C22

565 48 11
                                    

*Chomp*

"hmmm...hmmm.hmmmhmhh"

*Chomp*

Disela-sela makan aku bersenandung ceria menikmati pagi hari, tubuh yang terasa berenergi membuat mood ku juga terpengaruh, tak disangka ternyata darah manusia rasanya sangat enak( ˘▽˘), ditambah lagi lebih bernutrisi, dibandingkan dengan darah hewan yang biasanya kuminum itu sangat berbeda.

"Apa terjadi sesuatu non, kelihatannya seperti orang yang lagi senang begitu", mbok Yayu.

"Tentu saja mbok, sekarang kan hari senin, akhirnya aku bisa kembali sekolah", sambil memberikan senyuman, ini tidak termasuk berbohong kan, karena memang aku sedang bersemangat sekarang.

"...", Dia hanya menatapku tanpa ekspresi.

Apa?,
"Kenapa mbok diam saja?", apa ada yang salah dengan perkataan ku.

"Ah tidak non, hanya sulit menerima bahwa non Reina semangat bersekolah", mbok Yayu menutup mulut menghalangi tawanya.

"Muuu\(~o~)/", sangat jahat, apa aku semalas itu sampai tidak dipercaya.

*...*

Selesai makan aku bersiap untuk berangkat sekolah, berpamitan dahulu pada mbok Yayu dan Mbak Sarah yang sedang beres-beres lalu pergi menuju depan, untungnya ini masih pagi, jadi kuharap tidak akan terlalu penuh saat dihalte.

Sesaat sebelum keluar dari gerbang rumah, pandanganku tertuju pada mobil yang berhenti tepat didepan gerbang, sebuah mobil mercy hitam yang tentu saja aku aku tau siapa pemiliknya, sedang apa dia disana.

Aku mendekat untuk menghampirinya,
"Yo Bagas, sedang apa kau disini", terlihat dari kaca jendela dia sedang duduk sambil memainkan ponselnya.

"Ah Rei akhirnya kau keluar, ayo sini masuk", dia membuka pintu sebelah mobilnya.

"Ada apa?", mengerutkan kening karena tindakannya yang tiba-tiba, baru juga keluar dari rumah.

"Hah",  Bagas menghela nafas,
"Tentu saja kita akan berangkat bersama, memangnya apa lagi".

Eh Ini sangat mendadak, kenapa tidak bilang terlebih dahulu sebelumnya,
"Apa tidak merepotkan?".

"Tujuanku lewat depan universitas mu, jadi sekalian saja, dan juga..", tiba-tiba dia terlihat kesal,
"Aku tidak ingin kejadian pelecehan itu terjadi lagi", sambil mengepalkan tangannya.

Ukh(¬▂¬), dia masih saja mengungkit kejadian itu, ayolah ini sudah beberapa hari berlalu, bahkan sampai sekarang aku tidak pernah mengalaminya lagi, dan juga kenapa dia sangat marah, bukankah seharusnya itu aku.

Mengenai ajakannya, karena tidak ada alasan untuk menolak, juga ini lebih cepat daripada harus naik bus, aku langsung naik tanpa ragu duduk disebelah kursi pengemudi, memang cukup nyaman menggunakan mobil pribadi daripada kendaraan umum, tidak harus mengantri atau berdesakan dengan orang lain, ummm kupikir aku harus belajar bagaimana caranya mengemudi.

Bagas langsung menancap gas setelah aku masuk, melaju dengan kecepatan sedang, selama beberapa menit perjalanan kami hanya berdiam diri tanpa ada satupun yang berbicara, uh ini cukup canggung(>д<), aku tidak tau topik apa yang harus dibahas dengannya.

Selama perjalanan aku hanya melihat-lihat pemandangan yang ada diluar jendela, sedangkan di sisi lain, Bagas terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu, wajahnya nampak khawatir membuatku sedikit penasaran.

"Apa ada sesuatu yang ingin kau bicarakan?", Aku memberanikan diri untuk bertanya.

"Eh ah ya itu", dia nampak terlihat bingung,
"Sebenarnya ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, ini sesuatu yang selalu aku pikirkan sejak tadi".

New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang