah menipis, hanya tinggal 2 labu lagi, aku bisa bertahan selama 1 minggu tanpa efek apapun, jadi ini cukup untuk 2 minggu, setelahnya aku harus mencari untuk mengisi ulang persediaan.

Karena masih ada waktu sebelum berangkat, saat sarapan aku bersantai sedikit sambil melihat acara tv, tidak ada yang seru tapi cukup menghibur.

Jam 6:20 aku berangkat ke halte bus depan, tidak seperti sebelumnya disana terdapat beberapa orang yang sedang menunggu juga tapi tidak terlalu banyak, yah mungkin karena kebanyakan orang dari komplek ini punya kendaraan sendiri jadi hanya beberapa yang naik kendaraan umum, apa aku beli mobil juga, sepertinya menyenangkan ( ̄▽ ̄)/,
"Ah tidak", aku menggelengkan kepala mengusir pemikiran itu, kenapa aku menjadi royal seperti ini, cih itu semua gara-gara pria itu.

Tak lama bus datang, syukurlah itu cukup kosong sehingga aku bisa duduk di kursi penumpang, bus kembali maju melewati beberapa halte lagi sebelum tak terasa sudah sampai ke tujuanku, hah sepertinya aku harus terbiasa bangun pagi.

Tiba di kampus aku langsung menuju ke kelas, dan seperti biasa ada beberapa tatapan ketika lewat di kerumunan selama perjalanan, sampai dikelas aku duduk dimeja yang sama seperti kemarin.

""Hai"", datang Dena dan Mikha menyapaku kemudian duduk dimeja kosong yang ada didepan.

"hai juga", aku balas melambai kepada mereka.

"Bagaimana kemarin, apa kau sudah mendapatkan yang kau cari", (Dena)

"Sudah", aku mengeluarkan handphone yang kemarin baru kubeli.

"Wow keren, aku penasaran apa kau dari keluarga kaya" (Mikha)

"Ti-tidak, aku hanya berasal dari keluarga normal", uhh kaya?, semua uang yang kupunya adalah hasil penjualan peti mati seseorang (;¬_¬).

Dena mengeluarkan handphone disakunya,
"bagaimana jika kita bertukar nomor".

"Ah aku juga", (Mikha)

Kami saling bertukar nomor masing-masing, hingga kemudian datang seorang pria yang memakai kacamata dengan rambut hitam acak-acakan, aku ingat dia adalah orang yang menanyakan nomorku.

"Halo Rei", dia menyapa dengan kasual seperti seseorang yang sudah lama kenal.

"Uh ya halo".

"Kenalin namaku Davin", ucapnya, aku hanya mengangguk karena tidak tau apa yang harus dilakukan, jujur saja aku tidak tau satupun nama orang dikelas,
"Karena kita disini adalah orang yang baru bertemu belum mengenal sama sekali, maka dari itu sebagai teman sekelas alangkah baiknya jika kita bisa saling mengenal lebih dekat", hem hem hem hanya terus mengangguk belum mengerti apa yang dia maksud,
"Jadi, bolehkah aku juga meminta nomormu", dia menyodorkan HP-nya padaku.

Ugh (¬▂¬), jadi itu yang dia mau, kenapa harus berbelit-belit hanya untuk meminta nomor saja, aku mengambil handphone miliknya mencantumkan nomorku dan mengembalikan lagi padanya, yah itu hanya sekedar nomor, bahkan mungkin bagus juga bisa menambah pertemanan,
"Ini".

"Yeahh", dia melakukan pose kemenangan,
"Terimakasih Rei", dengan perasaan semangat dia kemudian berbalik kembali ke tempatnya, tak lama setelah dia duduk seluruh pria berkerumun disekitarnya, untuk apa itu aku tidak tau, apa dia orang yang populer?.

Melihat kembali kedua gadis itu hanya tersenyum melihatku,
"Ada apa", mereka hanya terus tersenyum menatapku tanpa meresponnya sama sekali.

Tak lama setelah itu dosen wali datang, seperti yang dikatakan sebelumnya, agenda kegiatan kali ini adalah pengenalan fasilitas dan infrastruktur kampus, seperti anatomical phatology lecture room, biochemistry discussion room, microbiology lab, tutorial room, dan masih banyak lagi, sial dari namanya saja aku sudah merasa pusing, dengan kapasitas otak yang segini, bisakah aku lulus disini (╥﹏╥).

New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang