.....Tiran kejam?...

8.7K 1.1K 23
                                    

Ariana tengah duduk bersender di ranjangnya. Kembali membaca buku yang ia dapat dari toko usang milik pak tua itu. Jelas-jelas saat ia mengambil dari toko, buku tebal itu mempunyai tulisan timbul, tetapi kenapa sekarang tidak ada satupun. Padahal buku lain yang ia bawa dari toko itu, baik-baik saja. Kertasnya masih dipenuhi dengan tulisan, lalu kenapa di buku ini tidak?

Lingkaran sihir muncul di ujung kamar tanpa Ariana sadari. Itu adalah pria misterius bertudung yang ada di kamar Ariana saat itu.

"Hei, gadis kecil! Kau sudah sehat, hm?"

Ariana terlonjak, menjatuhkan bukunya dengan tidak sengaja. Terkejut oleh eksistensi seseorang yang tidak diundang. Ia melihat pria bertudung itu dengan pandangan waspada.

"Siapa kau?" Ariana bergerak mundur sambil melempar buku tebal digenggaman.

"Tenanglah. Ini aku!" Pria itu membuka tudung hitamnya menampilkan wajah tampan dan rambut putih.

"Oh! Si tua bangka bau tanah?" Ariana berkata santai kembali bersender. Ia terlalu malas untuk mengambil kembali buku yang dilemparnya.

"Cih, tidak tahu diri! Setidaknya berterima kasih kepadaku. Jika bukan karena aku, kau tidak akan kembali!" Pria itu mengambil buku di lantai, "Bola-bola cahaya di dunia sihir dan aura." Begitu judulnya.

"Maksudmu?" Ariana bertanya heran.

"Peri kecil yang menuntunmu itu milikku, bocah!"

Ariana mengangguk, ternyata makhluk kecil bersayap dan bersinar itu milik pak tua ini.

"Makasih!" katanya ketus. Bibir pria itu berkedut menahan emosi yang memuncak. "Tapi, bagiamana bisa kau tahu aku sedang sekarat?" Ariana bertanya dengan heran, pria ini aneh dan misterius.

"Karena buku ini terhubung denganku. Aku penasaran saja dengan gadis sepertimu! Aku menanam sihir pengintai di dalam buku ini."

"Kau, baj*ngan!" Ariana menutupi tubuhnya dengan tangan. Menatap ngeri pada pria di sampingnya.

"Hei! Hei! Hentikan pikiran sembronomu itu. Pengintai akan aktif jika kau sedang bahaya saja. Jangan aneh-aneh." Pria itu menyangkal dengan cepat.

Ariana menghela napas lega.

"Sekarang aku penasaran, bentuk aslimu yang iblis, kakek tua, anak kecil atau ini?" tanyanya menunjuk pria itu.

"Tentu saja ini. Bagaimana? Apa kau terpesona?" Pria itu menyugar rambut putihnya, melepas tudung dan jubahnya. Menampilkan dada kekar indah disela kemeja yang tidak diikat.

Sesaat Ariana terpana melihat wujud pria satu ini. Jika keluarga duke adalah si kejam tampan maka pria ini adalah tampan yang tidak terprediksi. Gadis itu sulit untuk menjelaskan deskripsi perawakannya, seperti bukan manusia.

Ia menurunkan pandangan menggeleng kuat.

"Tidak! Kau pria tua!" Tudingnya.

"Panggil aku Willos! Aku baru berusia sembilan puluh tujuh!"

"Benar-benar pak tua bau tanah!" Gadis itu tidak mau kalah.

"Aku semi-elf asalkan kau tahu, usiaku sekarang belum dewasa dan masih tergolong remaja."

Ariana tidak peduli dengan itu semua. Pandangannya menatap Willos tanpa ekspresi. "Apa kau penipu yang menjual buku kosong?"

Pria itu mengernyit, merubah penampilannya menjadi pria kecil berusia dua belas tahun. Kakinya melangkah mendekati Ariana. "Maksudmu buku ini?" tanyanya. Gadis itu mengangguk.

"Tidak ada yang salah! Buku ini memang kosong. Dia mempunyai kekuatan magis di dalamnya, jadi sewaktu-waktu bisa terbuka dan menampilkan sebuah tulisan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pembacanya."

worthless daughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang