C20

565 56 9
                                    

*POV.Bagas*

*Kejadian 1 tahun lalu*

Aku hanya bisa menghela nafas panjang ketika melihatnya pergi sambil marah-marah, dasar orang itu sungguh keras kepala, padahal tadi niatnya hanya bercanda saja, yah meskipun begitu ini salahku juga karena membuatnya seperti itu.

Memang tampangnya terlihat lemah bahkan jika dengan sedikit sentuhan saja seperti akan menangis, tapi harga dirinya selangit, kau hina atau pukul beberapa kali pun dia tidak akan menyerah, itulah yang membuatku suka darinya, dia kuat bahkan sejak dulu sudah seperti itu.

Kami bertemu saat waktu sebelum masuk ujian, itu kejadian paling berkesan dalam hidupku, dan sejak itu juga kami sering bermain bersama, bahkan aku merubah kembali sekolah yang kutuju agar sama dengannya, dan selama kami bersama, aku mengenali bahwa dia termasuk orang yang ceroboh, kupikir harga dirinya bisa menjadi senjata makan tuan.

Terkadang jika aku tidak memperhatikannya, dia pasti akan terjebak dalam masalah, seperti bertarung dengan orang yang mengolok-oloknya, atau melakukan hal yang bodoh untuk dilakukan.

Seperti sekarang, tau dia takut dengan sesuatu yang horor, tapi malah sok berani melakukannya karena yah, meskipun begitu terasa menyenangkan bisa bersamanya, jika ada orang yang berani membuat dia celaka, aku tidak akan segan-segan membuat perhitungan dengan orang itu.

Tapi semenjak kami bertemu ada sesuatu yang aneh terjadi padaku, ketika kami sedang bersama aku memiliki perasaan senang tapi dilain sisi juga terasa gugup, semuanya terlihat baru dan menarik, terkadang jika sendirian melamun, tiba-tiba terpikir wajahnya, senyumannya atau bahkan ketika dia marah seperti yang terjadi barusan, melihat tadi dia marah dengan pipinya yang memerah terlihat imut, aku ingin mencubitnya jika bisa, tapi itu akan terlihat aneh.

Kalau dipikir-pikir kembali apa ini normal, kurasa hanya orang yang jatuh cinta yang memiliki perasaan seperti ini, jadi apakah aku..

.....

....

..

Uwah tidak-tidak, tidak mungkin aku menyukai si Reihan, meskipun memang terlihat feminim tapi dia adalah laki-laki, apa mungkin sebenarnya aku ini belok, seketika tubuhku merinding memikirkannya, cepat-cepat membuka handphone mampir kesebuah situs web melihat beberapa wanita cantik, dan yah setelah melihatnya rasa keadilan yang ada pada diriku masih menjulang tinggi, berarti aku masih normal, tapi bagaimana bisa menjelaskan perasaanku sekarang, apa mungkin ini rasa persahabatan kita yang telah lama.

Gahhhh, aku mengusap rambutku acak dengan rasa frustasi, daripada pusing memikirkan orientasiku yang entah bagaimana, lebih baik pulang saja, juga sebentar lagi hampir malam.

*...*

Setelah pulang naik taksi selama beberapa menit, aku tiba disebuah rumah paling besar yang berada dikawasan elit, oh iya si Reihan tidak pernah kesini sama sekali,  aku tidak mengajaknya bukan tanpa alasan, sebenarnya ingin sekali untuk mengajaknya kesini tapi ayahku yang brengsek pasti akan marah, dia adalah tipe orang yang memandang status, dengan tempramen Reihan, dia pasti akan terlibat cekcok dengan ayahku itu, hah, kenapa orang ini harus menjadi ayahku, dan juga mengapa ibu mau menikahi orang ini.

Langsung pergi menuju kamarku untuk beristirahat, dan setelah ini akan bersiap untuk pergi kerumahnya Reihan, sebenarnya aku tidak tega membiarkan dia pergi sendirian, jadi kali ini rencananya aku akan pergi bersamanya.

*...*

Baiklah, semua persiapan sudah selesai, tinggal berangkat saja, mengambil tas yang berisi peralatan yang perlu untuk digunakan, aku berangkat menuju pintu depan.

New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang