Penjahat keji

4.8K 714 5
                                    

Di sebuah ruangan berlantaikan tanah, memiliki pintu besi yang kokoh. Di dalamnya ada rantai besar yang sudah di sihir dan mengikat seseorang dengan pakaian hitam. Di sekujur tubuhnya banyak luka yang hampir mengering sedangkan di sebelah kirinya hanya ada tulang berwarna putih. Wajahnya menunduk seperti kehilangan energi, tangan dan kakinya di ikat. Setiap dia memberontak, ikatan rantai semakin mengekangnya. Saat akan menggunakan sihir, kelima inderanya akan mengalirkan darah dengan rasa sakit yang luar biasa.

Membuatnya lebih memilih untuk mati tapi tidak ada daya.

"Katakan! Apa tujuanmu menggunakan monster hutan untuk menyerang warga desa?" Seorang berpakaian rapih menanyainya sambil duduk di sebuah kursi gading, sangat tidak cocok dengan tempat itu. Di sebelah pria bersurai merah ada seorang algojo dengan cambuk berduri di tangannya menatap lurus dengan wajah tanpa ekspresi, seperti seorang profesional.

"Khu, sampai kapanpun aku tidak akan mengatakannya. Kau pikir dirimu sangat hebat, duke? Padahal rumah milikmu saja bisa dimasuki oleh beberapa anak buahku."

Mata tajam duke membulat sempurna. Ternyata kejadian saat itu juga ada hubungannya dengan penyihir ini. Saat itu, duke mengintrogasi penyusup yang berhasil tertangkap tapi mereka tidak mengatakan apapun. Duke yang saat itu kesal karena tidak mendapat informasi apapun, membunuh mereka dalam sekejap mata.

Mulut penyihir membuka lebar, tertawa keras. Pria bersurai merah itu melirik orang di sampingnya. Dalam sekejap mata, pria di samping duke mengangkat tangan dan mengayunkan cambuknya. Sesaat tawa itu berubah menjadi jeritan pilu. Setelah cambukan ke dua puluh, duke mengangkat tangannya, kembali bersedekap.

"Kutanya untuk kesekian kalinya. Siapa yang menyuruhmu?"

Setelah terengah-engah, penyihir itu menyunggingkan senyum sambil menutup mata. Menengadahkan wajahnya menatap langit-langit penjara. "Duke... duke. Blair Mois Cresius-- nama yang menyebalkan sesuai dengan wajahnya." Ekspresi pria itu mengeras, mengencangkan kepalan tangan. Penyihir terkekeh sebentar sebelum meringis. "Keras kepala, tirani kejam. Bahkan membunuh ayahnya sendiri tanpa meneteskan air mata. Berdiri di atas ribuan mayat yang berdarah tanpa berkedip. Memenangkan perang besar kerajaan pada usia enam belas tahun. Menebas kepala banyak orang. Penjahat keji!" katanya menambah intonasi.

Rahang duke mengeras, sepertinya terlalu sia-sia untuk mendapatkan informasi dari wanita ini. Ia akan beranjak dari sana, tapi langkahnya terhenti sampai mendengar sesuatu yang tak mengenakan.

"Lihat saja, Blair! Setelah aku mendapatkan anak kecil berambut coklat itu, aku akan menyuntiknya dengan suntikan monster. Kekuatanmu akan kalah darinya! Dia akan menjadi iblis. Kau akan kalah! Kalah!" 

Lintasan kemarahan terlihat di wajahnya, rahang duke mengeras. Sebelum berbalik ia menjentikkan jari, selang sepersekian detik, tubuh penyihir itu meronta. Ia merasakan sakit luar biasa pada seluruh badannya. Bagian organ dalam seperti ditarik ulur dengan kencang, kepalanya seperti akan pecah.

"Agh.... K----uh kau p-enjahat keji! Grr~"

"Jangan pernah mencobanya, Sialan!" Duke berujar tanpa menoleh. Aktivasi sihir api miliknya mulai mati. "Cambuk dia sampai pingsan. Setelah itu bangunkan dan kembali lakukan. Jangan berhenti sampai matahari terbenam!" katanya. Algojo itu memandang duke dengan wajah tegang. Bagaimanapun, dia sudah bekerja sepuluh tahun kepadanya. Memang benar jika duke sangat suka berlaku kejam, tapi ini bukankah keterlaluan? Biasanya tersangka akan dicambuk selama seribu kali memakai cambuk biasa, atau sampai terdakwa kelelahan.

"...Bagaimana jika dia mati, Yang mulia?" 

Duke melempar dua buah pil kecil. "Gunakan itu!" katanya dingin.

worthless daughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang