prolog

28.5K 2K 48
                                    

Seorang anak jalanan kumuh dan kotor, itu tittle nya. Tepat sebelum musim gugur berakhir seorang pria setengah baya datang, menawarkan hidup mewah bergelimang harta. Setidaknya, anak itu pernah berharap mengalami peningkatan gaya hidup. Makan dengan piring dan sendok di meja makan bukan dengan bungkus dan tangan di bawah naungan gang belakang.

Matanya berbinar setelah mendengar seseorang akan mengadopsinya. Benar, itulah yang dia inginkan. Sesuatu seperti sendok emas!

Kasih sayang keluarga. Ini adalah hal utama yang dia inginkan.

"Nah, gadis cilik! Kamu akan tidur disini, segera masuk dan meringkuk ketika hujan datang. Atau kamu akan tersapu air jika banjir datang. Aku akan kembali kesini untuk membawa pulang dirimu!" kata-kata itu yang terakhir ia dengar dari sang ibu ketika dia ditinggalkan sendiri di gang belakang dengan sebuah kotak berukuran sedang.

Ibunya adalah seorang pelacur, meninggalkan anaknya yang baru saja berusia tiga tahun di jalan penuh dengan bandit kecil. Tahun-tahun sebelum itu, ia tinggal bersama ibunya, tapi tidak dirawat dengan baik. Pada akhirnya ia mengalami malnutrisi. Kondisinya bertambah parah dengan hidup sebagai gelandangan. Hal baiknya, ia tidak lagi mengalami pelecehan anak dan kekerasan di sini. Orang-orang di sekitarnya mempunyai kondisi yang sama, kadang mereka juga berebut makanan. Melihat itu, ia hanya diam sambil memandang dengan kosong, mengelus perut yang minta diisi.

"Ayo ikut bersamaku!"

Awalnya ia terkejut mendapati seseorang yang datang sambil mengulurkan tangan membawa sepaket makanan. Dengan diiming-imingi berbagai hal akhirnya ia ikut dan menurut pulang kerumah pria paruh baya itu.

Hal utama yang dia pikirkan adalah disambut hangat oleh seluruh penghuni rumah itu. Para pelayan berdiri berjejeran di depan rumah dengan membungkuk hormat, bermain diatas rumput hijau yang hangat. Atau berjalan di atas karpet merah dengan tangga berkelok.

Itu hanya delusi dirinya saja. Nyatanya, dia hanya mendapat tatapan tajam yang menusuk. Harapan yang selalu didambakan tidak pernah terjadi. Bahkan pria yang tidak terlihat tua itu berubah drastis sikapnya setelah tiga hari ia menetap di rumah besar milik keluarga itu.

Tidak ada yang pernah menganggap dirinya nona muda di rumah barunya.

Mereka pikir, dia adalah seorang gadis liar yang bahkan tidak dianggap oleh duke dan kedua tuan muda. Anak kecil itu berusaha dan terus mencoba yang terbaik agar mereka, keluarga barunya melirik barang sebentar saja. Hujan badaipun akan sanggup ia tantang untuk itu semua. Kasih sayang, tatapan hangat, perhatian.

Sampai akhirnya...

"Ayah, apa kau sudah menyiapkan semuanya?" Dua bersaudara dan ayah mereka sedang berada di ruang kerja sang kepala rumah. Mendiskusikan sesuatu. Gadis itu hanya bisa diam membeku setelah kalimat berikutnya terdengar di telinga, "Tentu. Ariana, gadis itu akan segera dijadikan sarana pertukaran jiwa. Api suci biru sudah siap, setelah matahari terbenam akan kulakukan. Jangan lupa untuk datang! Dan segera kalian akan bertemu dengan ibu kalian lagi."

Ariana, si gadis cantik berkulit pucat memiliki netra biru yang indah. Warnanya akan bersinar saat ia menatap cahaya bulan seolah itu adalah kekuatannya. Warna yang sama dengan kekuatan api milik keluarga Duke. Rambut merah mudanya bergerak ketika dia menggeleng sambil menutup mulut. Aliran air mata jatuh dari balik kelopaknya yang sayu.

Apa benar pria itu, ayah akan menggunakan anaknya sebagai tumbal. Tidak! Dia memang bukan ayahnya. Dia hanya pria yang membawa anjing kelaparan. Berharap agar anjing itu menyerahkan diri dan pasrah kepada takdirnya saat sang tuan menginginkan nyawanya!

Gadis itu sadar, bahwa selama ini tidak pernah ada yang menganggapnya hadir di dunia ini. Ibu kandungnya, keluarga barunya bahkan para karyawan di mansion itu...

Ia hanya tikus yang dibawa dari parit kotor. Anak seorang jalang yang tak pernah suci. Seorang yang tidak punya harga di dunia yang luas. Gadis keras kepala yang mengemis perhatian semua orang!

Dia adalah eksistensi yang tidak diharapkan, tidak pernah!

Ariana berlari dari sana. Kakinya akan melangkah, tapi ia tersandung. Tubuhnya menggelinding di lantai menyebabkan bunyi gaduh, suara itu menarik perhatian para baj*ngan kejam di dalam. Ariana bangun mengabaikan gaunnya yang merepotkan, mengangkat tinggi sambil menangis. Sebelum itu, tangannya ditangkap dengan keras oleh seseorang.

"A-ayah!" Ariana melirik takut kepada pria itu. Juga dua pria muda di sampingnya.

"Mau kemana kamu, Bodoh?" Sang duke menyeringai memberikan pertanyaan retoris.

Ariana menggeleng cepat, ingin berteriak. Tindakannya kalah cepat dari pria itu. Mereka menyeret sambil membekap mulutnya.

Sekarang tubuhnya mulai sakit, Duke menanam sihir api biru itu dalam dirinya agar tidak memberontak.

Ketika matahari pulang ke pangkuan-nya. Bulan datang sebagai pengganti...

Seperti Ariana!! Dia bukan matahari di rumah itu. Sebuah buku meramalkan apabila seseorang dengan netra biru datang, dia bisa digunakan untuk pertukaran jiwa. Membangkitkan kembali nyawa yang mati. Membunuh nyawa yang masih menyala.

Ia dijadikan sebuah pengorbanan yang belum tentu kebenarannya.

Tepat saat usia Ariana menginjak delapan belas tahun, disaat hari ulang tahunnya, mereka merayakan kematian dirinya dengan gembira. Tepat sebelum Ariana di lempar kedalam tungku api berukuran besar, dia menatap mereka bertiga dengan pandangan berkaca-kaca. Ketiga pria itu melihat Ariana dengan senyum iblis.

Seluruh tubuhnya panas ketika api itu menyentuh kulit. Pandangannya agak buram. Di sana, Sang ayah dan kedua putranya membaca mantra dengan mata terpejam. Api yang merobek tubuhnya semakin berkibaran, berkobar-kobar. Gadis itu merasa dejavu, ternyata garis takdirnya tidak berubah. Di kehidupan ketiganya, dia tetap menjadi sapi kurban keluarga duke.

Kenapa tuhan begitu jahat padanya. Dia membiarkan Ariana hidup selama delapan belas tahun dengan akhir tragis seperti ini? Benar-benar tidak adil!! Kenapa dia tidak mati kelaparan saja, ketika usianya yang masih balita? Bagaimana tuhan itu memandang dirinya? Apakah Dia memandang Ariana dengan tatapan hina juga seperti semua orang yang dikenalnya. Tapi... Ariana juga berterimakasih kepada tuhan. Mungkin, saat itu Dia memberikan Ariana kesempatan untuk berlari, tapi karena ketidakmampuan dirinya maka ini semua bisa terjadi. Itu lebih baik, karena dia bisa merasakan benci kepada mereka bertiga. Baiklah, mungkin cukup sampai disini garis kehidupannya. Ariana tersenyum sebelum semuanya berakhir. Setidaknya ia sudah berkali-kali merasakan panasnya api sebelum dia dilempar kedalam neraka. Atau mungkin bisa lebih baik jika dia masuk ke surga.

Sudah Ariana putuskan, dia akan bernegosiasi dengan penjaga akhirat untuk memasukannya kedalam surga saja.

°••••••••••••°

Halo para pembaca. Iseng sebenernya bikin book ini karena lapak sebelah nge-stuck.

Kalian tau? Duh saya udah bener-bener bikin chapter lanjutan book lain di draft cuma tiba-tiba ilang sendiri gitu, pengen nangis gan
°^°

Akhirnya untuk menghilangkan 'sakit hati' saya coret-coret book baru dan tara.... inilah jadinya.
Memang cerita reinkarnasi udah biasa ya...

Daripada itu kalian bisa comment dan vote hitung-hitung amal,wkwk. Masukkan sangat diterima baik disini.. so, see ya

worthless daughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang