Warna sihir memiliki tujuh aspek, tujuh sinar utama yang masing-masing dengan caranya sendiri memiliki kekuatan mulai yang terendah sampai terkuat.
Kuning, hijau, coklat, biru, merah, ungu, dan amethys. Masing-masing memiliki kekuatan yang berbeda tergantung dengan kepribadian dan keteguhan hati penggunanya. Ada beberapa kasus dimana warna energi sihir yang sama tetapi dengan kekuatan berbeda. Tapi, warna amethys berbeda dari yang lain, ini adalah warna langka. Dia mempunyai keistimewaan karena dapat menggunakan beberapa elemen selain elemen pokok. Intinya, penyihir amethys merupakan gabungan dari beberapa warna sihir dan mempunyai lebih dari satu elemen yang bisa digunakan.
Umumnya, di samping ada energi sihir ada juga warna primer yaitu merah, kuning, biru yang letaknya berdampingan. Bisa dibilang warna primer menyokong kekuatan sihir untuk melakukan sihir sederhana agar tidak terlalu berpacu pada kekuatan sihir utama. Perlu diingat bahwa kekuatan primer dengan energi sihir bisa digunakan, tapi akan mengeluarkan energi yang cukup besar membuat si pengguna akan merasakan panas disekujur tubuhnya atau bahkan pingsan.
Penjelasan membingungkan dari Zavila masih terngiang-ngiang di kepala Ariana. Sudah enam hari lewat sejak ia berlatih dengan wanita itu. Ariana tidak menganggap itu latihan karena Zavila benar-benar keras. Ini penyiksaan! Ariana dituntut untuk mengusai beberapa pengajaran hanya dalam beberapa kali percobaan. Dia juga terkejut dengan Zavila, ternyata wanita bersurai hitam itu pengguna sihir dan aura.
Ibaratnya kejatuhan emas, Ariana belajar sihir dan aura kepada Zavila tanpa susah-susah pergi ke akademi. Wanita tua itu benar-benar luar biasa.
"Anda benar-benar ingin pergi?" Ariana bertanya saat melihat Zavila memakai jubahnya sambil mengunyah daun belantas.
"Yah... masa liburanku sudah selesai. Aku akan kembali bekerja. Ada beberapa masalah yang harus kuselesaikan." Zavila menjawab. "Kau ingin ikut?" lanjutnya.
"Bolehkah?" tanyanya. Ariana bosan hidup di hutan. Dia ingin pergi dari sana tapi tidak tahu tempat-tempat tertentu yang akan dikunjungi. Walaupun Ariana sudah kuat dalam hal pertarungan, ia juga perlu pengalaman yang sebenarnya.
"Tentu. Tapi, kita akan berjalan kaki menuju desa Cyoplish. Kau tahu? Desa yang berada di ujung. Orang-orang bilang tepat di perbatasan desa itu merupakan daerah rawan yang selalu dilintasi monster besar, bahkan ada beberapa prajurit di sana." Mata Ariana berbinar saat mendengarnya. Ia rasa kekuatan sihir miliknya akan diasah ketika dia ada di sana. Bertarung dengan beberapa monster? Benar-benar keren!
"Guru tinggal di sana?"
Zavila menggeleng. "Tidak. Ada beberapa hal yang ingin kubeli di tempat itu sebelum pulang. Setelahnya kita akan berpisah di sana."
"Tenang saja kita tidak melewati itu. Karena tempat yang kita tempati akan sampai di desa setelah berjalan tiga hari. Bisa dibilang daerah rawan itu letaknya setelah desa Cyoplish." lanjutnya mengemas beberapa barang bawaannya.
Mata Ariana meredup. Kehilangan semangatnya. "Tapi guru..."
"Panggil saja Zavila, tidak usah formal begitu." Ariana mengangguk. "Tapi, bibi mengapa anda berlibur di tempat seperti ini?" katanya penasaran.
"Karena aku suka berpetualang, lagipula aku sedang mencari seseorang, tapi sekarang sudah lewat tenggat yang diberikan oleh pria tua itu." Zavila berkata mengangkat tangannya tersenyum senang.
Ariana terpana, "Bibi sangat cantik jika tersenyum!" Ia berbicara tanpa mendengarkan perkataan wanita itu.
Zavila menanggalkan senyumnya dengan berdehem. Melangkah maju tergesa-gesa. "Ayo cepat!"
"Tunggu bibi!!" Ariana tidak sengaja menginjak jubah kebesaran miliknya. Ia hilang keseimbangan, hampir terjatuh. Langkahnya sigap mengeluarkan sihir angin membuat dirinya terangkat sebelum wajahnya menghantam tanah. Ia kembali berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
worthless daughter
Fantasy[COMPLETED] Aku berharap semuanya berjalan sesuai dengan tujuan awalku untuk mengisi kekosongan dalam ruh dan jiwaku. [Bukan novel terjemahan] Start :14 Agustus 2021 Finish:15 Oktober 2021 Prekuel, start : 31 Oktober 2021 Finish : _